Selasa, 06 Mei 2014

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
SOSIOLOGI PERTANIAN DI DESA KALIKIDANG
KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS










Disusun oleh:
Zaed Al Aslami                                   A1C109032/L
Dian Widianto                                    A1C109044/L
Muchammad Irfan A                          A1C112001/L
Lidia Siska S                                       A1C112002/P
Fitri Marlinda Sari                               A1C112003/P
Damar Satriawan                                A1C112004/L





FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2013
PRAKTIKUM
SOSIOLOGI PERTANIAN DI DESA KALIKIDANG
KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS



Di Susun Oleh:
Zaed Al Aslami                       A1C109032
Dian Widianto                                    A1C109044
Muhammad Irfan A                A1C112001
Lidia Siska S                           A1C112002
Fitri Marlinda S                       A1C112003
Damar Satriawan                    A1C112004
Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh nilai kelulusan mata kuliah Sosiologi Pertanian (PNU 124) pada Fakultas Pertanian UNSOED.



Diterima dan disahkan pada tanggal :




Dosen Pembimbing
     Praktikum
Ir. Kabul Setyadji, M.P.
NIP. 195303201987031002


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, akan berkah, rahmat serta hidayahNya kelompok kami, sehingga dapat menyelesaikan laporan hasil Praktikum Sosiologi Pertanian (PNU 124) dengan baik. Laporan Praktikum ini disusun dengan maksud untuk memenuhi jumlah SKS mata kuliah yang kami ambil.
Pada kesempatan ini kelompok kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Dekan Fakultas Pertanian yang telah memberikan ijin pengamatan.
2.      Ir.Kabul Setyadji., M.P. selaku dosen mata kulah sekaligus  pembimbing praktikum Sosiologi Pertanian.
3.      Bapak Gugus Wahyoto selaku ketua Pokdakan Ulam SariDesa Kalikidangyang berkenan memberikan kesempatan kepada kami untuk mewawancarai beliau dalam memberikan informasi sekitar perkembangan perikanan di Desa Kalikidang.
4.      Bapak Sobar selaku ketua Gapoktan Desa Kalikidang yang telah memberikan informasi tentang keadaan desa dan pertanian di Desa Kalikidang.
5.      Semua pihak yang telah membantu memberikan informasi tambahan tentang pertanian di desa Kalikiding.
Kami menyadari bahwa laporan praktikum ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca dan yang membutuhkannya.



Purwokerto,  Juni2013
Penyusun














iv
DAFTAR ISI

     Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN  ....................................................................... vi
DAFTAR TABEL .................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................viii
BAB IPENDAHULUAN..................................................................... 1
A.   Latar  Belakang............................................................................... 1
B.Maksud Dan Tujuan Praktikum ....................................................... 2
BAB II  KEADAAN UMUM DESA .....................................................
A.      Letak Desa ........................................................................................
B.       Keadaaan Biogeofisik .......................................................................
C.       Sejarah Desa .....................................................................................
D.      Penduduk..............................................................................................
E.       Keadaan Kesehatan..............................................................................
F.        Pendidikan............................................................................................
G.      Struktur Pemerintahan Desa.................................................................
H.      Struktur Ekonomi..................................................................................
I.         Struktur Sosial.......................................................................................
BAB III  HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKTIKUM .....................
A.      Acara 1 : Hubungan Desa-Kota............................................................
B.       Acara 2 : Bentuk-Bentuk Kerjasama....................................................
C.       Acara 3 : Mobilitas Sosial.....................................................................
D.      Acara 4 : Masuknya Teknologi Baru ke Desa.......................................
BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN....................................................
A.    KESIMPULAN...................................................................................
B. SARAN...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................  
LAMPIRAN  ..........................................................................................
















v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran                                                                                             Halaman

1.      Visi dan Misi Pokdakan Ulam Sari 2012 ................................
2.      Profil Pokdakan Ulam Sari .....................................................
3.      Anggaran Dasar Pokdakan Ulam Sari .....................................
















vi
DAFTAR TABEL

Tabel                                                                                                   Halaman

1. Klasifikasi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin.......... ......8
2. Klasifikasi Penduduk Menurut Mobilitas/Mutasi Penduduk..... ......8
3. Lembaga Sosial yang ada di Desa Kalikidang........................... ......13















vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar                                                                                Halaman

1.      Teknologi baru yang digunakan kelompok ikan Ulam Sari..
2.      Peta Desa Kalikidang..................................
3.      Kantor Kepala Desa Kalikidang ............................................
4.      Kegiatan Pengenalan dengan Ibu Kades ...............................
5.      Foto dengan Ibu Kades ...................................................
6.      Dokumentasi Kegiatan Pokdakan Ulam Sari ..............................
7.      Mesin Penyedot Air  .............................................
8.      Kepala Pokdakan Ulam Sari .......................................................
9.      Keadaan Kolam Desa Kalikidang .....................................................
10.  Foto dengan Kepala Pokdakan .....................................................
11.  Kegiatan Survei ................................................................................
12.  Kegiatan Interview .........................................................................
13.  Anggota Kelompok 1 ....................................................................
14.  Kegiatan Interview Lapangan ...................................................
15.  Kegiatan Pokdakan Ulam Sari ................................................
16.  Keadaan Jalan Desa Kalikidang .........................................




viii
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar  Belakang
Sosiologi pertanian adalah suatu pengetahuan sistematis dari suatu hasil penerapan metode ilmu dalam mempelajari masyarakat pedesaan, struktur sosial dan organisasi sosial, dan juga sistem perubahan dasar masyarakat dan proses perubahan sosial yang terjadi tetapi dalam pengertian ini tidak hanya cukup mempelajari saja, tetapi kita harus benar-benar paham tentang penyebab terjadinya dan dampak atau akibat dari segala tindakan sosial yangterdapat pada desa tersebut (Nasution, 1983).
Masyarakat adalah kumpulan sekian banyak individu kecil ataubesar yang terikat oleh satuan, adat istiadat atau hukum khas yang hidup bersama.Masyarakat dalam arti luas adalah keseluruhan hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya.Sedangkan dalam arti sempit, masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya teritorial, bangsa, golongan dan lain sebagainya.Dalam kehidupan sehari-hari, kita menemukan kenyataaan bahwa manusia sebagai makhluk sosial ada kecenderungan untuk melakukan kesalahan sesama manusia.Kecenderungan yang bersifat sosial ini selalu timbul pada diri setiap manusia ada sesuatu yang saling membutuhkan. Dari kenyataan ini kemudian timbullah suatu struktur antar hubungan yang beraneka
1
ragam. Keragaman itu dalam bentuk kolektivitas-kolektivitas serta kelompok-kelompok dan pada tiap-tiap kelompok tersebut terdiri dari kelompok-kelompok yang lebih kecil. Apabila kolektivitas-kolektivitas itu dan kelompok-kelompok mengadakan persekutuan dalam bentuk yang lebih besar, maka terbentuklah apa yang kita kenal dengan masyarakat.
Masyarakat perkotaan sering disebut urbancommunity. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Yang dimaksud dengan desa menurut Sukardjo Kartohadi adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemeritnahan sendiri. Menurut Bintaro desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik dan cultural yang terdapat disuatu daerah dalam hubungannya danpengaruhnya secara timbal-balik dengan daerah lain.
Terlihat jelas perbedaan masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan dalam kehidupan sehari - hari. Ditinjau dari indikator, terlihat masih berlangsungnya kesenjangan kesejahteraan antara orang-orang desa dengan kota. Bahkan untuk indikator, sekalipun skor kesejahteraannya mengisyaratkan adanya perbaikan, tapi perbedaan tersebut sangat mencolok. Presentase penduduk berusia10 tahun keatas yang bisa baca tulis jumlahnya lebih besar di kota daripada di desa. Keadaan kesejahteraan bayi dan anak balita di kota jauh lebih baik
2
daripadateman-teman mereka yang ada di desa. Kelayakan rumah di kota jauh lebih baik daripada keadaan rumah di desa. Indeks mutu hidup di kota jauh lebih baik daripada di desa.Hal ini membuktikan betapa masih memprihatinkan kesenjangansosial antara masyarakat desa dan kota (Dumairy, 1997).
Masyarakat desa terdapat dua kelompok sosial ekonomi.Pertama,kelompok yang mampu melakukan usaha-usaha yang memberikan kehidupanyang relatif memadai untuk mereka sendiri.Mereka ini biasanya adalah orang-orang yang mempunyai lahan pertanian yang luas.Kedua adalah kelompok yangsecara sosial ekonomi dikategorikan miskin karena tidak mampu mengangkat dirimereka sendiri pada tingkat yang disebut layak (Hagul, 1992).


B.     Maksud dan Tujuan Praktikum
Praktikum yang dilakukan merupakan salah satu pengalaman untuk mendukung kompetensi sebagai mahasiswa pertanian yang sangat berharga.Latar belakang mahasiswa yang sebagian besar bukan berasal dari lingkungan pertanian menjadikan tugas lapang ini manjadi pengalaman baru dan menarik untuk dikaji secara sosiologi.Mahasiswa dapat secara langsung berdialog dengan petani, kelompok tani maupun masyarakat, mengungkap permasalahan konkrit yang dihadapi para petani serta mencari solusi terbaik. Teori yang diperoleh selama proses pembelajaran telah cukup sebagai dasar untuk memahami dinamika
3
masyarakat secara faktual. Mahasiswa juga dapat mengkaitkan kajian teoritik dengan fakta di lapang serta membandingkan kemudian dapat menarik benangmerah dari keduannya.




















4
BAB II
KEADAAN UMUM DESA

1.      Letak Desa
Secara Administratif Desa Kalikidang termasuk dalam wilayah Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas, terletak di Banyumas bagian timur,  dari ibukota Kecamatan Sokaraja Desa Kalikidang berjarak sekitar2 Km, yang dapat ditempuh dengan angkutan pedesaan umum dalam waktu 8 menit,  sedangkan Desa Kalikidang dari pusat Kabupaten Banyumas berjarak sekitar 8 Km. Waktu tempuh menuju ibukota Kabupaten Banyumas sekitar  20 menit itupun jika menggunakan kendaraan pribadi.
Desa Kalikidang terdiri atas 2 dusun yaitu dusun I berada disebelah timur dibagi atas 3 RW, Dusun II berada di sebelah barat dibagi atas 4 RW.Luas wilayah Desa Kalikidang adalah 232,995 Ha dengan batas – batas desa sebagai berikut :
a.  Sebelah Utara     : Wiradadi, Karang Kedawung
b.  Sebelah Barat     : Wiradadi
c.  Sebelah Selatan : Kecamatan Patikraja
d.  Sebelah Timur    : Sokaraja Tengah, Kecamatan Kalibagor



5
2.      Keadaan Biogeofisik
Desa Kalikidang memiliki topografi miring dengan ketinggian 36 m dari permukaan laut, sehingga tergolong dataran rendah,sebagian tanahnya jenisAssosiasi Latosol Regosol Tekstur tanahnya debu dengan struktur remah dan porous (sarang).
Iklim suatu daerah sangat berpengaruh dalam kehidupan utamanya untuk pertumbuhan tanaman dan kelangsungan hidup binatang ternak. Bersamaan dengan iklim disuatu tempat mahluk hidup (Manusia, tumbuhan dan binatang) akan saling berinteraksi, yang dalam kurun waktu tertentu akan menentukan kondisi disuatu wilayah. Desa Kalikidang ini termasuk kedalam iklim sedang dengan curah hujan rata – rata sebesar 2836 Mm pertahun, dengan penyebaran yang tidak merata disepanjang tahunnya.

3.      Sejarah Desa
Dari hasil kunjungan kami ke Desa Kalikidang, kami tidak menemukan asal usul atau sejarah dari desa tersebut.

4.      Penduduk
Desa Kalikidang pada tahun 2012 memiliki jumlah penduduk 5102  jiwa yang terdiri atas 2511 Laki – laki dan 2591 Perempuan, Rata – rata setiap keluarga terdiri dari 4 anggota keluarga. Komposisi penduduk menurut usia dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut :
6
Tabel 1. Klasifikasi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Umur
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
0 – 4
287
297
584
5 – 9
180
190
370
10 – 14
194
199
393
15 – 19
196
201
397
20 – 24
152
156
308
25 – 29
193
197
390
30 – 34
224
238
462
35 – 39
229
237
466
40 – 44
205
211
416
45 – 49
195
199
394
50 – 54
114
119
233
55 – 59
298
299
597
65 ke atas
44
48
92

Tabel 2. Klasifikasi Penduduk Menurut Mobilitas/Mutasi Penduduk
No

Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1.
Lahir
15
21
36
2.
Mati
9
7
16
3.
Datang
41
37
78
4.
Pindah
34
27
61

Sumber : Data Sekunder monografi Desa Kalikidang 2012

Ketersediaan tenaga kerja suatu daerah dapat dilihat dari jumlah penduduk menurut umur. Tenaga kerja yang kurang menyebabkan pelaksanaan pembangunan mengalami pemborosan biaya pengadaan tenaga kerja dan sebaliknya bila tenaga kerja berlebih akan menimbulkan hambatan dalam memperoleh pekerjaan. Jumlah angkatan kerja dapat digunakan untuk menyusun rencana pembangunan wilayah, termasuk pembangunan dibidang pertanian dan industri perumahan.
7
Usia kerja dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu angkatan kerja muda ( 15 – 24 th ), angkatan kerja produktif ( 25 – 44  th ), dan angkatan kerja tua ( 50 – 59 ).
Dengan melihat tabel diatas dapat diketahui bahwa golongan usia produktifberjumlah 3663 jiwa (71,8 %) dan golongan usia tidak produktif adalah 1439 jiwa ( 29,2 % ) hal ini menunjukan bahwa tenaga kerja yang tersedia di Desa Kalikidang untuk bisa mengisi peluang kerja, sementara ini lapangan kerja yang tersedia adalah dibidang pertanian dan perikanan. Sebenarnya keadaan  tanah pertanian cukup baik dan subur namun sebagian besar penduduk tidak memiliki lahan tersebut dan hanya sebagai buruh tani atau petani penggarap dengan sistem bagi hasil atau sewa tanah sawah.

5.      Keadaan Kesehatan
Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan manusia dipengaruhi oleh 6 faktor yaitu : Udara, Air,  Makanan dan Minuman, Keseimbangan Emosi,  Olahraga Teratur, dan Istirahat yang cukup.
Lembaga kesehatan di Desa Kalikidang inihanya terdapat 6 Posyandu, di desa ini tidak memiliki tempat dokter praktek maupun Dokter Umum ataupun Bidan.

8
6.      Pendidikan
Tingkat pendidikan di Desa Kalikidang tergolong sedang, hal ini didukung adanya fasilitas pendidikan di Desa Kalikidang yaitu diantaranya telah tersediannya 1 Taman Kanak – kanak, 2Sekolah Dasar, dan 1 Sarana pendidikan non formal.
Sebagian besar penduduk Desa Kalikidang adalah tamatan SMP. Saat ini yang berada pada tingkatan TK berjumlah70 orang, yang berada pada tingkatan SD berjumlah470 orang. Dan yang mengikuti pendidikan non formal berjumlah 70 orang.

7.      Struktur Pemerintahan Desa
Terdapat 6 jumlah aparat desa, di Desa Kalikidang ini memiliki 2 Kepala Urusan, 2 Kepala Dusun dan 2 Staf Karyawan Desa.Dalam hal ini kelembagaan desa diartikan organisasi dan aturan main yang menentukan ruang gerak organisasi tersebut dalam mencapai tujuannya. Aturan main yang memberikan gerak berjalannnya suatu organisasi itu diantaranya Undang – undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Peraturan Daerah serta Keputusan Kepala Daerah. Sedangakan lembaga masyarakat adalah suatu himpunan yang mengatur norma – norma dari tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok didalam kehidupan masyarakat, dimana wujud konkritnya adalah asosiasi.

9
Tabel 3.Lembaga Sosial yang ada di Desa Kalikidang adalah sebagai berikut :
No
Jenis kelembagaan desa
Jumlah pengurus
1.
LKMD
36
2.
Kader pembangunan desa
10
3.
PKK


a.       Tim penggerak PKK
32

b.      Kader PKK
33
Sumber : Data Monografi Desa Kalikidang 2012

8.      Struktur Ekonomi
Pekerjaan penduduk di Desa Kalikidang mayoritas adalah sebagai petani lahan yang menggarap lahan sekitar 0,3 Ha. Hasil dari panen yang mereka dapatkan sebagian besar untuk konsumsi pribadi dan sisanya untuk persediaan. Persediaan tersebut digunakan apabila petani ingin menjual hasil produksinya saat membutuhkan uang, namun hanya dijual di warung-warung dalam desa.
Komoditas pertanian Desa Kalikidang adalah padi, palawija, jagung, kedelai, ubi-ubian, tebu, dan perikanan. Komoditas yang utama adalah padi. Padi yang dikembangkan di desa ini adalah padi varietas Ciherang, Situbagendit, Hibrida. Sedangkan perikanankhusus kepada pembesaran gurameh.Pemasaran hasil pertanian tersebut dijual ke pedagang lokal yang kemudian oleh pedagang lokal tersebut dijual ke kota, yaitu daerah Purwokerto dan Purbalingga.

10
Pendapatan lain penduduk Desa Kalikidang  yaitu dari  produksi tahu dan batu bata. Produksi tahu diproduksi oleh penduduk desa (home industry) dimana keuntungan yang didapat untuk pribadi. Produksi batu bata di Desa Kalikidang dilakukan oleh petani buruh sebagai pekerjaan sambilan mereka.Ada beberapa warga masyarakat desa Kalikidang yang menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di berbagai negara, seperti Malaysia dan Saudi Arabia. Sedangkan beberapa diantaranya memilih untuk mencari pekerjaan di Jakarta atau di Purwoketo.Mereka yang bekerja di Jakarta umumnya menjadi buruh pabrik atau kuli bangunan.Sedangkan mereka yang bekerja di Purwokerto umumnya menjadi pelayan di toko-toko dan swalayan.

9.      Struktur Sosial
Desa Kalikidang memiliki 4 Kelompok Tani antara lain adalah :
a.       Kelompok Tani Maju I
b.      Kelompok Tani Maju II
c.       Kelompok Tani Maju III
d.      Kelompok Tani Maju IV
Kelompok tani yang kami wawancarai yaitu Kelompok Tani Maju II dengan ketua Bapak Sobar, bendahara  Bapak Sugiyo dan sekertaris Bapak Ahmad Sahri. Kelompok tani ini memiliki anggota kurang lebih 70 petani. Adanya kelompok  tani menandakan dinamika sosial di desa tersebut cukup tinggi.
11
Fungsi dari keempat  Kelompok Tani tersebut antara lain adalah
1)      Untuk menyeragamkan penanaman.
2)      Untuk memudahkan informasi dari Pemerintah.
3)      Mempererat tali silaturahmi antar petani (masyarakat).
4)      Mendistribusikan bantuan Pemerintah seperti pupuk dan bibit.
Desa Kalikidang  memiliki beberapa kelompok sosial, antara lain Organisasi agama yang terdiri dari NU dan Muhammadiyah, selain itu ada juga organisasi LKMD, gapoktan, PKK, kelompok gotong royong, posyantekdes, Karang Taruna. Keberadaan kelompok-kelompok sosial tersebut memiliki andil dalam memajukan pembangunan Desa Kalikidang.











12
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN MATERI PRAKTIKUM

A.    ACARA 1 : Hubungan Desa-Kota
1.    Definisi Masyarakat
Pengertian masyarakat menurut Soekanto (1986) dalam konteks sosiologi memiliki empat syarat yaitu :
1.      Manusia yang hidup bersama,
2.      Bercampur dalam kurun waktu yang cukup lama,
3.      Menyadari adanya satu kesatuan, dan
4.      Suatu sistem hidup bersama, yang dicerminkan ke dalam pola perilaku dan menciptakan kebudayaan (Soekanto, 1986).
Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang - orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. Sedangkan menurutEmile Durkheim menyatakan bahwa masyarakat merupakan suatu kenyataan objektif  pribadi – pribadi yang merupakan anggotanya.
2.      Masyarakat Pedesaan
a.       Pengertian desa/perdesaan
Istilah atau pengertian desa di Indonesia berasal dari perkataan sanskrit yang artinya tanah air, tanah asal, atau tanah kelahiran.Yang dimaksud dengan desa menurut Ferdinand Tonnies Sutardjo mengemukakan sebagai berikut. Desa adalah suatu tempat yang masyarakatnya bersifat gemeinschaft yang ditandai adanya saling terikat
13
oleh perasaan dan kesatuan yang erat.
Menurut Ter Haar, desa adalah kumpulan manusia yang tetap dan teratur dengan pemerintahan dan kekayaan material serta immaterial sendiri.Sedang menurut Paul H. Landis, Desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan ciri ciri sebagai berikut :
1.      Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa,
2.      Ada pertalian perasaan yang sama  tentang kesukaan terhadap kebiasaan,
3.      Cara berusaha (ekonomi)adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam,kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
Menurut kamus sosiologi kata tradisional berasal dari bahasa Inggris, Tradition merupakan sikap mental dalam merespon berbagai persoalan dalam masyarakat. Didalamnya terkandung metodologi atau cara berfikir dan bertindak yang selalu berpegang teguh atau berpedoman pada nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
b.      Ciri-ciri Masyarakat desa
Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi “Talcot Parsons” menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft) yang mengenal ciri-ciri sebagai berikut :
14
1)                Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta, kesetiaan dan kemesraan. Yaitu dengan sikap dan perbuatan  tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang lain  dan menolongnya tanpa pamrih.
2)                Orientasi kolektifsifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan, tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.
3)                Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.
4)                Askripsi  yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.
5)                Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Menurut pendapat Talcott Parson dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.

15
3.      Masyarakat Perkotaan
a.       Pengertian Kota
Menurut Amos Rapport pengertian kota ada 2 yaitu klasik dan modern. Definisi Klasik kota adalah suatu permukiman yang relatif besar, padat dan permanen, terdiri dari kelompok indiviu – individu yang heterogen dari segi sosial. Definisi Modern,kota adalah suatu pemukiman dirumuskan bukan dari ciri morfologi kota tetapi dari suatu fungsi yang menciptakan ruang – ruang efektif melalui pengorganisasian ruang dan hirarki tertentu.
Seperti halnya desa, kota juga mempunyai pengertian yang bermacam-macam seperti pendapat beberapa ahli berikut ini.
1)      Kota menurut Wirth adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang – orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
2)      Kota menurut Max Weber apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal.  
3)      Dwigth Sanderson
Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih.
b.      Ciri-ciri masyarakat Perkotaan 
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, yaitu :

16
1)      Individual
Masyarakat kota memang individual. Mereka cenderung memikirkan urusannya sediri dan enggan mencampuri urusan orang lain. Pergaulan di antara mereka pun terbatas dengan kelompok – kelompoknya sendiri, misalnya teman kantor, teman di klub tertentu, atau arisan
2)      Heterogen
Masyarakat kota terdiri dari beragam suku. Semuanya berkumpul menjadi satu koda dengan tujuan beragam, bekerja, kuliah, ikut saudara, dan lain – lain
3)      Daya Saing Tinggi
Biasanya, orang orang melakukan urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota untuk meningkatkan taraf hidup.
4)      Profesi Beragam
Di kota, profesi penduduknya sangat beragam. Tentunya, profesi tersebut sesuai dengan keahlian masing –masing, misalnya buruh pabrik, karyawan, PNS, penulis, motivator, pengamen, dan lain – lain.
5)      Matrealistik
Sebagian besar masyarakat kota memang matrealistik. Hal tersebut dipengaruhi tingkat persaingan yang tinggi dan untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan diperlukan pengorbanan yang besar.

17
6)      Open Minded
Masyarakat kota terkenal dengan sikap mereka yang selalu terbuka terhadap segala macam jenis perubahan. Mereka juga masyarakat yang selalu aktif dan open minded. Itulah yang menyebabkan kota mengalami kemajuan yang signifikan.
4.      Perbedaan antara desa dan kota
Kota dan desa memiliki perbedaan signifikan, diantaranya perbedaan pola fikir dan sudut pandang yang dianut penduduknya itu sendiri.
Ada beberapa pebedaan antara kota dan desa yaitu:
a.     Nilai sosial pada penduduk
Nilai sosial antar penduduk kota dan desa merupakan salah satu hal yang paling terlihat perbedaanny. Bisa kita lihat jika di desa para penduduk berlomba – lomba untuk bergotong royong dalam membantu tetangga sekitar dan juga biasanya penduduk desa menghabiskan waktu senggang mereka untuk melakukan kegiatan bersama tetangga lainnya sedangkan di kota, mereka berlomba–lomba memasang pagar yang tinggi agar terlihat hebat.
b.     Tingkat pendapatan
Jelas saja terlihat jika penduduk kota dan desa memiliki perbedaan dalam hal tingkat. Biasanya penduduk di desa mendapatkan penghasilan dari bertani ataupun berternak sedangkan di kota biasanya penduduk menjadi karyawan ataupun berdagang. Hasil dari bertani biasanya
18
digunakan penduduk desa untuk konsumsi sehari – hari dan sebagiannya lagi untuk dijual. Berbeda halnya dengan di kota yang kebutuhan sehari – hari biasanya di dapat di warung ataupun pasar swalayan.
c.    Kemajuan teknologi
Kota biasanya lebih cepat dalam hal kemajuan teknologi. Jika dulu hanya orang – orang kota saja yang biasanya menggunakan telepon genggam sekarang seluruh lapisan masyarakat dapat menggunakan telepon genggam. Mengapa penduduk di kota lebih maju dalam bidang teknologi. Biasanya penduduk desa akan berfikir dua kali untuk menggunakan barang teknologi karena jika barang tersebut tidak memiliki manfaat biasanya penduduk desa lebih memilih tidak menggunakan teknologi tersebut.
d.   Nilai budaya
Nilai budaya penduduk desa lebih kental dibandingkan nilai budaya pada penduduk kota. Hal ini dikarenakan penduduk desa yang belum tergeser budayanya dengan budaya asing berbeda dengan nilai budaya penduduk kota yang sudah bercampur dengan budaya asing berbeda dengan nilai budaya penduduk kota yang sudah bercampur dengan budaya asing karena budaya asing dengan mudahnya dapat masuk ke dalam kehidupan penduduk kota yang memiliki pemikiran terbuka dan modern. Jika di desa masih ada tradisi untuk berkumpul

19
bersama sanak saudara lainnya ketika panen dan menggadakan kegiatan dalam bentuk seni berbeda dengan penduduk kota yang lebih memilih untuk berkumpul di warung kopi dan menghabiskan waktu disana.
e.    Jumlah penduduk
Angka urbanisasi biasanya setiap tahun meningkat. Hal ini dikarenakan setiap tahun biasanya orang yang mudik pasti membawa saudaranya yang lain ikut kerja di kota untuk merubah nasib dengan harapan dapat membiayai saudara – saudara di desa. Hal ini pulalah yang menyebabkan perbedaan jumlah penduduk yang sangat signifikan. Kota –kota besar penuh dengan orang – orang desa yang melakukan urbanisasi dengan harapan dapat merubah hidup. Sedangkan di desa yang tinggal hanya petani – petani yang memiliki ladang untuk di olah
Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Menurut Soekanto (1994), perbedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.
Kita dapat membedakan antara masyarakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang
20
dikatakan "berlawanan" pula. Perbedaan ciri antara kedua sistemtersebut dapat diungkapkan secara singkat menurut Poplin (1972) sebagai berikut:  
1)   Masyarakat pedesaan :
a.       Perilaku homogen
b.      Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan
c.       Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status
d.      Isolasi sosial, sehingga statistik
e.       Kesatuan dan keutuhan kultural
f.       Banyak ritual dan nilai – nilai sakral
g.      Kolektivisme
2)   Masyarakat perkotaan :
a.       Perilaku heterogen
b.      Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan
c.       Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
d.      Mobilitas sosial, sehingga dinamik
e.       Kebauran da diversifikasi kultural
f.       Birokrasi fungsional dan nilai – nilai sekular
g.      individualisme
Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan  sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota. Dengan melihat perbedaan perbedaan yang ada mudah mudahan akan dapat mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagi
21
masyarakat pedeasaan atau masyarakat perkotaan.
-          Ciri ciri tersebut antara lain :
(1)   jumlah dan kepadatan penduduk
(2)   lingkungan hidup
(3)   mata pencaharian
(4)   corak kehidupan sosial
(5)   stratifiksi sosial
(6)   mobilitas sosial
(7)   pola interaksi sosial
(8)   solidaritas sosial
(9)   kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional.

5.      HubunganDesa-kota
        Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain, diantara keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur, daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota.
Interface”, dapat diartikan adanya kawasan perkotaan yang tumpang-tindih dengan kawasan perdesaan, nampaknya persoalan tersebut sederhana, bukankah telah ada alat transportasi, pelayanan
22
kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain sebagainya, yang mempertemukan kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan.
Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa cara, seperti: (i) Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam; (ii) Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan; (iii) Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak terjadi; (iv) ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat kedesaan ke kota.
Salah satu bentuk hubungan antara kota dan desa adalah :
1.      Urbanisasi dan Urbanisme
Dengan adanya hubungan Masyarakat Desa dan Kota  yang saling ketergantungan dan saling membutuhkan tersebut maka timbulah
22
masalah baru yakni ; Urbanisasiyaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan (Soekanto,1969).
2.      Sebab-sebab Urbanisasi
a.       Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah kediamannya (Push factors).
b.       Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap dikota (pull factors).
Di Desa Kalikidang hubungan desa-kota dapat dilihat dari berbagai aspek diantaranya:
a.    Masuknya ekonomi uang ke desa
Masuknya ekonomi uang ke Desa Kalikidangmelalui Bank Rakyat  Indonesia(BRI) yang meberikan pelayanan perbankan, seperti tabungan dan simpan pinjam.
b.      Pemasaran hasil -  hasil pertanian di kota
Petani rata - rata memasarkan hasil pertaniannya melalui pengepulyang mendatangi petani secara langsung. Kelebihan dari sistim petani dapat lebih mudah memasarkan hasil panennya daripada harus menjual ke pasar,selain itu petani juga tidak mengeluarkan biaya transportasi sehingga menambah keuntungan. Namun disisi lain pengepul juga mendatangkan segi negative yaitu harga yang diberikan pengepul kadang lebih rendah daripada harga di pasar.

23
c.       Masuknya barang konsumsi dari desa ke kota
Rata - rata masyarakat Desa Kalikidang memperoleh barang kebutuhan seperti perabotan rumah dari para kreditur melalui sistem kredit.
Dampak posiif dari sistim kredit adalah masyrakat dapat dengan mudah mendapatkan barang yang mereka butuhkan tetapi di sisi lain harga yang mereka dapat dari kreditur lebih tinggi daripada harga yang ada di pasar.
d.      Tertariknya tenaga kerja dari desa ke kota
Pemuda Desa Kalikidang lebih tertarik untuk kerja di kota daripada di desa yang notabene sebagai petani. Menurut narasumber bekerja di ladang kotor dan panas. Mereka menganggap lebih bergengsi bekerja di kota.
e.       Menyekolahkan anak – anaknya ke kota
Masyarakat di Desa Kalikidang menyekolahkan anaknya ke kota karena agar dapat menambah banyak pengalaman lebih daripada di desa. Karena di Desa Kalikidang ini sendiri sangat terbatas fasilitas pendidikannya.
f.       Pembentukan organisasi modern di desa
Organisasi modern yang terdapat di desa Kalikidang antara lain kelompok tani dan kelompok petani ikan. Ada juga yang sedang di kembangkan oleh para pemuda Desa Kalikidang ini adalah membuat klub sepak bola.
24
g.      Bertambahnya jaringan komunikasi massa
Sudah banyak jaringan komunikasi massa yang masuk di desa ini antara lain jaringan telekomunikasi.
h.      Masuknya teknologi pertanian ke desa
Teknologi yang ada di desa berasal dari bantuan pemerintah dan usaha sendiri.Teknologi ini diperkenakan oleh gabungan kelompok tani.Teknologi pertanian yang ada diantaranaya traktor dan mesin selip (penggilingan gabah).

B.     ACARA 2 : Bentuk-bentuk Kerjasama
Menurut Soekanto (1990), beberapa sosiolog menganggap bahwa kerjasama merupakan bentuk interaksi sosial yang pokok. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang per orangan, antara kelompok manusia, maupun orang per orangan dengan kelompok manusia.
Kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka memiliki kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerjasama yang berguna (Charles H. Cooley,1930).
25
Bentuk-bentuk kerjasama dalam masyarakat pertanian merupakan salah satu manivestasi dari proses sosial yang terjadi. Secara umum proses sosial dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu proses yang sifatnya asosiatif dan disosiatif. Proses asosiatif adalah proses sosial yang umumnya dikehendaki oleh masyarakat, sebab proses ini memberi impliksai yang sifatnya positif bagi kemajuan masyarakat. Sedangkan proses sosial yang bersifat disosiatif bisanya dihindari oleh masyarakat karena mengarah kepada perpecahan bahkan dapat membawa kehancuran/ kemunduran masyarakat. Salah satu bentuk proses sosial yang asosiatif adalah kerjasama. Kemajuan masyarakat pertanian sangat didukung oleh bagaimana menggerakkan kerjasama dalam warganya. Oleh karena itu, hal ini dapat dipakai sebagai kerangka pikir di dalam mengkaji dan menganalisis gambaran struktur masyarakat desa/ pertanian.
Bentuk kerjasama dalam bidang pertanian di Desa Kalikidang, yaitu adanya kelompok tani. Kelompok tani di Desa Kalikidang ini dibagi menjadi empat, yaitu : Kelompok Tani Maju I, kelompok Tani Maju II, kelompok Tani Maju III, kelompok Tani Maju IV. Keempatnya tergabung dalm gabungan kelompok tani (Gapoktan).
Kelompok tani di Desa Kalikidang untuk kelompok Tani Maju II diketuai Bapak Sobar, bendahara Bapak Sugiyo dan sekertaris Bapak Ahmad Sahri. Kelompok tani ini memiliki anggota kurang lebih 70 petani.

26
Tujuan dibentuknya kelompok tani di Desa Kalikidang adalah untukmemberdayakan petani, baik melalui kegiatan dalam kelompok maupun penyuluhan dari luar kelompok. Kerjasama antara kelompok tani diantaranya adalah dalam hal irigasi, pembagian hasil panen serta dalam penggunaan tenaga kerja untuk mengolah sawah. Selain itu petani juga mengadakan pertemuan rutin setiap satu bulan sekali. Dalam pertemuan dibahas mengenai laporan pengeluaran dibidang pertanian.
Fungsi dari adanya kelompok tani adalah terbentuknya Persatuan Petani Pemakai Air (P3A). Kegiatan P3A contohnya kerjasama antara pionir dengan kelompok tani dengan cara bagi hasil. Dampak positif dari kegiatan kelompok tani adalah sebagai berikut :
1.      Petani selalu mendapatkan informasi tentang teknologi pertanian yang baru, baik dari dinas atau pun swasta.
2.      Pemupukan akan lebih mudah dan ringan.
3.      Adanya sekolah lapang bagi para anggot, contohnya budidaya sayuran (cabai, bunga kol).
4.      Pembagian benih dari distributor untuk petani yang dibagi secara bergilir.
5.      Menyediakan pangan LDPM (Lembaga Distributor Pangan Masyarakat) pada saat musim paceklik.
Dampak negatif dari adanya kelompok tani sangat sedikit yaitu hanya dikelompok tani iut sendiri, misalnya modal yang dipinjam dari
27
petani kepada Gapoktan tersendat dalam mengembalikannya.
            Pola kepemimpinan Gapoktan di Desa Kalikidang yaitu menganut sistem demokrasi dimana semua keputusan yang diambil berdasarkan aspirasi anggota yang disepakati dalam pertemuan.
            Kegiatan kelompok tani yang diadakan oleh Gapoktan diikuti anggota dengan antusias. Keberhasilan kelompok tani juga berdampak bagi masyarakat yang bukan petani, contohnya anggota masyarakat yang terkena musibah dibantu, mengajak kerjasama dan disediakan stok beras bagi masyarakat Kalikidang.

C.     ACARA 3 : Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial atau gerak sosial yang terjadi dalam masyarakat memiliki dimensi yang luas. Menurut Soekanto (1990) Gerak sosial atau social mobility adalah suatu gerak dalam struktur sosial (social structure) yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisai suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat-sifat hubungan antara individu dengan kelompoknya. Menurut Coulhoun (1978) mengatakan bahwa gerak sosial masyarakat memiliki kecenderungan yang ke atas dan ke bawah yang disebut mobilitas vertikal dan juga dapat memiliki mobilitas horizontal dan antar generasi. Seseorang dapat naik dan turun kelas sosialnya berdasarkan berbagi alasan. Kesempatan mobiltas horizontal dan vertikal yang di peroleh di desa lebih terbatas ditimbang di kota. Mobilitas horizontal adalah pergeseran status sosial pada tingkat
28
yang sama tidak menunjukan adanya gerakan yang menanjak dan menurun. Manusia baik sebagai Mahkluk Individu maupun makhluk sosial senantiasa berada dalam suatu proses gerak sosial (social Mobility). Gerak pencapaian suatu status merupakan kegiatan yang berorentiasi utuk memenuhi kebutuhan sosial.
Menurut Nasution, ada beberapa faktor yang mendasari gerak sosial dari suatu kelompok. Gerak sosial suatu masyrakat tergantung dari sifat sistem yang mendasari. Bagi masyrakat yag memiliki sistem terbuka (open class society) gerakan sosial yang terjadi akan lebih dinamis dan fleksibel. Sedangkan pada sistem tertutup (close class society) maka gerakan sosila yang terjadi relatif lambat dan kurang fleksibel atau kurang memilki kelenturan. Di desa biasanya seseorang bapak mewariskan keahlianya kepada anaknya, seperti seorang petani mewariskan kepada anak-anaknya sehingga kelak anaknya menjadi seorang petani, karena hal seperti ini mobilitas sosial di desa lebih teratas dibandingkan di kota.
Di desa Kalikidang lebih cenderung mempunyai sistem Open class society (terbuka).Hal ini dikarenakan letak wilayah desa Kalikidang dekat dengan perkotaan sehingga gerak sosialnya dinamis dan fleksibel.Dilihat dari tingkat urbanisasi, seharusnya para pemuda menyukai sektor pertanian daripada sektor non pertanian.Tetapi pada kenyataannya di kelompok tani Ulam Sari, tidak ada satu pun anggota kelompoknya yang merupakan pemuda desa Kalikidang.Setelah melaksanakan observasi ternyata hasil yang didapatkan para pemuda cenderung bergaya hidup hedonisme (lebih senang bersenang-senang) dari pada memenuhi kewajibanya untuk berkerja serta pekerjaannya sangat melelahkan.Faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial antara lain adalah faktor internal dan eksternal. Menurut Kimball Young, mobilitas sosial diartikan sebagai suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial Desa Kalikidang antara lain kondisi pendidikan, pendapatan, pekerjaan, dan kepemilikan lahan. Adapun penjelasan masing-masing faktor adalah sebagai berikut:
1.      Pendidikan
Pendidikan di Desa Kalikidangtidak mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Di Desa Kalikidang hanya terdapat satu Sekolah Dasar (SD). Hal ini berpengaruh pada kegiatan sosial dalam masyarakat.
2.      Pekerjaan
Menurut Soerjono Soekanto (1990), gerak sosial vertikal (vertical mobility) dimaksudkan sebagai perpindahan individu atau objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan lainnya, yang tidak sederajat. Gerak sosial horisontal (horizontal mobility) merupakan peralihan individu atau objek-objek sosial lainnya dsari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.
Masyarakat Desa Kalikidang sudah mulai menunjukkan mobilitas sosial vertikal (vertical mobility), yaitu adanya peningkatan dalam hal pekerjaan dan dapat dilihat dari jumlah mobilitas sosial horisontal yang hanya 10%. Sebagian besar warga desa ini bekerja sebagai buruh ( 40 % ), buruh tani / penggarap ( 40 % ) dan hanya sebagian kecil saja yang bekerja sebagai PNS yaitu sekitar 5 %.
3.      Pendapatan
Pendapatan perkapita warga Desa Kalikidang sekitar Rp. 500.000 – Rp. 600.000 karena kebanyakan dari warga berprofesi sebagai buruh dan buruh tani.
4.      Kepemilikan Material
Sekitar 40 % buruh tani menggarap atau mengerjakan sawah atau lahan milik orang lain. Sebagian besar rumah  atau tanah di Desa Kalikidang adalah milik warga itu sendiri, dan hanya sekitar 5 % warga yang menumpang, misal di rumah orang tua atau sanak keluarga.

D.    ACARA 4 : Masuknya Teknologi Baru ke Desa
Teknologi pertanian merupakan penerapan prinsip-prinsip matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam rangka pendayagunaan secara ekonomis sumberdaya pertanian dan sumberdaya alam untuk kesejahteraan manusia. Cara-cara ini diwilayah pedesaan terikat oleh kebiasaan atau tradisi.  Untuk merubah cara lama atau yang telah terikat tradisi dalam kegiatan pertanian ke cara baru dengan tujuan yang lebih baik, memerlukan proses waktu yang relatif lama. Hal ini sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, ikatan tradisi budaya serta orientasi petani dalam bertani. Seperti di desa Kalikidang, masyarakat tani yang pendidikannya sebagian besar SMP, cenderung pola berpikir tentang teknologi baru khususnya dibidang pertanian memerlukan proses waktu yang cukup lama.
Petani ikan di Ulam Sari tidak akan menggunakan teknologi baru tanpa ada bukti terlebih dahulu. Di tingkat petani dengan lahan yang dimiliki, sumberdaya manusianya, ditambah dengan sarana produksi yang diperlukan oleh teknologi baru, tidak akan memperoleh hasil yang lebih baik jika tidak melalui desain eksperimen yang terencana sesuai prosedur. Hal ini sesuai dengan proses transformasi teknologi pertanian:
·         Tahap pengenalan
·         Tahap coba-coba
·         Tahap pelaksanaan
Di desa Kalikidang sendiri dari Dinas Pemerintah yang memasukkan, mempengaruhi, serta mengajak kepada para petani ikan untuk mulai menggunakan teknologi baru atau yang lebih canggih. Teknologi pertanian memegang peranan penting dalam pengembangan potensi sumberdaya tanaman pangan, sumberdaya peternakan dan sumberdaya perikanan. Teknologi yang dihasilkan dari penelitian dan pengkajian (litkaji) akan menjadi sia-sia jika tidak diaplikasikan di lapangan, terutama dalam upaya pemberdayaan masyarakat tani. Dari petugas/penyuluh  Dinas Pertanian untuk menggunakan mesin pengairan.  Kesediaan masyarakat tani ikan khususnya untuk para buruh  Ulam Sari di desa Kalikidang sampai sekarang masih ragu dalam menggunakan teknologi baru dan tidak ada yang menolak teknologi baru tersebut.
Mosher (1985), teknologi merupakan salah satu syarat mutlak pembangunan pertanian. Sedangkan untuk mengintroduksi suatu teknologi baru pada suatu usahatani menurut Fadholi (1991), ada empat faktor yang perlu diperhatikan yaitu :
 (1) secara teknis dapat dilaksanakan
 (2) secara ekonomi menguntungkan
 (3) secara sosial dapat diterima dan
 (4) sesuai dengan peraturan pemerintah.
 Suatu teknologi atau ide baru akan diterima oleh petani jika
·         memberi keuntungan ekonomi bila teknologi tersebut diterapkan (profitability);
·         teknologi tersebut sesuai dengan lingkungan budaya setempat
·          kesesuai dengan lingkungan fisik (physical compatibility);
·          teknologi tersebut memiliki kemudahan jika diterapkan;
·         penghematan tenaga kerja dan waktu dan
·         tidak memerlukan biaya yang besar jika teknologi tersebut diterapkan (Mardikanto,1993).
Beberapa contoh teknologi-teknologi modern yang digunakan masyarakat tani di Desa Kalikidang:
Gambar 5.1 Teknologi baru yang digunakan kelompok ikan Ulam Sari

Kelompok tani ikan Ulam Sari banyak melakukan kegiatan kelompok tani salah satunya dengan mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten. Kondisi inilah yang akan meningkatkan informasi tentang teknologi baru dibidang pertanian. Dengan diberikan pemahaman dan kemudahan dalam mengakses teknologi pertanian baru, pertanian di Indonesia akan lebih baik. Ketika  teknologi telah terbukti memberikan hasil : tingkat produksi, kualitas produksi dan tingkat efisiensi biaya produksi yang dicapai, maka selanjutnya dapat dilakukan evaluasi pasca pengkajian.  Evaluasi tersebut untuk dapat mengukur konsistensi teknologi pada setiap periode produksi dalam memberikan hasil hingga pada pendapatan (income)  petani pengguna teknologi.    Dengan demikian dapat menjadi ukuran teknologi bisa terus digunakan atau perlu dilakukan  penyempurnaan teknologi.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
1.      Desa Kalikidang termasuk tipologi desa pertanian. Hal ini ditandai dengan mayoritas penduduknya  bermata pencaharian sebagai petani.
2.      Hubungan masyarakat Desa Kalikidang dengan  masyarakat perkotaan memiliki hubungan yang saling menguntungkan.
3.      Desa kalikidang termasuk desa yang terbuka terhadap teknologi baru.Hal itu ditandai dengan letak wilayah Desa Kalikidang dekat dengan perkotaan.Penggunaan teknologi baru dalam bidang pertanian dan perikanan di desa tersebut sudah digunakan, seperti traktor, mesin selip, mesin penyedot air dan sebagainya.
4.      Mobilitas sosial Desa Kalikidang cukup baik dengan adanya Kelompok Tani, Karang Taruna, PKK dsb.


B.     Saran
·         Warga masyarakat yang berpendidikan tinggi harus mengamalkan ilmunya untuk kemajuan desanya.
·         Pendidikan lebih ditingkatkan lagi, agar terciptanya pemerataan pendidikan.

·         Penyediaan sarana produksi pertanian desa Kalikidang lebih dioptimalkan agar petani lebih mudah untuk mengolah hasil pertanian.
·         Untuk mahasiswa harus lebih peka terhadap masyarakat di sekitarnya sehingga dapat mengamalkan ilmunya.
·         Untuk mahasiswa harus lebih kompak dalam bekerja sama.











DAFTAR PUSTAKA

Dumairy.1997. Perekonomian Indonesia Jilid 2.Erlangga:Jakarta                                                
Hagul, Peter. 1992. Pembangunan Desa dan Lembaga Swadaya Masyarakat .Rajawali Pers. :   Jakarta
Nasution, Adham.1983.Sosiologi.Penerbit Alumni : Bandung
Saidiharjo, P. 1974.Pengantar Ilmu Sosiologi. Bina Ilmu.: Surabaya.
Wiyarti, Sri. 1991. Sosiologi. UNS Press : Surakarta.























LAMPIRAN


Gambar 1 Peta Desa Kalikidang

Gambar 2 Kantor Kepala Desa Kalikidang

Gambar 3 Kegiatan Pengenalan dengan Ibu Kades


Gamabar 4 Foto dengan Ibu Kades

Gamabar 5 Dokumentasi Kegiatan Pokdatan Ulam Sari ..............................
1.      Mesin Penyedot Air  .............................................
2.      Kepala Gapoktan Ulam Sari .......................................................
3.      Keadaan Kolam Desa Kalikidang .....................................................
4.      Foto dengan Kepala Gapoktan .....................................................
5.      Kegiatan Survei ................................................................................
6.      Kegiatan Interview .........................................................................
7.      Anggota Kelompok 1 ....................................................................
8.      Kegiatan Interview Lapangan ...................................................
9.      Kegiatan Gapoktan Ulam Sari ................................................

10.  Keadaan Jalan Desa Kalikidang .........................................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar