Selasa, 06 Mei 2014

DASAR ILMU TANAH 4

LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR – DASAR ILMU TANAH
ACARA IV
PENGAMATAN TANAH DENGAN INDRA

logo_UNSOED.jpg
Oleh:
                                    Nama               : Fitri Marlinda Sari
                                    NIM                : A1C112003
                                    Rombongan     : 8
                                    Asisten            : 1. Wefindria Afifah
  2. Nova Margareth
  3. Kristia D.A
  4. Reza Rizky T

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
2013


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Warna Tanah
        Warna tanah sangat  membantu para petani dan ahli – ahli tanah. Warna tanah yang bervariasi dapat digambarkan sebgai petunjuk tentang sifat – sifat tanah. Warna tanah merupakan ciri tanah yang paling jelas dan mudah ditentukan di lapang. Kandungan bahan organik, kondisi drainase dan aerasi adalah sifat – sifat tanah yang berkaitan dengan warna tanah. Para peneliti banyak pula menggunakan warna tanah sebagai batuan dalam klasifikasi tanah mencirikan perbedaan horizon – horizon tanah, atas dasar warnanya yang muncul sebagai akibat gaya – gaya aktif dalam proses pembentukan tanah. Secara umum dapat dikatakan bahwa pengaruh pada keseimbangan panas dan kelembaban tanah. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman, aktivitas mikroorganisme dan struktur tanah. Mineral – mineral yang terdapat dalam jumlah tertentu dalam tanah kebanyakan berwarna agak terang. Sebagai akibatnya, tanah – tanah itu berwarna agak kelabu terang, jika terdiri dari mineral – mineral serupa itu yang sedikit mengalami perubahan kimiawi.
Tekstur Tanah
        Tektur tanah adalah perbandingan relatif ( dalam persen ) fraksi – fraksi pasir, debu, dan liat. Tekstur tanah penting kita ketahui, oleh karena komposisi ketiga fraksi butir – butir tanah tersebut akan menentuan sifat – sifat fisika, fisika – kimia, dan kimia tanah. Sebagai contoh, besarnya lapangan pertukaran dari ion – ion didalam tanah sangat ditentukan oleh tekstur tanah. Jika beberapa contoh tanah ditetapkan atau dianalisa di laboratorium, maka hasilnya selalu memperlihatkan bahwa tanah itu mengandung partikel – partikel yang beraneka ragam ukurannya, ada yang berukuran koloid, sangat halus, halus, kasar dan sangat kasar. Ada tiga macam tekstur tanah utama yaitu tekstur pasir, lempung dan liat. Tanah diatakan pasir jika kandungan pasirnya >70%, sedangkan tanah liat jika liatnya >35%. Dan dikatakan bertekstur lempung jika tidak memenuhi kedua syarat di atas. Partikel – partikel yang ada dalam tanah dibagi kedalam kelompok – kelmpok atas dasar ukuran diameternya tanpa memandang komposisi kimia, warna, berat, atau sifat yang lainnya.
Sturktur Tanah
        Istilah tekstur digunakan untuk menyatakan komposisi fraksi pasir, debu, dan liat. Akan tetapi apabila partikel – partikel ini tersusun menjadi agregat – agregat, maka istilah struktur digunakan. Pada dasarnya yang dinamakan struktur tanah adalah penyusunan ( arrangment ) partikel – partikel tanah primer seperti pasir, debu, dan liat membentuk agregat – agregat yang satu dengan yang lainnya dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Agregat yang terbentuk secara natural disebut ped, sedangkan istilah lain yang sering meragukan dengan ped adalah konkresi. Fragment berarti ped yang pecah, konkresi terbentuk dalam tanah akibat presipitasi garam – garam terlarut dan sering terbentuk akibat fluktuasi yang besar dari permukaan air tanah.
Konsistensi
Konsistensi tanah ialah istilah yang berkaitan sangat erat dengan kandungan air yang menunjukan manifestasi gaya - gaya fisika yakni kohesi dan adhesi yang bekerja didalam tanah pada kandungan air yang berbeda – beda. Setiap materi tanah mempunyai konsistensi yaitu baik bila massa tanah itu besar atau kecil ( sedikit ), dalam keadaan ilmiah ataupun sangat terganggu, berbentuk agregat atau tanpa struktur, maupun dalam keadaan lembab atau yang kering. Walaupun konsistensi tanah dan struktur tanah berhubungan erat satu sama lain, struktur tanah menyangkut bentuk, ukuran, dan pendefinisian agregat alamiah yang merupakan hasil dari keragaman gaya tarikan didalam massa tanah, sebaliknya konsistensi meliputi kekuatan dan corak dari gaya – gaya tersebut. Konsistensi tanah tergantung pada tekstur, sifat, dan jumlah koloid – koloid inorganik dan organik, struktur dan terutam kandungan air tanah. Dengan berkurangnya kandungan air, umumnya tanah – tanah akan kehilangan sifat melekatnya dan plastianya dan dapat menjadi gembur dan lunak dan akhirnya jika kering menjadi keras.
A.                 Tujuan
Warna Tanah
        Menetapkan warna dasar berbagai jenis tanah dengan menggunakan buku Munsell Soil Color Chart. 
Konsistensi
        Menetapkan konsistensi berbagai jenis tanah dalam keadaan basah, lembab, dan kering.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi tempat tumbuh berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara, secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi ( senyawa porganik dan anorganik sederhana dan unsure-unsur esensial seperti N, P,K,Ca, Mg, S, CU, Zn, Fe, Mn, B, Cl dan lain-lain ), dan secara biologis berfungsi sebagai habitat biota ( organisme ) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif ( pemacu tumbuh, proteksi ) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktifitas tanah untuk mengehasilkan biomassa dan produksi baik tanaman pangan, obat-obatan, industry perkebunan, maupun kehutanan ( Kemas A.H. 2007).
Fungsi utama tanah sebagai media tumbuh adalah sebagai tempat akar mencari ruang untuk berpenetrasi baik secara lateral atau horizontal dan vertikal. Hal ini tergantung pada ruang pori-pori yang terbentuk diantara partikel-partikel tanah. Tesktur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi relatif antara fraksi pasir (diameter 0,20 - 2,00 mm), debu (0,002 – 0,20 mm) dan liat (diameter < 2,00 mm). Di dalam pengklasifikasian tekstur tanah terdapat sistem USDA dan sistem internasional (Hanafiah, 2007).
Tekstur tanah mempunyai hubungan yang dekat dengan kemampuan tanah mengikat lengas, udara tanah dan hara tanah. Tekstur tanah juga mempengaruhi ruang pergerakan tanaman konsistensi dan keterolahan tanah. Selain tu, juga berpengaruh pada tingkat kesuburan tanah, yaitu pada:
a.Tanaman Pasiran: laju peresapan air baik, kapasitas menahan air  tinggi,aerasi kurang baik, kapasitas adsorbsi rendah baik dalam akar dan mudah diolah.
b.Tanah Lempungan: drainase buruk, kapasitas mengikat air tinggi,kandunganhara tinggi, penyerapan air tinggi, kurang baik untuk sistem perakaran dan sistem olahan.
c.Tanah Debuan: mempunyai sifat antara lempung dan pasir (Rasliman,2009).
Warna tanah merupakan: (1) sebagai indikator dari bahan induk untuk tanah yang beru berkembang, (2) indikator kondisi iklim untuk tanah yang sudah berkembang lanjut, dan (3) indikator kesuburan tanah atau kapasitas produktivitas lahan. Secara umum dikatakan bahwa: makin gelap tanah berarti makin tinggi produktivitasnya, selain ada berbagai pengecualian, namun secara berurutan sebagai berikut: putih, kuning, kelabu, merah, coklat-kekelabuan, coklat-kemerahan, coklat, dan hitam. Kondisi ini merupakan integrasi dari pengaruh: (1) kandungan bahan organik yang berwarna gelap, makin tinggi kandungan bahan organik suatu tanah maka tanah tersebut akan berwarna makin gelap, (2) intensitas pelindihan (pencucian dari horison bagian atas ke horison bagian bawah dalam tanah) dari ion-ion hara pada tanah tersebut, makin intensif proses pelindihan menyebabkan warna tanah menjadi lebih terang, seperti pada horison eluviasi, dan (3) kandungan kuarsa yang tinggi menyebabkan tanah berwarna lebih terang (Hanafiah,2005).
Warna tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap. Sedangkan dilapisan bawah, dimana kandungan bahan organik umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam tanah. Di daerah berdrainase buruk, yaitu di daerah yang selalu tergenang air, seluruh tanah berwarna abu-abu karena senyawa Fe terdapat dalam kondisi reduksi (Fe2+). Pada tanah yang berdrainase baik, yaitu tanah yang tidak pernah terendam air, Fe terdapat dalam keadaan oksidasi (Fe3+) misalnya dalam senyawa Fe2O3 (hematit) yang berwarna merah, atau Fe2O3. 3 H2O (limonit) yang berwarna kuning cokelat. Sedangkan pada tanah yang kadang-kadang basah dan kadang-kadang kering, maka selain berwarna abu-abu (daerah yang tereduksi) didapat pula becak-becak karatan merah atau kuning, yaitu di tempat-tempat dimana udara dapat masuk, sehingga terjadi oksidasi besi ditempat tersebut. Keberadaan jenis mineral kwarsa dapat menyebabkan warna tanah menjadi lebih terang (Hardjowigeno,1992).
Sasaran pokok cara kerja dalam penetapan tekstur tanah adalah dengan penentuan agihan ukuran dan jarak penyusun fase padat tanah, yaitu dengan menguji suatu media utuh tanah diantara muka ibu jari dan telunjuk, serta memperhatikan rasa tanah dan sifat yang murni (Purwowidodo, 2006).
Faktor-faktor fisik tanah yang dipengaruhi oleh tekstur tanah adalah konsistensi, kadar air, organisme, perakaran, dan pengolahan (Indra, 2007).
Tingkat perkembangan struktur ditentukan berdasar atas kemantapan atau ketahanan bentuk struktur tanah tersebut terhadap takanan. Ketahanan struktur tanah dibedakan menjadi (1) tingkat perkembangan lemah (butir-butir struktur tanah mudah hancur), (2) tingkat perkembangan sedang (butir-butir struktur tanah agak sukar hancur, dan (3) tingkat perkembangan kuat (butir-butir struktur tanah sukar hancur). Tanah-tanah permukaan yang banyak mengandung humus biasanya mempunyai tingkat perkembangan yang kuat (Hardjowigeno, 2007). 


BAB III
METODE KERJA


A.                Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah buku Munsell Soil Color Chart, botol semprot, cawan porselin, dan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan adalah aquades dan beberapa jenis tanah.
B.Cara Kerja
1.  Warna Tanah :
·    Diambil sedikit tanah gumpal yang lembab secukupnyan ( permukaan tidak mengkilap).
·    Diletakkan dibawah lubang kertas buku Munsell Soil Color Chart.
·    Dicatat notasi warna ( hue, value, chroma ) dan nama warna, pengamatan warna tidak boleh terkena cahaya matahari langsung.
2.  Tekstur Tanah :
·    Diambil sebongkah tanah kira – kira sebesar kelereng.
·    Dibasahi dengan air hingga tanah dapat ditekan.
·    Contoh tanah dipijit kemudian dibuat benang dan sambil dirasakan kasar halusnya tanah. Jika:
a)  Bentukan benang mudah hancur dan membentuk pita panjang, maka besar kemungkinan teksturnya liat.
b) Mudah patah, kemungkinan teksturnya lempung berliat.
c)  Tidak terbentuk benang, kemungkinan lempung atau pasir. Jika terasa lembut dan licin, berarti lempung berdebu; terasa kasar : lempung berpasir.
3.  Struktur Tanah :
·    Diambil sebongkah tanah dari horison tanah.
·    Dipecah dengan cara menekan dengan jari atau dengan dijatuhkan dari ketinggian tertentu, sehingga bongkah tanah akan pecah secara alami.
·    Pecahan tersebut menjadi agregat mikro (ped) yang merupakan kelas struktur tanah, kemudian diamati struktur dari tanah tersebut.
4.  Konsistensi :
·    Contoh tanah dalam berbagai kandungan air diamati dengan cara dipijit dengan ibu jari dan telunjuk.
·    Pengamatan dimulai pada kondisi kering, lembab, dan basah dengan cara menambahkan air pada contoh tanahnya. 
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.                Hasil Pengamatan
a.  Warna dan Tekstur
No.
Jenis tanah
Warna tanah
Tekstur tanah
Notasi warna
Nama warna
1
Ultisol
5 Y
4/8
Yellowish red
Lempung berpasir
2
Andisol
10 YR 3/6
Dark Yellowish Brown
Lempung berdebu
3
Entisol
10 YR 3/4
Dark Yellowish Brown
Lempung berliat
4
Vertisol
5 YR 3/1
Very Dark Gray
Lempung liatberdebu
5
Inceptisol
7,5 YR 3/4
Dark Brown
Lempung berpasir

b.  Struktur Tanah
No
Jenis tanah
Struktur tanah
Tipe
Kelas
Derajat
1
Ultisol
Gumpal
(C)
Kasar
3=
Kuat
2
Andisol
Tiang
(VF)
Sangat Halus
2=
Cukupan
3
Entisol
Lempeng
(VC)
Sangat Kasar
2=
Cukupan
4
Vertisol
Lempeng
(VF)
Sangat Halus
3=
 Kuat
5
Inceptisol
Lempeng
(VC)
Sangat Kasar
1=
 Lemah


c.  Konsistensi
No
Jenis tanah
Konsistensi basah
Konsistensi lembab
Konsistensi kering
Kelekatan
Keliatan
1
Ultisol
(ss)
Sligtly sticky
(vp)
VeryPlastic
(vt)
Very firm
(vh)
Very hard
2
Andisol
(so)
Non sticky
(po)
Non plastic
(t)
Firm
(sh)
Slightly hard
3
Entisol
(s)
Sticky
(po)
Non plastic
(vt)
Very firm
(sh)Slightly hard
4
Vertisol
(vs)
Very sticky
(ps)
Slightly plastic
(vt)
Very firm
(eh)
Extremely hard
5
Inseptisol
(so)
non sticky
(po)
non plastic
(l)
Loose
(sh)
Slightly hard

B.Pembahasan
Warna tanah adalah sifat morfologi tanah yang paling mudah dibedakan. Warna tanah merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah. Warna hitam menunjukkan kandungan bahan organic yang tinggi. Warna merah menunjukkan adanya oksidasi besi bebas ( tanah terosidasi ). Warna abu – abu kebiruan menunjukkan adanya reduksi. Hubungan warnah tanah dengan kandungan bahan organic di daerah tropika banyak yang tidak sesuai dengan apa yang ditemukan di Amerika atau Eropa. Tanah – tanah merah di Indonesia banyak mengandung bahan organic lebih dari satu persen, sama dengan kandungan bahan organic tanah hitam di daerah –  daerah beriklim sedang. Tanah – tanah hitam di Indonesia mengandung banyak bahan organic yang jumlahnya tidak banyak berbeda dengan tanah – tanah merah(Hardjowigeno,1993).
Penetapan warna tanah digunakan Munsell Soil Colour Chart,yaitu:
1.  HUE : warna dominan sesuai panjang gelombang, dimulai warna merah (5R) dan warna paling kuning (5Y), untuk tanah tereduksi (gley) yaitu 5G, 5GY, 5GB dan N (netral).
2.  VALUE : merupakan kartu warna ke arah vertikal yang menunjukan warna tua-muda atau hitam-putih, ditulis di belakang nilai HUE.
3.  CHROMA : merupakan kartu warna yang disusun horisontal yang menunjukan intensitas cahaya.
Adapun fungsi dari Warna tanah adalah sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap. Sedangkan dilapisan bawah, dimana kandungan bahan organik umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam tanah.
Sifat fisik yang paling jelas dan yang paling mudah ditentukan adalah warna tanah dimana warna  tanah dapat digunakan untuk ;
1.      Menaksir tingkat kesuburan
2.      Menentukan Jenis dan kadar BO
3.      Keadaan aerasi dan draenasi
4.      Tingkat perkembangan tanah
Ø Intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor berikut:
1.      Jenis mineral dan jumlahnya.
2.      Kandungan bahan organik tanah.
3.      Kadar air tanah dan tingkat hidratasi.
Tanah yang mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur, kuarsa dapat menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan beragam warna dari putih sampai merah. Hematit dapat menyebabkan warna tanah menjadi merah sampai merah tua. Makin tinggi kandungan bahan organik maka warna tanah makin gelap (kelam) dan sebaliknya makin sedikit kandungan bahan organik tanah maka warna tanah akan tampak lebih terang. Tanah dengan kadar air yang lebih tinggi atau lebih lembab hingga basah menyebabkan warna tanah menjadi lebih gelap (kelam). Sedangkan tingkat hidratasi berkaitan dengan kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang ternyata mengarah ke warna reduksi (gleisasi) yaitu warna kelabu biru hingga kelabu hijau (Madjid, 2009).
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nasional). Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan lain-lain (Hanafiah, 2007).
Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (separat) yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir (sand) (berdiameter 2,00-0,20 mm atau 2000-200 µm, debu (slit) (berdiameter 0,20- 0,002 mm atau 200- 2µm) dan liat (clay) (<2 µm). Berdasarkan kelas teksturnya maka tanah digolongkan menjadi :
a)   Tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir berarti tanah yang mengandung minimal 70% pasir atau bertekstur pasir atau pasir berlempung.
b)   Tanah bertekstur halus atau tanah berliat mengandung minimal 37,5 % liat atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir (3 macam).
c) Tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung(Hanafiah, 2009).
Tekstur tanah menunjukkan kasar atau halusnya suatu tanah. Teristimewa tekstur merupakan perbandingan relatif pasir, debu dan liat atau kelompok partikel dengan ukuran lebih kecil dari kerikil (diameternya kurang dari 2 milimeter). Pada beberapa tanah, kerikil, batu dan batuan induk dari lapisan-lapisan tanah yang ada juga mempengaruhi tekstur dan mempengaruhi penggunaan tanah (Foth, 1995). 
- Faktor Yang Mempengaruhi Tekstur Tanah :
1. Organisme
Sumber bahan organik tanah, Pembentukan humus, Sifat fisika-kimia tanah, Peredaran unsur hara, Perkembangan struktur tanah, Dekomposisi bahan organik.
2. Bahan Induk
Jenis bahan induk akan menentukan sifat fisik  maupun kimawi tanah yang terbentuk secara endodinamomorf, tetapi pengaruhnya menjadi tidak jelas terhadap tanah-tanah yang terbentuk secara ektodinamomorf .
3. Waktu
a. Umur (crondogical)
b. Tingkat perkembangan profil, yaitu : tanah muda, tanah dewasa dan tanah tua
c. Pembentukan tanah : proses alami yang berjalan sangat lambat sekitar 1000-10.000 tahun
d. Berguna untuk perkembangan pengawetan tanah, kecepatan pembentukan tanah rata-rata 1,2 mm per tahun ; kehilangan tanah yang dapat dibiarkan 12,5 ton per hektar per tahun.
e. Penentuan pembentukan tanah (umur) untuk sementara ini hanya dilakukan antar dasar kriteria-krietria botani,zoologi, geologi dan geografi.
4. Topografi
a. komponen topografi, yaitu :
  - Lereng (slope), yaitu sudut permukaan lahan
  - Tinggi (heigh), yaitu berapa tingginya dari sungai
  - Arah (direction), yaitu lereng
b. Lereng ialah jarak vertikal x 100/jarak horizontal
  - Lereng curam (7-15%)
  - Lereng datar (0-5%)
 5. Iklim
Temperatur dan curah hujan adalah unsur iklim yang saling mempengaruhi sifat tanah (Hanafiah, 2007).
Struktur tanah adalah penyusunan (arrangement) partikel-partikel tanah primer seperti pasir, debu dan lempung membentuk agregat-agregat yang satu agregat dengan agregat lainnya dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Struktur horison-horison tanah sering berbeda satu dengan yang lainnya dan merupakan penciri yang penting dari sifat tanah, sama halnya dengan tekstur dan warna tanah. Struktur dapat memodifikasikan pengaruh tekstur dalam hubungannya dengan porositas, tersedianya unsur hara kegiatan jasad hidup dan pertumbuhan. Struktur tanah yang sempurna mampu memperbaiki sistemaerasi dan gerakan air (Bale, 2001).
Tipe-tipe struktur tanah diantaranya adalah pipih (lempeng), prismatik, tiang dangumpal, butiran, dan remah. Tekstur dan struktur tanah keduanya berpengaruh langsungterhadap bentuk, ukuran, dan bagian volume pori-pori tanah. Struktur tanah mengatur keadaan khusus yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman misalnya aerasi, suhu,gerakan larutan tanah, kegiatan mikrobia, dan penetrasi akar ( Koorevaar, 1987).
Konsistensi tanah adalah istilah yang sangat erat kaitannya dengan kandingan air yang menunjukkan manifestasi gaya-gaya fisika yakni kohesi dan adhesi yang berada didalam tanah pada kandungan air yang berbeda-beda. Setiap materi tanah mempunyai konsistensi yang baik bila massa tanah itu besar atau kecil (sedikit), dalam keadaan ilmiahataupun sangat terganggu, terbentuk agregat atau tanpa struktur maupun dalam keadaanlembab atau kering. Sekalipun konsistensi tanah dan struktur berhubungan erat satu samalain, struktur tanah menyangkut bentuk ukuran dan pendefinisian agregat alamiah yangmerupakan hasil dari keragaman gaya tarikan di dalam massa tanah. Sebaliknyakonsistensi meliputi corak dan kekuatan dari gaya-gaya tersebut (Hakim et.al, 1986).
Daya kohesi dan adhesi pada berbagai tingkat kelengasan tanah terhadap tekanandari luar disebut konsistensi tanah. Hal ini diketahui karena mempunyai hubungan eratdengan sistem penggolongan tanah, efisiensi penggunaan air dan sifat perembesan air kedalam tanah dan sifat fisik lainnya (Foth, 1998).
Tanah-tanah yang mempunyai konsistensi baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah oleh karena itu dapat ditemukan dalam keadaan lembab, basahatau kering maka penyifatan konsistensi tanah harus disesuaikan dengan keadaan tanahtersebut. Besarnya adhesi ditentukan oleh tegangan permukaan pada tiap satuan bidangsinggung dan luar bidang singgung. Akibatnya kekuatan adhesi menurun tajam pada keadaan jenuh air, kekuatan adhesi hilang dan tanah berubah menjadi Lumpur (Notohadiprawiro, 2000).
- Faktor-faktor yang mempengaruhi konsistensi tanah ialah (Notohadiprawiro,2000):
1. Kadar air tanah
2.Bahan – bahan penyemen agregattanah
3.Bahan dan ukuran agregat tanah
4.Tingkat agregasi
5.Faktor-faktor penentu struktur tanah(tekstur, macam lempung, dan kadar  bahan organik).
Sifat fisik Ultisol menurut Mohr dan Van Baren (1972) dalam Munir (1996)  dapat dirinci : solum, kedalamannya sedang (moderat 1 sampai 2 meter), warna merah sampai kuning, chroma meningkat dengan bertambahnya kedalaman, tekstur halus pada horison Bt (karena kandungan liat maksimal pada horison ini), struktur pada horison Bt berbentuk Blocky,  konsistensi teguh, cutanliat terjadi pathite banyak ditemukan konkresi.
Tanah Andisol dicirikan sebagai tanah mineral yang mempunyai sifat andik dengan kriteria diantaranya adalah mempunyai berat isi tanah kurang dari 0.9 g/cc sampai kedalaman lebih dari 35 cm dan didominasi bahan amorf dan atau mengandung abu vulkano, abu apung, lapili dan sebangsanya lebih dari 60% sampai kedalaman 35cm atau lebih atau mempunyai pH NaF 1N lebih dari 9.4 (Munir, 1996).
Tanah Entisol mempunyai ciri solumnya berkisar dari dangkal sampai dalam, berwarna kelabu hingga kuning, mempunyai horison (A)-C tetapi batasannya sangat tegas, bertekstur pasir hingga debu ( > 60% ), berstruktur butir tunggal, dan konsistensi gembur serta lepas (Munir, 1996).
Tanah Vertisol memiliki kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa yang tinggi. Reaksi tanah bervariasi dari asam lemah hingga alkaline lemah; nilai pH antara 6,0 sampai 8,0. pH tinggi (8,0-9,0) terjadi pada Vertisol dengan ESP yang tinggi. Vertisol menggambarkan penyebaran tanah-tanah dengan tekstur liat dan mempunyai warna gelap, pH yang relatif tinggi serta kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa yang juga relatif tinggi. Vertisol tersebar luas pada daratan dengan iklim tropis dan subtropis (Munir, 1996).
Tanah Inseptisol memiliki tekstur yang beragam dari kasar hingga halus, tergantung pada tingkat pelapukan bahan induknya. Kesuburan tanahnya rendah, jeluk efektifnya beragam dari dangkal hingga dalam, penyebaran liat ke dalam tanah tidak dapat diukur. Kisaran kadar C-Organik dan Kapasitas Tukar Kation (KTK)  dapat terbentuk hampir di semua tempat, kecuali daerah kering, mulai dari kutub sampai tropika (Munir, 1996).
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data sebagai berikut :
-      Tanah ultisol berada pada notasi warna 5 YR 4/8 yang mempunyai warna Yellowish red dan bertekstur lempung berpasir. Tipe struktur gumpal pada kelas kasar dan derajat kuat (3). Mempunyai kelekatan: agak lekat, keliatan: sangat plastis, konsistensi lembab adalah sangat teguh, konsistensi kering sangat keras.
-     Tanah andisol berada pada notasi warna 10 YR 3/6 yang mempunyai warna Dark yellowish brown dan bertekstur lempung berliat. Tipe struktur tiang pada kelas sangat halus dan derajat cukupan (2). Mempunyai kelekatan: tak lekat, keliatan: tidak plastis, konsistensi lembab adalah teguh, konsistensi kering sangat keras sekali.
-     Tanah entisol berada pada notasi warna 10 YR 3/4 yang mempunyai warna Dark yellowish brown dan bertekstur lempung berliat. Tipe struktur tanah lempeng pada kelas sangat kasar, derajat cukupan (2). Mempunyai kelekatan lekat, keliatan tidak plastis, konsistensi sangat teguh, konsistensi agak keras.
-     Tanah vertisol berada pada notasi warna 5YR 3/1 dan mempunyai warna  Very dark gray dan bertekstur lempung liat berdebu. Tipe struktur lempeng pada kelas sangat halus, derajat kuat (3). Mempunyai kelektan sangat lekat, keliatan agak plastis, konsistensi sangat teguh, konsistensi kering sangat keras sekali.
-    Tanah inceptisol mempunyai ciri- ciri pada notasi warna 10YR 5/6  yang berarti mempunyai warna Yellowish Brown, sementara teksturnya adalah pasir berlempung. Tipe struktur remah padaa klas kasar dan derajat cukupan (2). Mempunyai kelekatan agak lekat, keliatan : plastis, konsistensi lembab adaalah gembur, dan konsistensi keringnya adalah keras.
         Dengan membandingkan hasil pengamatan dan ciri – ciri tanah untuk setiap jenis tanah yang telah di praktikumkan dan di tarik kesimpulan bahwa hasil yang di peroleh mendekati dengan ciri – ciri tanah sesuai literatur, hanya terdapat sedikit perbedaan. Hal ini bisa disebabkan oleh perbedaan tempat tanah tersebut diambil dan perbedaan faktor pembentuk tanah.
        Tujuan mengetahui pengamatan tanah dengan indra adalah untuk  berlatih menentukan berbagai jenis tanah dengan mudah, hanya dengan indra yang manusia punya seperti indra pengliahatan (mata) dan kulit. sehingga dapat digunakan kembali untuk menentukan jenis tanah di lapang dengan mudah dan biaya yang tidak telalu tinggi.
Partikel-partikel primer di dalam tanah tergabung dalam suatu kelompok yang dinamakan sebagai agregat tanah, yang merupakan satuan dasar struktur tanah. Agregat terbentuk diawali dengan suatu mekanisme yang menyatukan partikel-partikel primer membentuk kelompok atau gugus (cluster) dan dilanjutkan dengan adanya sesuatu yang dapat mengikat menjadi lebih kuat (sementasi) (Baver et al, 1972).
Agregat tanah terbentuk karena proses flokulasi dan fragmentasi. Flokulasi terjadi jika partikel tanah yang pada awalnya dalam keadaan terdispersi, kemudian bergabung membentuk agregat. Sedangkan fragmentasi terjadi jika tanah dalam keadaan masif, kemudian terpecah-pecah membentuk agregat yang lebih kecil. Kemper & Rosenau (1986) mengatakan bahwa makin stabil suatu agregat tanah, makin rendah kepekaannya terhadap erosi (erodibilitas tanah). Akar tanaman memberikan konstribusi terhadap kelimpahan bahan organik tanah dan kemantapan agregat tanah secara langsung melalui material akar tersebut dan secara tidak langsung melalui stimulasi aktivitas mikroorganisme di daerah sekitar perakaran (Watt et al., 1993). Adapun agensia organik yang dapat meningkatkan kemantapan agregat tanah ialah produk dekomposisi biomas, eksopolisakarida (EPS) asal bakteri, miselium fungi, dan produk hasil sintesis tanaman.

BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan adalah :
o   Tanah Ultisolmempunyai nama Yellowish  Red, Andisol adalah Dark Yellowish Brown, Entisol adalah Dark Yellowish Brown, Vertisol adalah Very Dark Gray, sedangkan Inceptisol adalah Dark Brown.
o   Sifat fisis tanah tanah tergantung pada jumlah, ukuran, bentuk, susunan dan komposisi mineral dari partikel – partikel tanah.
o   Sifat fisis tanah yang terpenting adalah tekstur, struktur, kerapatan, konsistensi, warna, dan suhu.
  
DAFTAR PUSTAKA

Bale, A. 2001. Ilmu Tanah I . Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada:Yogyakarta.
Baver, L.D. 1961. Soil Physics. John Wiley & Sons Inc: New york.
Foth, H.D. 1988. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press:Yogyakarta.
Hakim, N. Et all. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung :Lampung.
Hanafiah, Kemas A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Pt. Raja Grafindo Persada :Jakarta.
Hardjowigeno, S. 1993. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo : Jakarta.
Indra. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Erlangga. Jakarta.
Kemas A.H. 2007. Klasifikasi Tanah. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Koorevaar, D.,G. Menelik and C. Dirksen. 1987. Element of Soil Physics. Development inSoil Science 13 (Anasir Fisika Tanah – Perkembangan di Dalam Ilmu Tanah 13,Alih Bahasa B.D. Kertonegoro dan S. Soetarmodjo). Jurusan Tanah FakultasPertanian Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta.
Munir, M., 1996. Tanah-Tanah Utama Indonesia. PT. Dunia Pusataka Jaya :Jakarta
Madjid, A. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar Online Fakultas Pertanian Unsri.
Mohr dan Van Baren. 1972. Soil Genesis and Classification.Centre for Agricultural Publivatins and Documentation:USA.
Notohadiprawiro, T. 2000. Tanah dan Lingkungan. Universitas gadjah mada :Yogyakarta.
Poerwowidodo. 1991. Genesa Tanah, Proses Genesa dan Morfologi. Fahutan: Institut Pertanian Bogor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar