DASAR
– DASAR ILMU TANAH
ACARA
IV
PENGAMATAN
TANAH DENGAN INDRA
Oleh:
Nama : Fitri Marlinda Sari
NIM : A1C112003
Rombongan : 8
Asisten : 1. Wefindria Afifah
2. Nova Margareth
3. Kristia D.A
4. Reza Rizky T
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Warna Tanah
Warna tanah sangat
membantu para petani dan ahli – ahli tanah. Warna tanah yang bervariasi
dapat digambarkan sebgai petunjuk tentang sifat – sifat tanah. Warna tanah
merupakan ciri tanah yang paling jelas dan mudah ditentukan di lapang.
Kandungan bahan organik, kondisi drainase dan aerasi adalah sifat – sifat tanah
yang berkaitan dengan warna tanah. Para peneliti banyak pula menggunakan warna
tanah sebagai batuan dalam klasifikasi tanah mencirikan perbedaan horizon –
horizon tanah, atas dasar warnanya yang muncul sebagai akibat gaya – gaya aktif
dalam proses pembentukan tanah. Secara umum dapat dikatakan bahwa pengaruh pada
keseimbangan panas dan kelembaban tanah. Hal ini secara tidak langsung
mempengaruhi pertumbuhan tanaman, aktivitas mikroorganisme dan struktur tanah.
Mineral – mineral yang terdapat dalam jumlah tertentu dalam tanah kebanyakan
berwarna agak terang. Sebagai akibatnya, tanah – tanah itu berwarna agak kelabu
terang, jika terdiri dari mineral – mineral serupa itu yang sedikit mengalami
perubahan kimiawi.
Tekstur Tanah
Tektur tanah adalah perbandingan relatif ( dalam persen )
fraksi – fraksi pasir, debu, dan liat. Tekstur tanah penting kita ketahui, oleh
karena komposisi ketiga fraksi butir – butir tanah tersebut akan menentuan
sifat – sifat fisika, fisika – kimia, dan kimia tanah. Sebagai contoh, besarnya
lapangan pertukaran dari ion – ion didalam tanah sangat ditentukan oleh tekstur
tanah. Jika beberapa contoh tanah ditetapkan atau dianalisa di laboratorium,
maka hasilnya selalu memperlihatkan bahwa tanah itu mengandung partikel –
partikel yang beraneka ragam ukurannya, ada yang berukuran koloid, sangat
halus, halus, kasar dan sangat kasar. Ada tiga macam tekstur tanah utama yaitu
tekstur pasir, lempung dan liat. Tanah diatakan pasir jika kandungan pasirnya
>70%, sedangkan tanah liat jika liatnya >35%. Dan dikatakan bertekstur lempung
jika tidak memenuhi kedua syarat di atas. Partikel – partikel yang ada dalam
tanah dibagi kedalam kelompok – kelmpok atas dasar ukuran diameternya tanpa
memandang komposisi kimia, warna, berat, atau sifat yang lainnya.
Sturktur Tanah
Istilah tekstur digunakan untuk menyatakan komposisi fraksi
pasir, debu, dan liat. Akan tetapi apabila partikel – partikel ini tersusun
menjadi agregat – agregat, maka istilah struktur digunakan. Pada dasarnya yang
dinamakan struktur tanah adalah penyusunan ( arrangment ) partikel – partikel
tanah primer seperti pasir, debu, dan liat membentuk agregat – agregat yang
satu dengan yang lainnya dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Agregat
yang terbentuk secara natural disebut ped,
sedangkan istilah lain yang sering meragukan dengan ped adalah konkresi.
Fragment berarti ped yang pecah, konkresi terbentuk dalam tanah akibat
presipitasi garam – garam terlarut dan sering terbentuk akibat fluktuasi yang
besar dari permukaan air tanah.
Konsistensi
Konsistensi
tanah ialah istilah yang berkaitan sangat erat dengan kandungan air yang
menunjukan manifestasi gaya - gaya fisika yakni kohesi dan adhesi yang bekerja
didalam tanah pada kandungan air yang berbeda – beda. Setiap materi tanah
mempunyai konsistensi yaitu baik bila massa tanah itu besar atau kecil (
sedikit ), dalam keadaan ilmiah ataupun sangat terganggu, berbentuk agregat
atau tanpa struktur, maupun dalam keadaan lembab atau yang kering. Walaupun
konsistensi tanah dan struktur tanah berhubungan erat satu sama lain, struktur
tanah menyangkut bentuk, ukuran, dan pendefinisian agregat alamiah yang
merupakan hasil dari keragaman gaya tarikan didalam massa tanah, sebaliknya
konsistensi meliputi kekuatan dan corak dari gaya – gaya tersebut. Konsistensi
tanah tergantung pada tekstur, sifat, dan jumlah koloid – koloid inorganik dan
organik, struktur dan terutam kandungan air tanah. Dengan berkurangnya
kandungan air, umumnya tanah – tanah akan kehilangan sifat melekatnya dan
plastianya dan dapat menjadi gembur dan lunak dan akhirnya jika kering menjadi
keras.
A.
Tujuan
Warna Tanah
Menetapkan warna dasar berbagai jenis tanah dengan
menggunakan buku Munsell Soil Color Chart.
Konsistensi
Menetapkan konsistensi berbagai jenis tanah dalam keadaan
basah, lembab, dan kering.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Tanah
merupakan lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi tempat tumbuh
berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan penyuplai
kebutuhan air dan udara, secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara
atau nutrisi ( senyawa porganik dan anorganik sederhana dan unsure-unsur
esensial seperti N, P,K,Ca, Mg, S, CU, Zn, Fe, Mn, B, Cl dan lain-lain ), dan
secara biologis berfungsi sebagai habitat biota ( organisme ) yang
berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif ( pemacu
tumbuh, proteksi ) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang
produktifitas tanah untuk mengehasilkan biomassa dan produksi baik tanaman
pangan, obat-obatan, industry perkebunan, maupun kehutanan ( Kemas A.H. 2007).
Fungsi
utama tanah sebagai media tumbuh adalah sebagai tempat akar mencari ruang untuk
berpenetrasi baik secara lateral atau horizontal dan vertikal. Hal ini
tergantung pada ruang pori-pori yang terbentuk diantara partikel-partikel
tanah. Tesktur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah yang
dinyatakan sebagai perbandingan proporsi relatif antara fraksi pasir (diameter
0,20 - 2,00 mm), debu (0,002 – 0,20 mm) dan liat (diameter < 2,00 mm). Di
dalam pengklasifikasian tekstur tanah terdapat sistem USDA dan sistem
internasional (Hanafiah, 2007).
Tekstur
tanah mempunyai hubungan yang dekat dengan kemampuan tanah mengikat lengas,
udara tanah dan hara tanah. Tekstur tanah juga mempengaruhi ruang pergerakan
tanaman konsistensi dan keterolahan tanah. Selain tu, juga berpengaruh pada
tingkat kesuburan tanah, yaitu pada:
a.Tanaman Pasiran: laju
peresapan air baik, kapasitas menahan air
tinggi,aerasi kurang baik, kapasitas adsorbsi rendah baik dalam akar dan
mudah diolah.
b.Tanah Lempungan:
drainase buruk, kapasitas mengikat air tinggi,kandunganhara tinggi, penyerapan
air tinggi, kurang baik untuk sistem perakaran dan sistem olahan.
c.Tanah Debuan:
mempunyai sifat antara lempung dan pasir (Rasliman,2009).
Warna
tanah merupakan: (1) sebagai indikator dari bahan induk untuk tanah yang beru
berkembang, (2) indikator kondisi iklim untuk tanah yang sudah berkembang
lanjut, dan (3) indikator kesuburan tanah atau kapasitas produktivitas lahan.
Secara umum dikatakan bahwa: makin gelap tanah berarti makin tinggi
produktivitasnya, selain ada berbagai pengecualian, namun secara berurutan
sebagai berikut: putih, kuning, kelabu, merah, coklat-kekelabuan,
coklat-kemerahan, coklat, dan hitam. Kondisi ini merupakan integrasi dari
pengaruh: (1) kandungan bahan organik yang berwarna gelap, makin tinggi
kandungan bahan organik suatu tanah maka tanah tersebut akan berwarna makin
gelap, (2) intensitas pelindihan (pencucian dari horison bagian atas ke horison
bagian bawah dalam tanah) dari ion-ion hara pada tanah tersebut, makin intensif
proses pelindihan menyebabkan warna tanah menjadi lebih terang, seperti pada
horison eluviasi, dan (3) kandungan kuarsa yang tinggi menyebabkan tanah
berwarna lebih terang (Hanafiah,2005).
Warna
tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab
perbedaan warna permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan
bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap.
Sedangkan dilapisan bawah, dimana kandungan bahan organik umumnya rendah, warna
tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam tanah. Di
daerah berdrainase buruk, yaitu di daerah yang selalu tergenang air, seluruh
tanah berwarna abu-abu karena senyawa Fe terdapat dalam kondisi reduksi (Fe2+).
Pada tanah yang berdrainase baik, yaitu tanah yang tidak pernah terendam air,
Fe terdapat dalam keadaan oksidasi (Fe3+) misalnya dalam senyawa Fe2O3
(hematit) yang berwarna merah, atau Fe2O3. 3 H2O (limonit) yang berwarna kuning
cokelat. Sedangkan pada tanah yang kadang-kadang basah dan kadang-kadang
kering, maka selain berwarna abu-abu (daerah yang tereduksi) didapat pula
becak-becak karatan merah atau kuning, yaitu di tempat-tempat dimana udara
dapat masuk, sehingga terjadi oksidasi besi ditempat tersebut. Keberadaan jenis
mineral kwarsa dapat menyebabkan warna tanah menjadi lebih terang
(Hardjowigeno,1992).
Sasaran
pokok cara kerja dalam penetapan tekstur tanah adalah dengan penentuan agihan
ukuran dan jarak penyusun fase padat tanah, yaitu dengan menguji suatu media
utuh tanah diantara muka ibu jari dan telunjuk, serta memperhatikan rasa tanah
dan sifat yang murni (Purwowidodo, 2006).
Faktor-faktor
fisik tanah yang dipengaruhi oleh tekstur tanah adalah konsistensi, kadar air,
organisme, perakaran, dan pengolahan (Indra, 2007).
Tingkat
perkembangan struktur ditentukan berdasar atas kemantapan atau ketahanan bentuk
struktur tanah tersebut terhadap takanan. Ketahanan struktur tanah dibedakan
menjadi (1) tingkat perkembangan lemah (butir-butir struktur tanah mudah
hancur), (2) tingkat perkembangan sedang (butir-butir struktur tanah agak sukar
hancur, dan (3) tingkat perkembangan kuat (butir-butir struktur tanah sukar
hancur). Tanah-tanah permukaan yang banyak mengandung humus biasanya mempunyai
tingkat perkembangan yang kuat (Hardjowigeno, 2007).
BAB
III
METODE
KERJA
A.
Alat
dan Bahan
Alat
yang digunakan dalam praktikum ini adalah buku Munsell Soil Color Chart, botol
semprot, cawan porselin, dan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan adalah
aquades dan beberapa jenis tanah.
B.Cara Kerja
1. Warna
Tanah :
·
Diambil sedikit tanah gumpal yang lembab
secukupnyan ( permukaan tidak mengkilap).
·
Diletakkan dibawah lubang kertas buku
Munsell Soil Color Chart.
·
Dicatat notasi warna ( hue, value,
chroma ) dan nama warna, pengamatan warna tidak boleh terkena cahaya matahari
langsung.
2. Tekstur
Tanah :
·
Diambil sebongkah tanah kira – kira
sebesar kelereng.
·
Dibasahi dengan air hingga tanah dapat ditekan.
·
Contoh tanah dipijit kemudian dibuat
benang dan sambil dirasakan kasar halusnya tanah. Jika:
a) Bentukan
benang mudah hancur dan membentuk pita panjang, maka besar kemungkinan teksturnya
liat.
b) Mudah
patah, kemungkinan teksturnya lempung berliat.
c) Tidak
terbentuk benang, kemungkinan lempung atau pasir. Jika terasa lembut dan
licin, berarti lempung berdebu; terasa kasar : lempung berpasir.
3. Struktur
Tanah :
·
Diambil sebongkah tanah dari horison
tanah.
·
Dipecah dengan cara menekan dengan jari
atau dengan dijatuhkan dari ketinggian tertentu, sehingga bongkah tanah akan
pecah secara alami.
·
Pecahan tersebut menjadi agregat mikro
(ped) yang merupakan kelas struktur tanah, kemudian diamati struktur dari tanah
tersebut.
4. Konsistensi
:
·
Contoh tanah dalam berbagai kandungan
air diamati dengan cara dipijit dengan ibu jari dan telunjuk.
·
Pengamatan dimulai pada kondisi kering,
lembab, dan basah dengan cara menambahkan air pada contoh tanahnya.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
a. Warna dan Tekstur
No.
|
Jenis tanah
|
Warna tanah
|
Tekstur tanah
|
|
Notasi warna
|
Nama warna
|
|||
1
|
Ultisol
|
5 Y
4/8
|
Yellowish red
|
Lempung
berpasir
|
2
|
Andisol
|
10 YR 3/6
|
Dark Yellowish Brown
|
Lempung
berdebu
|
3
|
Entisol
|
10 YR 3/4
|
Dark Yellowish Brown
|
Lempung
berliat
|
4
|
Vertisol
|
5 YR 3/1
|
Very Dark Gray
|
Lempung liatberdebu
|
5
|
Inceptisol
|
7,5 YR 3/4
|
Dark Brown
|
Lempung
berpasir
|
b. Struktur Tanah
No
|
Jenis tanah
|
Struktur tanah
|
||
Tipe
|
Kelas
|
Derajat
|
||
1
|
Ultisol
|
Gumpal
|
(C)
Kasar
|
3=
Kuat
|
2
|
Andisol
|
Tiang
|
(VF)
Sangat Halus
|
2=
Cukupan
|
3
|
Entisol
|
Lempeng
|
(VC)
Sangat Kasar
|
2=
Cukupan
|
4
|
Vertisol
|
Lempeng
|
(VF)
Sangat Halus
|
3=
Kuat
|
5
|
Inceptisol
|
Lempeng
|
(VC)
Sangat Kasar
|
1=
Lemah
|
c. Konsistensi
No
|
Jenis tanah
|
Konsistensi basah
|
Konsistensi lembab
|
Konsistensi kering
|
|
Kelekatan
|
Keliatan
|
||||
1
|
Ultisol
|
(ss)
Sligtly sticky
|
(vp)
VeryPlastic
|
(vt)
Very firm
|
(vh)
Very hard
|
2
|
Andisol
|
(so)
Non sticky
|
(po)
Non plastic
|
(t)
Firm
|
(sh)
Slightly hard
|
3
|
Entisol
|
(s)
Sticky
|
(po)
Non plastic
|
(vt)
Very firm
|
(sh)Slightly hard
|
4
|
Vertisol
|
(vs)
Very sticky
|
(ps)
Slightly plastic
|
(vt)
Very firm
|
(eh)
Extremely hard
|
5
|
Inseptisol
|
(so)
non sticky
|
(po)
non plastic
|
(l)
Loose
|
(sh)
Slightly hard
|
B.Pembahasan
Warna
tanah adalah
sifat morfologi tanah yang paling mudah dibedakan. Warna tanah merupakan
petunjuk untuk beberapa sifat tanah. Warna hitam menunjukkan kandungan bahan
organic yang tinggi. Warna merah menunjukkan adanya oksidasi besi bebas ( tanah
terosidasi ). Warna abu – abu kebiruan menunjukkan adanya reduksi. Hubungan
warnah tanah dengan kandungan bahan organic di daerah tropika banyak yang tidak
sesuai dengan apa yang ditemukan di Amerika atau Eropa. Tanah – tanah merah di
Indonesia banyak mengandung bahan organic lebih dari satu persen, sama dengan
kandungan bahan organic tanah hitam di daerah –
daerah beriklim sedang. Tanah – tanah hitam di Indonesia mengandung
banyak bahan organic yang jumlahnya tidak banyak berbeda dengan tanah – tanah
merah(Hardjowigeno,1993).
Penetapan warna tanah digunakan
Munsell Soil Colour Chart,yaitu:
1. HUE : warna dominan sesuai panjang
gelombang, dimulai warna merah (5R) dan warna paling kuning (5Y), untuk tanah
tereduksi (gley) yaitu 5G, 5GY, 5GB dan N (netral).
2. VALUE : merupakan kartu warna ke
arah vertikal yang menunjukan warna tua-muda atau hitam-putih, ditulis di
belakang nilai HUE.
3. CHROMA : merupakan kartu warna yang
disusun horisontal yang menunjukan intensitas cahaya.
Adapun fungsi dari Warna tanah adalah sebagai penunjuk dari
sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat
dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya
dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan
bahan organik, warna tanah makin gelap. Sedangkan dilapisan bawah, dimana
kandungan bahan organik umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh
bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam tanah.
Sifat fisik yang paling jelas dan yang paling mudah
ditentukan adalah warna tanah dimana warna
tanah dapat digunakan untuk ;
1. Menaksir
tingkat kesuburan
2. Menentukan
Jenis dan kadar BO
3. Keadaan aerasi
dan draenasi
4. Tingkat
perkembangan tanah
Ø Intensitas warna tanah dipengaruhi
tiga faktor berikut:
1.
Jenis mineral dan jumlahnya.
2.
Kandungan bahan organik tanah.
3. Kadar air tanah dan tingkat hidratasi.
Tanah yang mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur,
kuarsa dapat menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar
menyebabkan beragam warna dari putih sampai merah. Hematit dapat menyebabkan
warna tanah menjadi merah sampai merah tua. Makin tinggi kandungan bahan
organik maka warna tanah makin gelap (kelam) dan sebaliknya makin sedikit
kandungan bahan organik tanah maka warna tanah akan tampak lebih terang. Tanah
dengan kadar air yang lebih tinggi atau lebih lembab hingga basah menyebabkan
warna tanah menjadi lebih gelap (kelam). Sedangkan tingkat hidratasi berkaitan
dengan kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang ternyata mengarah ke warna
reduksi (gleisasi) yaitu warna kelabu biru hingga kelabu hijau (Madjid, 2009).
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena
terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang
terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nasional). Keadaan tekstur tanah sangat
berpengaruh terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain seperti struktur
tanah, permeabilitas tanah, porositas dan lain-lain (Hanafiah, 2007).
Tekstur tanah menunjukkan komposisi
partikel penyusun tanah (separat) yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi
(%) relatif antara fraksi pasir (sand)
(berdiameter 2,00-0,20 mm atau 2000-200 µm, debu (slit) (berdiameter 0,20- 0,002 mm atau 200- 2µm) dan liat (clay) (<2 µm). Berdasarkan kelas
teksturnya maka tanah digolongkan menjadi :
a) Tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir berarti tanah
yang mengandung minimal 70% pasir atau bertekstur pasir atau pasir berlempung.
b) Tanah bertekstur halus atau tanah berliat mengandung minimal
37,5 % liat atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir (3 macam).
c) Tanah bertekstur sedang atau
tanah berlempung(Hanafiah, 2009).
Tekstur tanah menunjukkan kasar atau
halusnya suatu tanah. Teristimewa tekstur merupakan perbandingan relatif pasir,
debu dan liat atau kelompok partikel dengan ukuran lebih kecil dari kerikil
(diameternya kurang dari 2 milimeter). Pada beberapa tanah, kerikil, batu dan
batuan induk dari lapisan-lapisan tanah yang ada juga mempengaruhi tekstur dan
mempengaruhi penggunaan tanah (Foth, 1995).
- Faktor Yang Mempengaruhi Tekstur
Tanah :
1. Organisme
Sumber bahan organik tanah,
Pembentukan humus, Sifat fisika-kimia tanah, Peredaran unsur hara, Perkembangan
struktur tanah, Dekomposisi bahan organik.
2. Bahan Induk
Jenis bahan induk akan menentukan
sifat fisik maupun kimawi tanah yang
terbentuk secara endodinamomorf, tetapi pengaruhnya menjadi tidak jelas
terhadap tanah-tanah yang terbentuk secara ektodinamomorf .
3. Waktu
a. Umur (crondogical)
b. Tingkat perkembangan profil,
yaitu : tanah muda, tanah dewasa dan tanah tua
c. Pembentukan tanah : proses alami
yang berjalan sangat lambat sekitar 1000-10.000 tahun
d. Berguna untuk perkembangan
pengawetan tanah, kecepatan pembentukan tanah rata-rata 1,2 mm per tahun ;
kehilangan tanah yang dapat dibiarkan 12,5 ton per hektar per tahun.
e. Penentuan pembentukan tanah
(umur) untuk sementara ini hanya dilakukan antar dasar kriteria-krietria botani,zoologi,
geologi dan geografi.
4. Topografi
a. komponen topografi, yaitu :
- Lereng (slope), yaitu sudut permukaan lahan
- Tinggi (heigh), yaitu berapa tingginya dari sungai
- Arah (direction), yaitu lereng
b. Lereng ialah jarak vertikal x
100/jarak horizontal
- Lereng curam (7-15%)
- Lereng datar (0-5%)
5. Iklim
Temperatur dan curah hujan adalah
unsur iklim yang saling mempengaruhi sifat tanah (Hanafiah, 2007).
Struktur tanah adalah penyusunan (arrangement) partikel-partikel tanah
primer seperti pasir, debu dan lempung membentuk agregat-agregat yang satu
agregat dengan agregat lainnya dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah.
Struktur horison-horison tanah sering berbeda satu dengan yang lainnya dan
merupakan penciri yang penting dari sifat tanah, sama halnya dengan tekstur dan
warna tanah. Struktur dapat memodifikasikan pengaruh tekstur dalam hubungannya
dengan porositas, tersedianya unsur hara kegiatan jasad hidup dan pertumbuhan.
Struktur tanah yang sempurna mampu memperbaiki sistemaerasi dan gerakan air (Bale,
2001).
Tipe-tipe struktur tanah diantaranya
adalah pipih (lempeng), prismatik, tiang dangumpal, butiran, dan remah. Tekstur
dan struktur tanah keduanya berpengaruh langsungterhadap bentuk, ukuran, dan
bagian volume pori-pori tanah. Struktur tanah mengatur keadaan khusus yang
diperlukan bagi pertumbuhan tanaman misalnya aerasi, suhu,gerakan larutan
tanah, kegiatan mikrobia, dan penetrasi akar ( Koorevaar, 1987).
Konsistensi tanah adalah istilah yang sangat erat kaitannya dengan
kandingan air yang menunjukkan manifestasi gaya-gaya fisika yakni kohesi dan
adhesi yang berada didalam tanah pada kandungan air yang berbeda-beda. Setiap
materi tanah mempunyai konsistensi yang baik bila massa tanah itu besar atau
kecil (sedikit), dalam keadaan ilmiahataupun sangat terganggu, terbentuk
agregat atau tanpa struktur maupun dalam keadaanlembab atau kering. Sekalipun
konsistensi tanah dan struktur berhubungan erat satu samalain, struktur tanah
menyangkut bentuk ukuran dan pendefinisian agregat alamiah yangmerupakan hasil
dari keragaman gaya tarikan di dalam massa tanah. Sebaliknyakonsistensi
meliputi corak dan kekuatan dari gaya-gaya tersebut (Hakim et.al, 1986).
Daya kohesi dan adhesi pada berbagai
tingkat kelengasan tanah terhadap tekanandari luar disebut konsistensi tanah.
Hal ini diketahui karena mempunyai hubungan eratdengan sistem penggolongan
tanah, efisiensi penggunaan air dan sifat perembesan air kedalam tanah dan
sifat fisik lainnya (Foth, 1998).
Tanah-tanah
yang mempunyai konsistensi baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada
alat pengolah tanah oleh karena itu dapat ditemukan dalam keadaan lembab,
basahatau kering maka penyifatan konsistensi tanah harus disesuaikan dengan
keadaan tanahtersebut. Besarnya adhesi ditentukan oleh tegangan permukaan pada
tiap satuan bidangsinggung dan luar bidang singgung. Akibatnya kekuatan adhesi
menurun tajam pada keadaan jenuh air, kekuatan adhesi hilang dan tanah berubah
menjadi Lumpur (Notohadiprawiro, 2000).
- Faktor-faktor yang mempengaruhi konsistensi tanah
ialah (Notohadiprawiro,2000):
1. Kadar air tanah
2.Bahan – bahan penyemen agregattanah
3.Bahan dan ukuran agregat tanah
4.Tingkat agregasi
5.Faktor-faktor penentu struktur tanah(tekstur, macam
lempung, dan kadar bahan organik).
Sifat fisik Ultisol menurut Mohr dan Van Baren (1972)
dalam Munir (1996) dapat dirinci :
solum, kedalamannya sedang (moderat 1 sampai 2 meter), warna merah sampai
kuning, chroma meningkat dengan bertambahnya kedalaman, tekstur halus pada
horison Bt (karena kandungan liat maksimal pada horison ini), struktur pada
horison Bt berbentuk Blocky, konsistensi
teguh, cutanliat terjadi pathite banyak ditemukan konkresi.
Tanah Andisol dicirikan sebagai tanah mineral yang
mempunyai sifat andik dengan kriteria diantaranya adalah mempunyai berat isi
tanah kurang dari 0.9 g/cc sampai kedalaman lebih dari 35 cm dan didominasi
bahan amorf dan atau mengandung abu vulkano, abu apung, lapili dan sebangsanya
lebih dari 60% sampai kedalaman 35cm atau lebih atau mempunyai pH NaF 1N lebih
dari 9.4 (Munir, 1996).
Tanah Entisol mempunyai ciri solumnya berkisar dari
dangkal sampai dalam, berwarna kelabu hingga kuning, mempunyai horison (A)-C
tetapi batasannya sangat tegas, bertekstur pasir hingga debu ( > 60% ),
berstruktur butir tunggal, dan konsistensi gembur serta lepas (Munir, 1996).
Tanah Vertisol memiliki kapasitas tukar kation dan
kejenuhan basa yang tinggi. Reaksi tanah bervariasi dari asam lemah hingga
alkaline lemah; nilai pH antara 6,0 sampai 8,0. pH tinggi (8,0-9,0) terjadi
pada Vertisol dengan ESP yang tinggi. Vertisol menggambarkan penyebaran
tanah-tanah dengan tekstur liat dan mempunyai warna gelap, pH yang relatif
tinggi serta kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa yang juga relatif
tinggi. Vertisol tersebar luas pada daratan dengan iklim tropis dan subtropis
(Munir, 1996).
Tanah Inseptisol memiliki tekstur
yang beragam dari kasar hingga halus, tergantung pada tingkat pelapukan bahan
induknya. Kesuburan tanahnya rendah, jeluk efektifnya beragam dari dangkal
hingga dalam, penyebaran liat ke dalam tanah tidak dapat diukur. Kisaran kadar
C-Organik dan Kapasitas Tukar Kation (KTK) dapat terbentuk hampir di
semua tempat, kecuali daerah kering, mulai dari kutub sampai tropika (Munir,
1996).
Berdasarkan
hasil pengamatan diperoleh data sebagai berikut :
- Tanah
ultisol berada pada notasi warna 5 YR 4/8 yang mempunyai warna Yellowish red
dan bertekstur lempung berpasir. Tipe struktur gumpal pada kelas kasar dan
derajat kuat (3). Mempunyai kelekatan: agak lekat, keliatan: sangat plastis,
konsistensi lembab adalah sangat teguh, konsistensi kering sangat keras.
- Tanah
andisol berada pada notasi warna 10 YR 3/6 yang mempunyai warna Dark yellowish brown dan bertekstur lempung
berliat. Tipe struktur tiang pada kelas sangat halus dan derajat cukupan (2).
Mempunyai kelekatan: tak lekat, keliatan: tidak plastis, konsistensi lembab
adalah teguh, konsistensi kering sangat keras sekali.
- Tanah
entisol berada pada notasi warna 10 YR 3/4 yang mempunyai warna Dark yellowish brown dan bertekstur
lempung berliat. Tipe struktur tanah lempeng pada kelas sangat kasar, derajat
cukupan (2). Mempunyai kelekatan lekat, keliatan tidak plastis, konsistensi
sangat teguh, konsistensi agak keras.
- Tanah
vertisol berada pada notasi warna 5YR 3/1 dan mempunyai warna Very
dark gray dan bertekstur lempung liat berdebu. Tipe struktur lempeng pada kelas
sangat halus, derajat kuat (3). Mempunyai kelektan sangat lekat, keliatan agak plastis,
konsistensi sangat teguh, konsistensi kering sangat keras sekali.
- Tanah
inceptisol mempunyai ciri- ciri pada notasi warna 10YR 5/6 yang berarti mempunyai warna Yellowish Brown,
sementara teksturnya adalah pasir berlempung. Tipe struktur remah padaa klas
kasar dan derajat cukupan (2). Mempunyai kelekatan agak lekat, keliatan :
plastis, konsistensi lembab adaalah gembur, dan konsistensi keringnya adalah
keras.
Dengan membandingkan hasil pengamatan
dan ciri – ciri tanah untuk setiap jenis tanah yang telah di praktikumkan dan
di tarik kesimpulan bahwa hasil yang di peroleh mendekati dengan ciri – ciri
tanah sesuai literatur, hanya terdapat sedikit perbedaan. Hal ini bisa
disebabkan oleh perbedaan tempat tanah tersebut diambil dan perbedaan faktor
pembentuk tanah.
Tujuan mengetahui pengamatan tanah dengan
indra adalah untuk berlatih menentukan
berbagai jenis tanah dengan mudah, hanya dengan indra yang manusia punya
seperti indra pengliahatan (mata) dan kulit. sehingga dapat digunakan kembali
untuk menentukan jenis tanah di lapang dengan mudah dan biaya yang tidak telalu
tinggi.
Partikel-partikel
primer di dalam tanah tergabung dalam suatu kelompok yang dinamakan sebagai
agregat tanah, yang merupakan satuan dasar struktur tanah. Agregat terbentuk
diawali dengan suatu mekanisme yang menyatukan partikel-partikel primer
membentuk kelompok atau gugus (cluster) dan dilanjutkan dengan adanya sesuatu
yang dapat mengikat menjadi lebih kuat (sementasi) (Baver et al, 1972).
Agregat
tanah terbentuk karena proses flokulasi dan fragmentasi. Flokulasi terjadi jika
partikel tanah yang pada awalnya dalam keadaan terdispersi, kemudian bergabung
membentuk agregat. Sedangkan fragmentasi terjadi jika tanah dalam keadaan
masif, kemudian terpecah-pecah membentuk agregat yang lebih kecil. Kemper &
Rosenau (1986) mengatakan bahwa makin stabil suatu agregat tanah, makin rendah
kepekaannya terhadap erosi (erodibilitas tanah). Akar tanaman memberikan
konstribusi terhadap kelimpahan bahan organik tanah dan kemantapan agregat
tanah secara langsung melalui material akar tersebut dan secara tidak langsung
melalui stimulasi aktivitas mikroorganisme di daerah sekitar perakaran (Watt et
al., 1993). Adapun agensia organik yang dapat meningkatkan kemantapan agregat
tanah ialah produk dekomposisi biomas, eksopolisakarida (EPS) asal bakteri,
miselium fungi, dan produk hasil sintesis tanaman.
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan
adalah :
o
Tanah Ultisolmempunyai nama Yellowish
Red, Andisol adalah Dark
Yellowish Brown, Entisol adalah Dark
Yellowish Brown, Vertisol adalah Very
Dark Gray, sedangkan Inceptisol adalah Dark
Brown.
o
Sifat fisis tanah tanah tergantung pada
jumlah, ukuran, bentuk, susunan dan komposisi mineral dari partikel – partikel
tanah.
o
Sifat fisis tanah yang terpenting adalah
tekstur, struktur, kerapatan, konsistensi, warna, dan suhu.
DAFTAR PUSTAKA
Bale, A. 2001. Ilmu
Tanah I . Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada:Yogyakarta.
Baver, L.D. 1961. Soil Physics. John Wiley & Sons Inc:
New york.
Foth, H.D. 1988. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada
University Press:Yogyakarta.
Hakim, N. Et all. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas
Lampung :Lampung.
Hanafiah, Kemas A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Pt. Raja
Grafindo Persada :Jakarta.
Hardjowigeno, S. 1993. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo :
Jakarta.
Indra. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Erlangga. Jakarta.
Kemas A.H. 2007. Klasifikasi Tanah. Gajah Mada University
Press. Yogyakarta.
Koorevaar, D.,G. Menelik and C.
Dirksen. 1987. Element of Soil Physics.
Development inSoil Science 13 (Anasir Fisika Tanah – Perkembangan di Dalam Ilmu
Tanah 13,Alih Bahasa B.D. Kertonegoro dan S. Soetarmodjo). Jurusan Tanah
FakultasPertanian Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta.
Munir, M., 1996. Tanah-Tanah Utama Indonesia. PT. Dunia
Pusataka Jaya :Jakarta
Madjid, A. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar
Online Fakultas Pertanian Unsri.
Mohr dan Van Baren. 1972. Soil Genesis and Classification.Centre
for Agricultural Publivatins and Documentation:USA.
Notohadiprawiro, T. 2000. Tanah dan Lingkungan. Universitas gadjah
mada :Yogyakarta.
Poerwowidodo.
1991. Genesa Tanah, Proses Genesa dan
Morfologi. Fahutan:
Institut Pertanian Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar