Selasa, 06 Mei 2014

Dasar Ilmu Tanah

LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR – DASAR ILMU TANAH
ACARA II
PENETAPAN KADAR AIR TANAH





Oleh:
                             Nama                   : Fitri Marlinda Sari
                               NIM                   : A1C112003
                             Rombongan          : 8 
                             Asisten                 :1.Wefindria Afifah
                                                         2. Nova Margareth



KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
2013

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Air dibutuhkan oleh tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan transpirasi, asimilasi, dan pengangkut unsur hara dari akar dan hasil – hasil fotosintesis dari daun keseluruh bagian tumbuhan. Air tanaman berfungsi sebagai pelarut unsur hara dalam tanah, yang bersamanya membentuk larutan tanah, serta berfungsi dalam reaksi – reaksi kimia dalam tanah. Di samping itu air tanah berperan dalam mengontrol udara dan suhu tanah. Terdapat beberapa cara menetapkan kadar air tanah antara lain, yaitu dengan cara gravimetri, hambatan listrik, tegangan dan hisapan. Cara gravimetrik merupakan cara yang paling umum dipakai. Dengan cara ini sejumlah tanah basah dikeringkan dalam tanur pada 100C atau 110C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pemanasan merupakan air yang terdapat dalam tanah basah. Cara resistensi mempunyai keuntungan bahwa resistensi elektrikal dari bahan – bahan porus tertentu seperti gips, nilon, dan serat gelas erat hubungannya dengan kadar airnya. Secara fisik air tanah dapat dibedakan menjadi air bebas ( gravitasi, drainase ), air kapiler dan air higroskopik. Sedangakan secara biologis dibedakan menjadi air berlebihan, air tersedia, dan air tidak tersedia. Ketersediaan air tanah bagi pertumbuhan tanaman ditentukan oleh faktor iklim, tanaman dan tanah. Diantara sifat – sifat tanah yang berpengaruh adalah daya hisap matrik dan osmik, kedalaman tanah dan pelapisan tanah. Suplai air tanaman dapat terjadi melalui pergerakan air kapiler dan jangkauan akar.
Interaksi air dengan tanah berpengaruh terhadap berbagai fungsi ekologi tanah dan praktek-praktek pengolahan tanah. Interaksi ini menentukan berapa bnayak air hujan yang masuk kedalam tanah dan yang mengalir dipermukaan tanah. Keseimbangan antara air dan udara dalam ruang pori tanah, akan mempengaruhi tingkat perubahan temperatur tanah, metabolisme organisme didalam tanah, dan kapasitas tanah dalam menyimpan dan menyediakan air untuk tumbuhan.
Keberadaan air dalam tanah sangat penting. Karena kekurangan maupun kelebihan air akan memberi pengaruh buruk bagi kehidupan. Untuk itu kita perlu mengetahui kadar air dalam tanah.
Air juga mempunyai fungsi yang penting dalam tanah, antara lain pada proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati.
Dua fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar tanaman. Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawah. Akan tetapi jumlah ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti jumlah curah hujan tahunan dan sebaran hujan sepanjang tahun.



B.Tujuan
        Menetapkan kadar air contoh tanah kering angin, kapasitas lapang, dan kadar air maksimum tanah dengan metode gravimetri ( perbandingan massa air dengan massa padatan tanah ) atau disebut berdasarkan % berat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan tanah. Air dalam tanah menyebabkan partikel tanah mengembang dan mengkerut teikat satu sama lain membentuk struktur tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan,sedangkan kadar air tanah adalah jumlah air yang terkandung didalam tanah per satuan tertentu. Air tanah juga berperan dalam reaksi-reaksi kimia tanah yang dapat melepaskan dan mengikat unsur hara dalam tanah dan melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah sehingga menyebabkan kemasaman dan kebasaan dalam air tanah (Hakim, 1986).
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air tambahan berikutnya akan bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air jenuh. Penggerakan air tidak hanya terjadi secara vertikal tetapi juga horizontal. Gaya gravitasi tidak berpengaruh terhadap penggerakan horizontal (Hakim, dkk, 1986).
Bila kadar air tanah rendah maka tanah akan keras atau kaku sehingga sulit untuk dipadatkan. Pada kadar air tanah tinggi kepadatan tanah akan rendah karena pori-pori tanah menjadi terisi air (Wesley, 1973).
Kandungan air tanah juga sangat berpengaruh terhadap pengolahan tanah. Penggolongan kadar air tanah (jenuh, lembab dan kering) mengikuti kondisi lapangan yang biasa terdapat dan berlaku dikalangan petani. Tanah jenuh adalah kondisi tanah yang jenuh air. Kondisi tanah jenuh memiliki sifat lunak, lekat dan liat. Sedangkan tanah kering adalah tanah yang sama sekali tidak terairi, tanah kering dicirikan oleh tanahnya bersifat kering, retak-retak, keras dan kasar bila diraba. Untuk tanah lembab dicirikan pada kondisi air tanah yang optimum yaiti terjadi penggenangan sampai batas kapasitas lapang atau kondisi remah (Brady, 1974).
Menurut Hanafiah (2007) bahwa koefisien air tanah yang merupakan koefisien yang menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk mensuplai kebutuhan tanaman, terdiri dari:
1.      Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi di mana seluruh ruang pori tanah terisi oleh air.
2.       Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori tanah mulai menipis,sehingga tegangan antarair-udara meningkat hingga lebih besar dari gaya gravitasi.
3.      Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang ketersediaannya sudah lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman untuk aktivitas,danmempertahankan turgornya.
4.      Koefisien Higroskopis adalah kondisi di mana air tanah terikat sangat kuat oleh gayamatrik tanah.
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi: banyaknya curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan tanah (Madjid, 2010).



BAB III
METODE KERJA

A.    Alat dan Bahan
        Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah contoh tanah kering angin, botol timbang, timbangan analitis, keranjang kuningan, cawan tembaga porus, bejana seng, kertas label, spidol, pipet ukuran 2mm, bak perendam, serbet, kertas saring, oven, tang penjepit, dan eksikator.

B.Cara kerja
1. Kadar air tanah kering angin ( udara )
Ø  Botol timbang dan penutupnya dibersihkan, diberi label, lalu ditimbang (= a gram )
Ø  Botol timbang diisi dengan contoh tanah kering angin yang berdiameter 2mm, kurang lebih setengahnya, ditutup, lalu ditimbang kembali ( = b gram )
Ø  Botol ditimbang yang berisi tanah dimasukkan kedalam oven dengan keadaan tutup terbuka. Pengovenan selesai, botol timbang ditutup kembali dengan menggunakan tang penjepit.
Ø  Botol timbang yang telah ditutup dikeluarkan  dari oven dengan menggunakan  tang penjepit, lalu dimasukkan kedalam eksikator selama 15 menit.
Ø  Setelah itu, botol timbang diambil satu persatu dengan menggunakan tang penjepit untuk ditimbang yang sama ( = c gram ).
Perhitungan :

        Kadar air 
Ket : ( b – c ) = massa air ; ( c – a ) = massa tanah kering mutlak ( massa padatan )

2.Kadar air kapasitas lapang
Ø  Keranjang kuningan dibersihkan, diberi label kemudian ditimbang ( = a gram ).
Ø  Keranjang kuningan yang telah ditimbang diletakkan kedalam bejana seng.
Ø  Contoh tanah kering angin ø 2mm dimasukkan kedalam keranjang kuningan setinggi 2,5 cm ( sampai tanda batas ) secara merata tanpa ditekan.
Ø  Diteteskan air sebanyak 2 mL dengan pipet ukur secara perlahan – lahan pada 3 titik tnpa bersinggungan ( 1 titik = 0,67 mL ), kemudian bajana seng ditutup, diletakkan ditempat yang teduh dan dbiarkan selama 15 menit.
Ø  Keranjang kuningan dikeluarkan dari bejana seng, diayak dengan hati – hati hingga tertinggal 3 gumpalan tanah lembab, lalu ditimbang ( = b gram )
Perhitungan :

Kapasitas lapang  + Ka


3.Kadar air maksimum tanah
Ø  Cawan tembaga porus dan petridis dibersihkan dan diberi label secukupnya.
Ø  Pada dasar cawan tembaga porus diberi kertas saring, dijenuhi air dengan menggunakan botol semprot. Kelebihan air dibersihkan dengan serbet (lap), dimasukkan ke dalam petridish kemudian ditimbang ( = a gram ).
Ø  Cawan tembaga poros dikeluarkan dari petridis, diisi dengan contoh tanah halus ( diameter 0,5mm ) kurang lebih 1/3-nya, cawan diketuk – ketuk perlahan sampai permukaan tanahnya rata, contoh tanah halus ditambahkan lagi 1/3-nya dengan jalan yang sama sampai cawan diratakandengan colet.
Ø  Cawan tembaga porus direndam dalam bak perendam dengan ditumpu batu di bawahnya agar air bisa bebas masuk ke dalam cawan tembaga porus. Perendaman dilakukan selama 12 – 16 jam.
Ø  Setelah waktu perendaman selesai, cawan tembaga porus diambil dari bak perendam. Permukaan tanah yang mengembang diratakan dengan colet, dibersihkan dengan serbet (lap), dimasukkan ke alam cawan petridis yang digunakan pada waktu penimbangan pertama, lalu ditimbang ( = b gram ).
Ø  Cawan tembaga porus dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu 105- 110° C.
Ø  Setelah waktu pengovenan selesai, cawan diangkat dengan tang penjepit dan dimasukkan ke dalam eksikator selama 15 menit. Setelah itu diambil dengan tang penjepit kemudian ditimbang beratnya ( = c gram ).
Ø  Tanah yang ada di dalam cawan tembaga porus dibuang, cawan tembaga porus dibersihkan dengan kuas, dialasi dengan petridis  yang sama lalu ditimbang beratnya ( = d gram ).
Perhitungan :

        Kadar air maksimum





















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.HasilPengamatan
1.TanahKeringUdara
Ulangan
Botoltimbangkosong (a g)
(a)+ contohtanah (b g)
(b) setelah di oven (c g)
Kadar air tanah
KeringUdara (%)
Ka 1
27,82
35,43
34,77
9,5%
Ka 2
22,84
30,07
29,43
9,71%

Rata – rata
9,605%
Perhitungan :
Ka I
Ka II
Rata – Rata

2.Kapasitaslapang
Ulangan
Keranjangkuningankosong (a g)
(a)+ gumpalantanahbasah  (b g)
Kadar air kapasitaslapang  (%)
KL – 1
34,05
31,32
29,205%
KL – 2
46,21
42,86
30,505%

Rata – rata
29,855%
Perhitungan :
KL I
KL II

Rata – Rata




3.Kadar air maksimum
Ulangan
Cawan+kertassaringjenuh+petridish(a g)
(a)=tanahbasahjenuh air(b g)
(b) setelahdioven24jam (c g)
Petridish+cawan=kertassaringsetelahdioven(d g)
Kadar air maksimum(%)
KAM 1
74,03
127,49
105,95
78,65
96%
KAM 2
68,93
117,31
97,52
70,72
80%

Rata – rata
88%
Perhitungan :
KAM  I
                                                            
KAM II
Rata – Rata



B.Pembahasan.
Tanah adalah kumpulan dari benda alam dipermukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan mineral,bahan organik, air dan udara. Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan gravitasi, maka air tanah dibedakan menjadi :
1.      Air higroskopisadalah air yang diabsorbsiolehtanahdengansangatkuat, sehinggatidaktersediabagitanaman.Jumlahnya sangatsedikitdanmerupakanselaput tipis yang menyelimutiagregattanah. Air initerikatkuatpadamatrikstanahditahanpadategangan 31 – 10.000 atm( pF 4,0 – 4,7 )(Foth, 1998).
2.      Air kapileradalah air tanah yang ditahanakibatadanyagayakohesidanadhesi yang lebihkuatdibandingakngayagravitasi. Air inibergerakkesampingataukeataskarenagayakapiler. Air kapilerinimenempatiporimikrodandindingporimakroditahanpadateganganantara 1/3 - 15 atm (pF 2,54 – 4,20).Air kapilerdibedakanmenjadi :Kapasitaslapang, yaitu air yang dapatditahanolehtanahsetelah air gravitasiturunsemua. Kondisikapasitaslapangterjadijikatanahdijenuhi air setelahhujanlebattanahdibiarkanselama 48 jam sehingga air gravitasisudahturunsemua. Padakondisikapasitaslapang, tanahmengandung air yang optimum bagitanamankarenaporimakroberisiudara, sedangkanporimikroberisi air seluruhnya. Kandungan air padakapasitaslapangditahantegangan 1/3 atmataupada pF 2,54. Titiklayupermanenyaitukandungan air tanah paling sedikitdanmenyebabkantanamantidakmampumenyerap air sehinggatanamanmulailayudanjikahalinidibiarkantanmanakanmati. Padatitiklayupermanen, air ditahanpadategangan 15 atmataupada pF 4,2. Titiklayupermanendisebutjugakoefisienlayutanaman (Buring,1983).
3.      Air Gravitasi merupakan air yang tidak dapat ditahan oleh tanah, karena mudah meresap kebawah akibat adanya gaya gravitasi(Rachim,2002).
Dalam menentukan jumlah air yang tersedia bagi tanaman, beberapa istilah berikut harus dipahami, yaitu :
1.      Kapasitaslapangadalahkandunganlengasmaksimum yang tersediauntukpertumbuhantanaman. Pengukurandapatdilaksanakandenganmembasahitanahsampailewatjenuhkemudiandibiarkan air mengaturbebaskarenagravitasiselama 48 jam. Padakondisiinitanahmengandunglengasmaksimum yang tersediauntuktanaman. Pori makroterisiudara, sedangkanporimikrosebagianterisi air yang tersedia. Padaumumnyaharkatkandunganlengaskapasitaslapangmeningkatberdasarkanurutan-urutan :pasir<debuan<geluhan<lempung<gambut. Air tersediamerupakanselisihantarakapasitaslapangdantitiklayu yang besarnyadipengaruhitekstur, tetapiberbedadengankapasitaslapang. Sedangkantitiklayupermanenmerupakanpadatitikterbawahdaerahkelembaban yang tersedia. Suatutanamanakanlayubilatidakbisamemperoleh air yang dibutuhkan. Kelayakansementaraakanterjadipadabanyaktanamanpadasuatuhari yang panasdananginbertiup, tetapitanamanpulihkembali. Padasaathari yang lebihsejukkelayuanpermanenbegitu pula kelayuansementaratergantungpadabesarnyapemakaian air olehtanaman (Sambroek, 1968).
2.      TitikLayuSementaraadalahkandungan air tanahdimanaakar-akartanamanuntuksaattertentutidakmenyerap air,sehinggatanamanmengalamikelayuansementara.Padatumbuhan yang mengalamilayusementara, ditandaidenganlayupadasiangdanmalamharitampaksegarkembali(Munir, 1996).
3.      TitikLayuPermanen /Tepi(Permanent Wilting Point)adalahkandungan air tanahdimanaakar-akartanamanmulaitidakmampulagimenyerap air daritanah, sehinggatanamanmenjadilayu. Tanamanakantetaplayubaikpadasiangataupunmalamhari. Meskipunkedalamtanahditambahlengasnya/ tidakbisasegarkembaliatautanamanditempatkankedalamruangan yang jenuhuap air.Hal initerjadikarenaperistiwaplasmolisis.Plasmolisis yang terjadipadaseltanamansudahlanjutdanselterlanjurmati, meskipuntanamandisiramdeplasmolisistidakakanterjadi, tanaman akanmati (Hakim, 1986).

Kadar air tanahadalahjumlah air tanah yang terkandung dalampori-poritanah disuatutanahtertentu.Faktor-faktor yang mempengaruhikadar air tanahadalahteksturtanah, iklim, topografi, adanyagayakohesi, adhesi, dangravitasi. Tanah-tanah yang berteksturpasir, karenabutiran-butirannyaberukuranlebihbesar,  makasetiapsatuanberat (gram) mempunyailuaspermukaan yang lebihkecilsehinggasulitmenyerap air danunsurhara. Tanah-tanahberteksturliat,  karenalebihhalusmakasetiapsatuanberatmempunyailuaspermukaan yang lebihbesarsehinggakemampuanmenahan air danmenyediakanunsurharalebihtinggi. Tanah berteksturhaluslebihaktifdalamreaksikimiadibandingtanahberteksturkasar (Hardjowigeno,1992).

Selainfaktordiatasketersediaan air tanahjugadipengaruhiolehiklimdantanaman,faktoriklim yang berpengaruhmeliputicurahhujan,temperatur,dankecepatanangin,yang padaprinsipnyaterkaitdengansuplai air danevapotranspirasi.Faktortanaman yang berpengaruhmeliputibentukdankedalamanperakaran,toleransiterhadapkekeringan,sertatingkatdan stadia pertumbuhanyang padaprinsipnyaterkaitdengankebutuhan air tanaman(Hanafiah K.A. 2005).

Adapun manfaat mengetahui kadar air tanah yaitu untuk mengetahui proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah yaitu reaksi yang mempersiapkan hara yang larut bagi pertumbuhan tanaman, menduga kebutuhan air selama proses irigasi, mengetahui kemampuan suatu jenis tanah mengenai daya simpan lengas tanah.

Berdasarkanpraktikum yang telahdilakukanpadatanahentisoldiperolehhasilsebagaiberikut :

1.           Kadar air kering udara

Dari pengamatan kelompok kami didapat bahwa tanah ini mempunyai kadar air kering udara, yaitu tanah entisol 9,605 %. Pada pengamatan yang sudah dilakukan mengunakan dua kali ulangan dengan menggunakan tanah (entisol). Pertama, botol timbang kosong Ka-1, Ka-2 dan penutupnya dibesihkan, diberi label lalu ditimbang, diperoleh berat kosong Ka-1 (27,82) dan Ka-2 (22,84). Kemudian botol timbang diisi dengan contoh tanah kering angin yang berdiameter 2mm kurang lebih setengahnya lalu ditimbang kembali, diperoleh berat Ka-1 35,43  dan Ka-2 30,07. Setelah itu botol timbang di oven pada suhu 105-110C selama minimal 4 jam dengan keadaan tutup terbuka, pengovenan digunakan untuk mengurangi massa air dalam suatu tanah, diperoleh Ka-1 (34,77) dan Ka-2 (29,43). Selanjutnya sebelum dilakukan penimbangan botol timbang dimasukan dalam eksikator yang berguna untuk mendinginkan suatu tanah setelah dilakukan pengovenan selama kurang lebih dari 4 jam. Lalu ditimbang dengan timbangan yang sama dan terakhir dilakukan perhitungan kadar air tanah kering angin dengan rata-rata 9,605%.

Kadar kering udara pada tanah kering berdiameter 0,5 mm dan 2 mm berbeda dalam persentasenya (data dengan kelompok lain) tetapi kemampuan untuk menahan airnya adalah sama. Pada kelompok kami didapat bahwa urutan kadar air tanah kering dari yang  terkecil antara diameter 0,5 mm dan 2 mm berbeda. Hal itu dapat disebabkan karena adanya kesalahan perhitungan, membaca timbangan atau kesalahan praktikan dalam proses pengovenan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan kadar air dari masing-masing jenis tanah tersebut antara lain tekstur, struktur, dan bahan organik.

Di dalam tanah terdapat sejumlah ruang pori-pori. Ruang pori-pori ini penting oleh karena ruang pori-pori ini diisi oleh air dan udara (Hakim, 1986). Tanah dengan diameter 0,5 mm memiliki kadar air lebih besar karena luas permukaan besar sehingga semakin kuat menyerap air, sedangkan tanah dengan diameter 2 mm kadar airnya lebih rendah. Berat tanah juga berhubungan dengan jumlah ruang pori-pori (Hakim, 1986). Semakin besar diameternya maka berat tanahnya semakin kecil sehingga kemampuan menahan air juga kecil.

Berat dan ruang pori-pori tanah bervariasi dari satu horizon ke horizon yang lain, sama halnya dengan sifat-sifat tanah lainnya dan dua variabel ini dipengaruhi oleh struktur dan tekstur tanah (Hakim, 1986). Tanah-tanah organik memiliki nilai kerapatan isi yang sangat rendah dibandingkan dengan tanah mineral. Tergantung dari sifat-sifat bahan organis yang menyusun tanah organik itu dan kandungan air pada saat pengambilan contoh. Tanah bertekstur halus menahan air lebih banyak pada seluruh selang energi dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar. Hal ini dimungkinkan karena tanah bertekstur halus mempunyai bahan koloidal, ruang pori dan permukaan adsortif yang lebih banyak (Hakim, 1986).

2.           Kapasitas lapang

Pada pengamatan yang dilakukan kelompok kami pada lima jenis tanah, didapat kapasitas lapang yaitu tanah entisol di peroleh data dangan rata-rata hasil ulangan adalah 29,855%.Pertama, keranjang kuningan kosong KL-1, KL-2 dan penutupnya dibesihkan, diberi label lalu ditimbang, diperoleh berat kosong KL-1 (34,05)  dan KL-2 (46,21), keranjang kuningan yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam bejana seng lalu dimasukkan tanah kering setinggi 2,5 cm (sampai tanda batas) secara merata tanpa ditekan. Diteteskan air sebanyak 2 ml dengan pipet ukur secara perlahan-lahan pada 3 titik tanpa bersinggungan dan tidak mengenai samping bejana seng (1 titik = 0,67 ml) + gumpalan tanah basah, diperoleh berat KL-1 (31,32) dan KL-2 (42,86). Selanjutnya keranjang kuningan dikeluarkan lalu dilakukan perhitungan kadar air kapasitas lapang dan diperoleh kapasitas lapang 29,205% pada KL-1 dan 30,505% pada KL-2.Sehingga memperoleh rata-rata sebesar 29,855%.

Tinggi rendahnya kapasitas lapang tergantung pada jenis tanah dan ruang pori-pori total pada setiap jenis tanah berbeda sebab ruang pori-pori total pada tanah berpasir semakin rendah, tetapi sebagian dari pori-pori itu terdiri dari pori-pori yang besar dan sangat efisien dalam lalu lintas air maupun udara. Persentase volume yang ditempati oleh pori-pori kecil, dalam tanah-tanah berpasir adalah rendah, yang menunjukkan kapasitas lapang rendah. Sebaliknya top soil yang bertekstur halus, memiliki lebih banyak ruang pori-pori total yang dimana di  dalam tanah tersebut sebagian besar terdiri dari pori-pori kecil.

Kapasitas lapang merupakan suatu keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Kapasitas lapang tanah terjadi bila air memasuki tanah, udara dalam tanah terdesak dan tanah menjadi basah artinya seluruh ruang pori-pori tanah terisi air. Tanah demikian dikatakan jenuh dengan air dan berada pada kemampuan retensi maksimum. Dalam hal ini lapisan air sekeliling dan antara partikel-partikel tanah sangat tebal. Tegangan yang terdapat permukaan lapisan air sangat kecil atau hampir 0 atm. Akibatnya sebagian air yang ditahan pada ruang pori yang besar mudah ditarik atau mengalir ke bawah karena gaya gravitasi yang prinsinya menarik ke bawah yang ada di alam, sehingga air menipis.

Bila tebal lapisan air menipis, tegangan pada batas antara air dengan udara meningkat dan akhirnya begitu besar sehingga menghentikan gerakan air ke bawah. Air dalam ruang pori makro tidak ada lagi tetapi masih tetap dalam pori mikro. Keadaa ini terjadi pada permukaan lapisan air berkisar 1/3 atm (Hakim,1986).

4.      Kadar air maksimum
Kadar air maksimum adalah banyaknya air maksimum yang dapat diserap oleh tanah. Pada praktikum yang kami lakukan untuk menentukan kadar air maksimum digunakan lima jenis tanah dengan diameter 0,5 mm. Penggunaan tanah dengan diameter 0,5 mm karena kemampuannya untuk menahan air lebih besar dan luas permukaannya juga lebih besar.
Pada pengamatan yang telah dilakukan mengunakan dua kali ulangan dengan menggunakan tanah entisol. Pertama, cawan tembaga porus KAM-1, KAM-2 dan petridis dibersihkan dan diberi label secukupnya, lalu pada dasar cawan tembaga porus diberi kertas saring yang sebelumnya telah dijenuhi air dan dimasukkan ke dalam petridis kemudian ditimbang dan diperoleh berat (74,03) pada KAM-1 dan (68,93) pada KAM-2. Setelah itu cawan diketuk-ketuk perlahan sampai permukaan tanahnya rata kemudian direndam dalam bak perendam selama 12-16 jam lalu ditimbang dan diperoleh berat (127,49) pada KAM-1 dan (117,31) pada KAM-2. Selanjutnya cawan tembaga porus dimasukkan kedalam oven selama 24 jam dan diperoleh berat (105,95) pada KAM-1 dan (97,52) pada KAM-2. Lalu petridis + cawan tembaga porus + kertas saring ditimbang kembali dan diperoleh (78,65) pada KAM-1 dan (70,72) pada KAM-2. Selanjutnya dilakukan perhitungan kadar air maksimum dan diperoleh kadar air maksimim (96 %) pada KAM-1 dan (80 %)pada KAM-2. Kadar air maksimum rata-ratanya adalah 88 %. Hasil sesuai dengan literatur dimana tinggi rendahnya kadar air maksimum tergantung pada jenis tanah, sebab tanah juga mempunyai tekstur yang berbeda juga.

Kadar air maksimum suatu jenis tanah ditentukan oleh daya hisap matriks atau partikel tanah, kedalaman tanah dan pelapisan tanah (Hakim, 1986). Tektur tanah yang halus menyebabkan menyebabkan porositasnya rendah sehingga mampu menahan air. Tinggi rendahnya kadar air maksimum tergantung juga pada jenis tanah, sebab tanah juga mempunyai karakteristik tekstur yang berbeda – beda dari setiap jenis contohnya .

Pada praktikum yang dilakukan diperlukan ketelitian dari praktikan dalam melakukan pengisian tanah pada cawan porus dan petridis, penimbangan serta saat pencoletan setelah perendaman. Seringkali, selisih antara ulangan satu dan dua menyimpang jauh dari teori yang semestinya. Hali itu dapat terjadi karena factor-faktor yang telah disebutkan di atas. 

Untuk mengetahui pengertian jenis tanah yang digunakan dalam praktikum kami sajikan dibawah ini :

1.      Entisol
Merupakan tanah yang baru berkembang. Walaupun demikian tanah ini
tidak hanya berupa bahan asal atau bahan induk tanah saja tetapi harus sudah terjadi
proses pembentukan tanah yang menghasilkan epipedon okhrik. Banyak tanah Entisol
yang digunakan untuk usaha pertanian misalnya di daerah endapan sungai atau daerah
rawa-rawa pantai. Padi sawah banyak ditanam di daerah-daerah Aluvial ini
(Hardjowigeno, 1992).

2.      Ultisol
Tanah yang termasuk ordo Ultisol merupakan tanah-tanah yang terjadi penimbunan liat di horison bawah, bersifat masam, kejenuhan basa pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah kurang dari 35%. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Podzolik Merah Kuning, Latosol, dan Hidromorf Kelabu.

3.      Inseptisol
Tanah yang termasuk ordo Inceptisol merupakan tanah muda, tetapi lebih berkembang daripada Entisol. Kata Inceptisol berasal dari kata Inceptum yang berarti permulaan. Umumnya mempunyai horison kambik. Tanah ini belum berkembang lanjut, sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial, Andosol, Regosol, Gleihumus, dll.

4.      Andisol
Tanah yang termasuk ordo Aridisol merupakan tanah-tanah yang mempunyai kelembapan tanah arid (sangat kering). Mempunyai epipedon ochrik, kadang-kadang dengan horison penciri lain. Padanan dengan klasifikasi lama adalah termasuk Desert Soil.












BAB V
KESIMPULAN


Kesimpulan yang dapatdiambildaripraktikumpenetapankadar air tanahadalahsebagaiberikut:
Ø  Kadar air tanahkeringudaratanahentisol adalah9,605%,
Ø  Kadar air kapasitaslapangtanahentisoladalah29,855%
Ø  Kadar  air maksimumtanahentisoladalah88%
Ø  Tinggi rendahnya kapasitas lapang tergantung pada jenis tanah dan ruang poro-pori total pada setiap jenis tanah berbeda-beda dan mempunyai suatu tekanan yang berbeda.
Ø  Kadar air tanah merupakan perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat kering tanah tersebut.















DAFTAR PUSTAKA


Brady, N.C. 1974. The Nature and Prpoerties of Soils. 8th edition. MacMillan   Publishing         Co. Inc :New York.

Buringh, P. 1983.  Pengantar Pengajian Tanah-Tanah Wilayah Tropika dan Subtropika. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Foth, D.H. 1998. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
Hakim, Nurhajati dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UNILA: Lampung.
Hanafiah, K., A. 2007. Dasar-Dasar ILmu Tanah. Rajawali Press: Jakarta.
Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo : Jakarta.

Madjid. 2010 . Dasar-DasarIrigasi .Erlangga :Jakarta.

Munir, Moch. 1996.  Tanah-Tanah Utama Indonesia. PT Dunia Pustaka Jaya: Jakarta.
Rachim, Djunaedi A. 2002. Morfologi dan Klasifikasi Tanah. IPB : Bogor.
Sambroek . 1967 . Amazon Soils . Centre for Agricultural Publivatins and Documentation:            USA.

Wesley . 1973. Pengelolaan Kesuburan Tanah . Bumi Aksara :Semarang.LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR – DASAR ILMU TANAH
ACARA II
PENETAPAN KADAR AIR TANAH


Oleh:
                             Nama                   : Fitri Marlinda Sari
                               NIM                   : A1C112003
                             Rombongan          : 8 (AGB PARALEL)
                             Asisten       :1.Wefindria Afifah
                                                         2. Nova Margareth
3. Kristia D.A
4. Reza Rizqy T   

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
2013

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Air dibutuhkan oleh tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan transpirasi, asimilasi, dan pengangkut unsur hara dari akar dan hasil – hasil fotosintesis dari daun keseluruh bagian tumbuhan. Air tanaman berfungsi sebagai pelarut unsur hara dalam tanah, yang bersamanya membentuk larutan tanah, serta berfungsi dalam reaksi – reaksi kimia dalam tanah. Di samping itu air tanah berperan dalam mengontrol udara dan suhu tanah. Terdapat beberapa cara menetapkan kadar air tanah antara lain, yaitu dengan cara gravimetri, hambatan listrik, tegangan dan hisapan. Cara gravimetrik merupakan cara yang paling umum dipakai. Dengan cara ini sejumlah tanah basah dikeringkan dalam tanur pada 100C atau 110C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pemanasan merupakan air yang terdapat dalam tanah basah. Cara resistensi mempunyai keuntungan bahwa resistensi elektrikal dari bahan – bahan porus tertentu seperti gips, nilon, dan serat gelas erat hubungannya dengan kadar airnya. Secara fisik air tanah dapat dibedakan menjadi air bebas ( gravitasi, drainase ), air kapiler dan air higroskopik. Sedangakan secara biologis dibedakan menjadi air berlebihan, air tersedia, dan air tidak tersedia. Ketersediaan air tanah bagi pertumbuhan tanaman ditentukan oleh faktor iklim, tanaman dan tanah. Diantara sifat – sifat tanah yang berpengaruh adalah daya hisap matrik dan osmik, kedalaman tanah dan pelapisan tanah. Suplai air tanaman dapat terjadi melalui pergerakan air kapiler dan jangkauan akar.
Interaksi air dengan tanah berpengaruh terhadap berbagai fungsi ekologi tanah dan praktek-praktek pengolahan tanah. Interaksi ini menentukan berapa bnayak air hujan yang masuk kedalam tanah dan yang mengalir dipermukaan tanah. Keseimbangan antara air dan udara dalam ruang pori tanah, akan mempengaruhi tingkat perubahan temperatur tanah, metabolisme organisme didalam tanah, dan kapasitas tanah dalam menyimpan dan menyediakan air untuk tumbuhan.
Keberadaan air dalam tanah sangat penting. Karena kekurangan maupun kelebihan air akan memberi pengaruh buruk bagi kehidupan. Untuk itu kita perlu mengetahui kadar air dalam tanah.
Air juga mempunyai fungsi yang penting dalam tanah, antara lain pada proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati.
Dua fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar tanaman. Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawah. Akan tetapi jumlah ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti jumlah curah hujan tahunan dan sebaran hujan sepanjang tahun.



B.Tujuan
        Menetapkan kadar air contoh tanah kering angin, kapasitas lapang, dan kadar air maksimum tanah dengan metode gravimetri ( perbandingan massa air dengan massa padatan tanah ) atau disebut berdasarkan % berat.







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan tanah. Air dalam tanah menyebabkan partikel tanah mengembang dan mengkerut teikat satu sama lain membentuk struktur tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan,sedangkan kadar air tanah adalah jumlah air yang terkandung didalam tanah per satuan tertentu. Air tanah juga berperan dalam reaksi-reaksi kimia tanah yang dapat melepaskan dan mengikat unsur hara dalam tanah dan melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah sehingga menyebabkan kemasaman dan kebasaan dalam air tanah (Hakim, 1986).
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air tambahan berikutnya akan bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air jenuh. Penggerakan air tidak hanya terjadi secara vertikal tetapi juga horizontal. Gaya gravitasi tidak berpengaruh terhadap penggerakan horizontal (Hakim, dkk, 1986).
Bila kadar air tanah rendah maka tanah akan keras atau kaku sehingga sulit untuk dipadatkan. Pada kadar air tanah tinggi kepadatan tanah akan rendah karena pori-pori tanah menjadi terisi air (Wesley, 1973).
Kandungan air tanah juga sangat berpengaruh terhadap pengolahan tanah. Penggolongan kadar air tanah (jenuh, lembab dan kering) mengikuti kondisi lapangan yang biasa terdapat dan berlaku dikalangan petani. Tanah jenuh adalah kondisi tanah yang jenuh air. Kondisi tanah jenuh memiliki sifat lunak, lekat dan liat. Sedangkan tanah kering adalah tanah yang sama sekali tidak terairi, tanah kering dicirikan oleh tanahnya bersifat kering, retak-retak, keras dan kasar bila diraba. Untuk tanah lembab dicirikan pada kondisi air tanah yang optimum yaiti terjadi penggenangan sampai batas kapasitas lapang atau kondisi remah (Brady, 1974).
Menurut Hanafiah (2007) bahwa koefisien air tanah yang merupakan koefisien yang menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk mensuplai kebutuhan tanaman, terdiri dari:
1.      Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi di mana seluruh ruang pori tanah terisi oleh air.
2.       Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori tanah mulai menipis,sehingga tegangan antarair-udara meningkat hingga lebih besar dari gaya gravitasi.
3.      Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang ketersediaannya sudah lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman untuk aktivitas,danmempertahankan turgornya.
4.      Koefisien Higroskopis adalah kondisi di mana air tanah terikat sangat kuat oleh gayamatrik tanah.
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi: banyaknya curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan tanah (Madjid, 2010).



BAB III
METODE KERJA

A.    Alat dan Bahan
        Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah contoh tanah kering angin, botol timbang, timbangan analitis, keranjang kuningan, cawan tembaga porus, bejana seng, kertas label, spidol, pipet ukuran 2mm, bak perendam, serbet, kertas saring, oven, tang penjepit, dan eksikator.

B.Cara kerja
1. Kadar air tanah kering angin ( udara )
Ø  Botol timbang dan penutupnya dibersihkan, diberi label, lalu ditimbang (= a gram )
Ø  Botol timbang diisi dengan contoh tanah kering angin yang berdiameter 2mm, kurang lebih setengahnya, ditutup, lalu ditimbang kembali ( = b gram )
Ø  Botol ditimbang yang berisi tanah dimasukkan kedalam oven dengan keadaan tutup terbuka. Pengovenan selesai, botol timbang ditutup kembali dengan menggunakan tang penjepit.
Ø  Botol timbang yang telah ditutup dikeluarkan  dari oven dengan menggunakan  tang penjepit, lalu dimasukkan kedalam eksikator selama 15 menit.
Ø  Setelah itu, botol timbang diambil satu persatu dengan menggunakan tang penjepit untuk ditimbang yang sama ( = c gram ).
Perhitungan :

        Kadar air 
Ket : ( b – c ) = massa air ; ( c – a ) = massa tanah kering mutlak ( massa padatan )

2.Kadar air kapasitas lapang
Ø  Keranjang kuningan dibersihkan, diberi label kemudian ditimbang ( = a gram ).
Ø  Keranjang kuningan yang telah ditimbang diletakkan kedalam bejana seng.
Ø  Contoh tanah kering angin ø 2mm dimasukkan kedalam keranjang kuningan setinggi 2,5 cm ( sampai tanda batas ) secara merata tanpa ditekan.
Ø  Diteteskan air sebanyak 2 mL dengan pipet ukur secara perlahan – lahan pada 3 titik tnpa bersinggungan ( 1 titik = 0,67 mL ), kemudian bajana seng ditutup, diletakkan ditempat yang teduh dan dbiarkan selama 15 menit.
Ø  Keranjang kuningan dikeluarkan dari bejana seng, diayak dengan hati – hati hingga tertinggal 3 gumpalan tanah lembab, lalu ditimbang ( = b gram )
Perhitungan :

Kapasitas lapang  + Ka


3.Kadar air maksimum tanah
Ø  Cawan tembaga porus dan petridis dibersihkan dan diberi label secukupnya.
Ø  Pada dasar cawan tembaga porus diberi kertas saring, dijenuhi air dengan menggunakan botol semprot. Kelebihan air dibersihkan dengan serbet (lap), dimasukkan ke dalam petridish kemudian ditimbang ( = a gram ).
Ø  Cawan tembaga poros dikeluarkan dari petridis, diisi dengan contoh tanah halus ( diameter 0,5mm ) kurang lebih 1/3-nya, cawan diketuk – ketuk perlahan sampai permukaan tanahnya rata, contoh tanah halus ditambahkan lagi 1/3-nya dengan jalan yang sama sampai cawan diratakandengan colet.
Ø  Cawan tembaga porus direndam dalam bak perendam dengan ditumpu batu di bawahnya agar air bisa bebas masuk ke dalam cawan tembaga porus. Perendaman dilakukan selama 12 – 16 jam.
Ø  Setelah waktu perendaman selesai, cawan tembaga porus diambil dari bak perendam. Permukaan tanah yang mengembang diratakan dengan colet, dibersihkan dengan serbet (lap), dimasukkan ke alam cawan petridis yang digunakan pada waktu penimbangan pertama, lalu ditimbang ( = b gram ).
Ø  Cawan tembaga porus dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu 105- 110° C.
Ø  Setelah waktu pengovenan selesai, cawan diangkat dengan tang penjepit dan dimasukkan ke dalam eksikator selama 15 menit. Setelah itu diambil dengan tang penjepit kemudian ditimbang beratnya ( = c gram ).
Ø  Tanah yang ada di dalam cawan tembaga porus dibuang, cawan tembaga porus dibersihkan dengan kuas, dialasi dengan petridis  yang sama lalu ditimbang beratnya ( = d gram ).
Perhitungan :

        Kadar air maksimum





















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.HasilPengamatan
1.TanahKeringUdara
Ulangan
Botoltimbangkosong (a g)
(a)+ contohtanah (b g)
(b) setelah di oven (c g)
Kadar air tanah
KeringUdara (%)
Ka 1
27,82
35,43
34,77
9,5%
Ka 2
22,84
30,07
29,43
9,71%

Rata – rata
9,605%
Perhitungan :
Ka I
Ka II
Rata – Rata

2.Kapasitaslapang
Ulangan
Keranjangkuningankosong (a g)
(a)+ gumpalantanahbasah  (b g)
Kadar air kapasitaslapang  (%)
KL – 1
34,05
31,32
29,205%
KL – 2
46,21
42,86
30,505%

Rata – rata
29,855%
Perhitungan :
KL I
KL II

Rata – Rata




3.Kadar air maksimum
Ulangan
Cawan+kertassaringjenuh+petridish(a g)
(a)=tanahbasahjenuh air(b g)
(b) setelahdioven24jam (c g)
Petridish+cawan=kertassaringsetelahdioven(d g)
Kadar air maksimum(%)
KAM 1
74,03
127,49
105,95
78,65
96%
KAM 2
68,93
117,31
97,52
70,72
80%

Rata – rata
88%
Perhitungan :
KAM  I
                                                            
KAM II
Rata – Rata



B.Pembahasan.
Tanah adalah kumpulan dari benda alam dipermukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan mineral,bahan organik, air dan udara. Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan gravitasi, maka air tanah dibedakan menjadi :
1.      Air higroskopisadalah air yang diabsorbsiolehtanahdengansangatkuat, sehinggatidaktersediabagitanaman.Jumlahnya sangatsedikitdanmerupakanselaput tipis yang menyelimutiagregattanah. Air initerikatkuatpadamatrikstanahditahanpadategangan 31 – 10.000 atm( pF 4,0 – 4,7 )(Foth, 1998).
2.      Air kapileradalah air tanah yang ditahanakibatadanyagayakohesidanadhesi yang lebihkuatdibandingakngayagravitasi. Air inibergerakkesampingataukeataskarenagayakapiler. Air kapilerinimenempatiporimikrodandindingporimakroditahanpadateganganantara 1/3 - 15 atm (pF 2,54 – 4,20).Air kapilerdibedakanmenjadi :Kapasitaslapang, yaitu air yang dapatditahanolehtanahsetelah air gravitasiturunsemua. Kondisikapasitaslapangterjadijikatanahdijenuhi air setelahhujanlebattanahdibiarkanselama 48 jam sehingga air gravitasisudahturunsemua. Padakondisikapasitaslapang, tanahmengandung air yang optimum bagitanamankarenaporimakroberisiudara, sedangkanporimikroberisi air seluruhnya. Kandungan air padakapasitaslapangditahantegangan 1/3 atmataupada pF 2,54. Titiklayupermanenyaitukandungan air tanah paling sedikitdanmenyebabkantanamantidakmampumenyerap air sehinggatanamanmulailayudanjikahalinidibiarkantanmanakanmati. Padatitiklayupermanen, air ditahanpadategangan 15 atmataupada pF 4,2. Titiklayupermanendisebutjugakoefisienlayutanaman (Buring,1983).
3.      Air Gravitasi merupakan air yang tidak dapat ditahan oleh tanah, karena mudah meresap kebawah akibat adanya gaya gravitasi(Rachim,2002).
Dalam menentukan jumlah air yang tersedia bagi tanaman, beberapa istilah berikut harus dipahami, yaitu :
1.      Kapasitaslapangadalahkandunganlengasmaksimum yang tersediauntukpertumbuhantanaman. Pengukurandapatdilaksanakandenganmembasahitanahsampailewatjenuhkemudiandibiarkan air mengaturbebaskarenagravitasiselama 48 jam. Padakondisiinitanahmengandunglengasmaksimum yang tersediauntuktanaman. Pori makroterisiudara, sedangkanporimikrosebagianterisi air yang tersedia. Padaumumnyaharkatkandunganlengaskapasitaslapangmeningkatberdasarkanurutan-urutan :pasir<debuan<geluhan<lempung<gambut. Air tersediamerupakanselisihantarakapasitaslapangdantitiklayu yang besarnyadipengaruhitekstur, tetapiberbedadengankapasitaslapang. Sedangkantitiklayupermanenmerupakanpadatitikterbawahdaerahkelembaban yang tersedia. Suatutanamanakanlayubilatidakbisamemperoleh air yang dibutuhkan. Kelayakansementaraakanterjadipadabanyaktanamanpadasuatuhari yang panasdananginbertiup, tetapitanamanpulihkembali. Padasaathari yang lebihsejukkelayuanpermanenbegitu pula kelayuansementaratergantungpadabesarnyapemakaian air olehtanaman (Sambroek, 1968).
2.      TitikLayuSementaraadalahkandungan air tanahdimanaakar-akartanamanuntuksaattertentutidakmenyerap air,sehinggatanamanmengalamikelayuansementara.Padatumbuhan yang mengalamilayusementara, ditandaidenganlayupadasiangdanmalamharitampaksegarkembali(Munir, 1996).
3.      TitikLayuPermanen /Tepi(Permanent Wilting Point)adalahkandungan air tanahdimanaakar-akartanamanmulaitidakmampulagimenyerap air daritanah, sehinggatanamanmenjadilayu. Tanamanakantetaplayubaikpadasiangataupunmalamhari. Meskipunkedalamtanahditambahlengasnya/ tidakbisasegarkembaliatautanamanditempatkankedalamruangan yang jenuhuap air.Hal initerjadikarenaperistiwaplasmolisis.Plasmolisis yang terjadipadaseltanamansudahlanjutdanselterlanjurmati, meskipuntanamandisiramdeplasmolisistidakakanterjadi, tanaman akanmati (Hakim, 1986).
Kadar air tanahadalahjumlah air tanah yang terkandung dalampori-poritanah disuatutanahtertentu.Faktor-faktor yang mempengaruhikadar air tanahadalahteksturtanah, iklim, topografi, adanyagayakohesi, adhesi, dangravitasi. Tanah-tanah yang berteksturpasir, karenabutiran-butirannyaberukuranlebihbesar,  makasetiapsatuanberat (gram) mempunyailuaspermukaan yang lebihkecilsehinggasulitmenyerap air danunsurhara. Tanah-tanahberteksturliat,  karenalebihhalusmakasetiapsatuanberatmempunyailuaspermukaan yang lebihbesarsehinggakemampuanmenahan air danmenyediakanunsurharalebihtinggi. Tanah berteksturhaluslebihaktifdalamreaksikimiadibandingtanahberteksturkasar (Hardjowigeno,1992).
Selain faktor diatas ketersediaan air tanah juga dipengaruhi oleh iklim dan tanaman,faktor iklim yang berpengaruh meliputi curah hujan,temperatur,dan kecepatan angin,yang padaprinsipnyaterkait dengan suplai air dan evapotranspirasi.Faktor tanaman yang berpengaruhmeliputibentukdankedalamanperakaran,toleransiterhadapkekeringan,sertatingkatdan stadia pertumbuhanyang padaprinsipnyaterkaitdengankebutuhan air tanaman(Hanafiah K.A. 2005)
Adapun manfaat mengetahui kadar air tanah yaitu untuk mengetahui proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah yaitu reaksi yang mempersiapkan hara yang larut bagi pertumbuhan tanaman, menduga kebutuhan air selama proses irigasi, mengetahui kemampuan suatu jenis tanah mengenai daya simpan lengas tanah.
Berdasarkanpraktikum yang telahdilakukanpadatanahentisoldiperolehhasilsebagaiberikut :
1.           Kadar air kering udara
Dari pengamatan kelompok kami didapat bahwa tanah ini mempunyai kadar air kering udara, yaitu tanah entisol 9,605 %. Pada pengamatan yang sudah dilakukan mengunakan dua kali ulangan dengan menggunakan tanah (entisol). Pertama, botol timbang kosong Ka-1, Ka-2 dan penutupnya dibesihkan, diberi label lalu ditimbang, diperoleh berat kosong Ka-1 (27,82) dan Ka-2 (22,84). Kemudian botol timbang diisi dengan contoh tanah kering angin yang berdiameter 2mm kurang lebih setengahnya lalu ditimbang kembali, diperoleh berat Ka-1 35,43  dan Ka-2 30,07. Setelah itu botol timbang di oven pada suhu 105-110C selama minimal 4 jam dengan keadaan tutup terbuka, pengovenan digunakan untuk mengurangi massa air dalam suatu tanah, diperoleh Ka-1 (34,77) dan Ka-2 (29,43). Selanjutnya sebelum dilakukan penimbangan botol timbang dimasukan dalam eksikator yang berguna untuk mendinginkan suatu tanah setelah dilakukan pengovenan selama kurang lebih dari 4 jam. Lalu ditimbang dengan timbangan yang sama dan terakhir dilakukan perhitungan kadar air tanah kering angin dengan rata-rata 9,605%.
Kadar kering udara pada tanah kering berdiameter 0,5 mm dan 2 mm berbeda dalam persentasenya (data dengan kelompok lain) tetapi kemampuan untuk menahan airnya adalah sama. Pada kelompok kami didapat bahwa urutan kadar air tanah kering dari yang  terkecil antara diameter 0,5 mm dan 2 mm berbeda. Hal itu dapat disebabkan karena adanya kesalahan perhitungan, membaca timbangan atau kesalahan praktikan dalam proses pengovenan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan kadar air dari masing-masing jenis tanah tersebut antara lain tekstur, struktur, dan bahan organik.
Di dalam tanah terdapat sejumlah ruang pori-pori. Ruang pori-pori ini penting oleh karena ruang pori-pori ini diisi oleh air dan udara (Hakim, 1986). Tanah dengan diameter 0,5 mm memiliki kadar air lebih besar karena luas permukaan besar sehingga semakin kuat menyerap air, sedangkan tanah dengan diameter 2 mm kadar airnya lebih rendah. Berat tanah juga berhubungan dengan jumlah ruang pori-pori (Hakim, 1986). Semakin besar diameternya maka berat tanahnya semakin kecil sehingga kemampuan menahan air juga kecil.
Berat dan ruang pori-pori tanah bervariasi dari satu horizon ke horizon yang lain, sama halnya dengan sifat-sifat tanah lainnya dan dua variabel ini dipengaruhi oleh struktur dan tekstur tanah (Hakim, 1986). Tanah-tanah organik memiliki nilai kerapatan isi yang sangat rendah dibandingkan dengan tanah mineral. Tergantung dari sifat-sifat bahan organis yang menyusun tanah organik itu dan kandungan air pada saat pengambilan contoh. Tanah bertekstur halus menahan air lebih banyak pada seluruh selang energi dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar. Hal ini dimungkinkan karena tanah bertekstur halus mempunyai bahan koloidal, ruang pori dan permukaan adsortif yang lebih banyak (Hakim, 1986).
2.           Kapasitas lapang
Pada pengamatan yang dilakukan kelompok kami pada lima jenis tanah, didapat kapasitas lapang yaitu tanah entisol di peroleh data dangan rata-rata hasil ulangan adalah 29,855%.Pertama, keranjang kuningan kosong KL-1, KL-2 dan penutupnya dibesihkan, diberi label lalu ditimbang, diperoleh berat kosong KL-1 (34,05)  dan KL-2 (46,21), keranjang kuningan yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam bejana seng lalu dimasukkan tanah kering setinggi 2,5 cm (sampai tanda batas) secara merata tanpa ditekan. Diteteskan air sebanyak 2 ml dengan pipet ukur secara perlahan-lahan pada 3 titik tanpa bersinggungan dan tidak mengenai samping bejana seng (1 titik = 0,67 ml) + gumpalan tanah basah, diperoleh berat KL-1 (31,32) dan KL-2 (42,86). Selanjutnya keranjang kuningan dikeluarkan lalu dilakukan perhitungan kadar air kapasitas lapang dan diperoleh kapasitas lapang 29,205% pada KL-1 dan 30,505% pada KL-2.Sehingga memperoleh rata-rata sebesar 29,855%.
Tinggi rendahnya kapasitas lapang tergantung pada jenis tanah dan ruang pori-pori total pada setiap jenis tanah berbeda sebab ruang pori-pori total pada tanah berpasir semakin rendah, tetapi sebagian dari pori-pori itu terdiri dari pori-pori yang besar dan sangat efisien dalam lalu lintas air maupun udara. Persentase volume yang ditempati oleh pori-pori kecil, dalam tanah-tanah berpasir adalah rendah, yang menunjukkan kapasitas lapang rendah. Sebaliknya top soil yang bertekstur halus, memiliki lebih banyak ruang pori-pori total yang dimana di  dalam tanah tersebut sebagian besar terdiri dari pori-pori kecil.
Kapasitas lapang merupakan suatu keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Kapasitas lapang tanah terjadi bila air memasuki tanah, udara dalam tanah terdesak dan tanah menjadi basah artinya seluruh ruang pori-pori tanah terisi air. Tanah demikian dikatakan jenuh dengan air dan berada pada kemampuan retensi maksimum. Dalam hal ini lapisan air sekeliling dan antara partikel-partikel tanah sangat tebal. Tegangan yang terdapat permukaan lapisan air sangat kecil atau hampir 0 atm. Akibatnya sebagian air yang ditahan pada ruang pori yang besar mudah ditarik atau mengalir ke bawah karena gaya gravitasi yang prinsinya menarik ke bawah yang ada di alam, sehingga air menipis.
Bila tebal lapisan air menipis, tegangan pada batas antara air dengan udara meningkat dan akhirnya begitu besar sehingga menghentikan gerakan air ke bawah. Air dalam ruang pori makro tidak ada lagi tetapi masih tetap dalam pori mikro. Keadaa ini terjadi pada permukaan lapisan air berkisar 1/3 atm (Hakim,1986).
4.      Kadar air maksimum
Kadar air maksimum adalah banyaknya air maksimum yang dapat diserap oleh tanah. Pada praktikum yang kami lakukan untuk menentukan kadar air maksimum digunakan lima jenis tanah dengan diameter 0,5 mm. Penggunaan tanah dengan diameter 0,5 mm karena kemampuannya untuk menahan air lebih besar dan luas permukaannya juga lebih besar.
Pada pengamatan yang telah dilakukan mengunakan dua kali ulangan dengan menggunakan tanah entisol. Pertama, cawan tembaga porus KAM-1, KAM-2 dan petridis dibersihkan dan diberi label secukupnya, lalu pada dasar cawan tembaga porus diberi kertas saring yang sebelumnya telah dijenuhi air dan dimasukkan ke dalam petridis kemudian ditimbang dan diperoleh berat (74,03) pada KAM-1 dan (68,93) pada KAM-2. Setelah itu cawan diketuk-ketuk perlahan sampai permukaan tanahnya rata kemudian direndam dalam bak perendam selama 12-16 jam lalu ditimbang dan diperoleh berat (127,49) pada KAM-1 dan (117,31) pada KAM-2. Selanjutnya cawan tembaga porus dimasukkan kedalam oven selama 24 jam dan diperoleh berat (105,95) pada KAM-1 dan (97,52) pada KAM-2. Lalu petridis + cawan tembaga porus + kertas saring ditimbang kembali dan diperoleh (78,65) pada KAM-1 dan (70,72) pada KAM-2. Selanjutnya dilakukan perhitungan kadar air maksimum dan diperoleh kadar air maksimim (96 %) pada KAM-1 dan (80 %)pada KAM-2. Kadar air maksimum rata-ratanya adalah 88 %. Hasil sesuai dengan literatur dimana tinggi rendahnya kadar air maksimum tergantung pada jenis tanah, sebab tanah juga mempunyai tekstur yang berbeda juga.
Kadar air maksimum suatu jenis tanah ditentukan oleh daya hisap matriks atau partikel tanah, kedalaman tanah dan pelapisan tanah (Hakim, 1986). Tektur tanah yang halus menyebabkan menyebabkan porositasnya rendah sehingga mampu menahan air. Tinggi rendahnya kadar air maksimum tergantung juga pada jenis tanah, sebab tanah juga mempunyai karakteristik tekstur yang berbeda – beda dari setiap jenis contohnya 
Pada praktikum yang dilakukan diperlukan ketelitian dari praktikan dalam melakukan pengisian tanah pada cawan porus dan petridis, penimbangan serta saat pencoletan setelah perendaman. Seringkali, selisih antara ulangan satu dan dua menyimpang jauh dari teori yang semestinya. Hali itu dapat terjadi karena factor-faktor yang telah disebutkan di atas. 
Untuk mengetahui pengertian jenis tanah yang digunakan dalam praktikum kami sajikan dibawah ini :
1.      Entisol
Merupakan tanah yang baru berkembang. Walaupun demikian tanah ini
tidak hanya berupa bahan asal atau bahan induk tanah saja tetapi harus sudah terjadi
proses pembentukan tanah yang menghasilkan epipedon okhrik. Banyak tanah Entisol
yang digunakan untuk usaha pertanian misalnya di daerah endapan sungai atau daerah
rawa-rawa pantai. Padi sawah banyak ditanam di daerah-daerah Aluvial ini
(Hardjowigeno, 1992). 
2.      Ultisol
Tanah yang termasuk ordo Ultisol merupakan tanah-tanah yang terjadi penimbunan liat di horison bawah, bersifat masam, kejenuhan basa pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah kurang dari 35%. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Podzolik Merah Kuning, Latosol, dan Hidromorf Kelabu.
3.      Inseptisol
Tanah yang termasuk ordo Inceptisol merupakan tanah muda, tetapi lebih berkembang daripada Entisol. Kata Inceptisol berasal dari kata Inceptum yang berarti permulaan. Umumnya mempunyai horison kambik. Tanah ini belum berkembang lanjut, sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial, Andosol, Regosol, Gleihumus, dll.
4.      Andisol
Tanah yang termasuk ordo Aridisol merupakan tanah-tanah yang mempunyai kelembapan tanah arid (sangat kering). Mempunyai epipedon ochrik, kadang-kadang dengan horison penciri lain. Padanan dengan klasifikasi lama adalah termasuk Desert Soil.


BAB V
KESIMPULAN


Kesimpulan yang dapatdiambildaripraktikumpenetapankadar air tanahadalahsebagaiberikut:
Ø  Kadar air tanahkeringudaratanahentisol adalah9,605%,
Ø  Kadar air kapasitaslapangtanahentisoladalah29,855%
Ø  Kadar  air maksimumtanahentisoladalah88%
Ø  Tinggi rendahnya kapasitas lapang tergantung pada jenis tanah dan ruang poro-pori total pada setiap jenis tanah berbeda-beda dan mempunyai suatu tekanan yang berbeda.
Ø  Kadar air tanah merupakan perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat kering tanah tersebut.
  
DAFTAR PUSTAKA 
Brady, N.C. 1974. The Nature and Prpoerties of Soils. 8th edition. MacMillan   Publishing         Co. Inc :New York.
Buringh, P. 1983.  Pengantar Pengajian Tanah-Tanah Wilayah Tropika dan Subtropika. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Foth, D.H. 1998. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
Hakim, Nurhajati dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UNILA: Lampung.
Hanafiah, K., A. 2007. Dasar-Dasar ILmu Tanah. Rajawali Press: Jakarta.
Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo : Jakarta.
    Madjid. 2010 . Dasar-DasarIrigasi .Erlangga :Jakarta.
Munir, Moch. 1996.  Tanah-Tanah Utama Indonesia. PT Dunia Pustaka Jaya: Jakarta.
Rachim, Djunaedi A. 2002. Morfologi dan Klasifikasi Tanah. IPB : Bogor.
   Sambroek . 1967 . Amazon Soils . Centre for Agricultural Publivatins and Documentation:            USA.
Wesley . 1973. Pengelolaan Kesuburan Tanah . Bumi Aksara :Semarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar