LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
SOSIOLOGI PERTANIAN DI DESA KALIKIDANG
KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS
Disusun
oleh:
Zaed Al Aslami A1C109032/L
Dian Widianto A1C109044/L
Muchammad Irfan
A A1C112001/L
Lidia Siska S A1C112002/P
Fitri Marlinda
Sari A1C112003/P
Damar
Satriawan A1C112004/L
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2013
PRAKTIKUM
SOSIOLOGI
PERTANIAN DI DESA KALIKIDANG
KECAMATAN
SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS
Di Susun Oleh:
Zaed Al Aslami A1C109032
Dian Widianto A1C109044
Muhammad Irfan A
A1C112001
Lidia Siska S A1C112002
Fitri Marlinda S
A1C112003
Damar Satriawan A1C112004
Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
nilai kelulusan mata kuliah Sosiologi Pertanian (PNU 124) pada Fakultas
Pertanian UNSOED.
Diterima dan disahkan pada tanggal :
Dosen Pembimbing
Praktikum
Ir. Kabul Setyadji,
M.P.
NIP. 195303201987031002
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, akan berkah, rahmat serta hidayahNya kelompok
kami, sehingga dapat menyelesaikan laporan hasil Praktikum Sosiologi Pertanian
(PNU 124) dengan baik. Laporan Praktikum ini disusun dengan maksud untuk
memenuhi jumlah SKS mata kuliah yang kami ambil.
Pada kesempatan
ini kelompok kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Dekan
Fakultas Pertanian yang telah memberikan ijin pengamatan.
2. Ir.Kabul Setyadji., M.P. selaku dosen mata kulah sekaligus pembimbing praktikum Sosiologi Pertanian.
3. Bapak Gugus Wahyoto selaku ketua Pokdakan Ulam SariDesa Kalikidangyang
berkenan memberikan kesempatan kepada kami untuk mewawancarai beliau dalam
memberikan informasi sekitar perkembangan perikanan di Desa Kalikidang.
4. Bapak Sobar selaku ketua Gapoktan Desa
Kalikidang yang telah memberikan informasi tentang keadaan desa dan pertanian
di Desa Kalikidang.
5. Semua pihak yang telah membantu memberikan informasi tambahan tentang
pertanian di desa Kalikiding.
Kami menyadari bahwa laporan praktikum ini jauh
dari sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca dan
yang membutuhkannya.
Purwokerto, Juni2013
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI
........................................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN
.......................................................................
vi
DAFTAR TABEL .................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR
............................................................................viii
BAB IPENDAHULUAN.....................................................................
1
A. Latar Belakang...............................................................................
1
B.Maksud
Dan Tujuan Praktikum ....................................................... 2
BAB II KEADAAN UMUM DESA
.....................................................
A.
Letak Desa
........................................................................................
B.
Keadaaan
Biogeofisik
.......................................................................
C.
Sejarah Desa
.....................................................................................
D.
Penduduk..............................................................................................
E.
Keadaan Kesehatan..............................................................................
F.
Pendidikan............................................................................................
G.
Struktur
Pemerintahan Desa.................................................................
H.
Struktur Ekonomi..................................................................................
I.
Struktur Sosial.......................................................................................
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKTIKUM
.....................
A.
Acara 1 :
Hubungan Desa-Kota............................................................
B.
Acara 2 :
Bentuk-Bentuk Kerjasama....................................................
C.
Acara 3 :
Mobilitas Sosial.....................................................................
D.
Acara 4 :
Masuknya Teknologi Baru ke Desa.......................................
BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN....................................................
A. KESIMPULAN...................................................................................
B. SARAN...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
LAMPIRAN
..........................................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1.
Visi dan Misi
Pokdakan Ulam Sari 2012 ................................
2.
Profil Pokdakan
Ulam Sari .....................................................
3.
Anggaran Dasar
Pokdakan Ulam Sari .....................................
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.
Klasifikasi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin.......... ......8
2. Klasifikasi Penduduk Menurut Mobilitas/Mutasi
Penduduk..... ......8
3. Lembaga Sosial yang ada di Desa Kalikidang........................... ......13
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.
Teknologi baru yang digunakan kelompok
ikan Ulam Sari..
2.
Peta Desa
Kalikidang..................................
3.
Kantor Kepala
Desa Kalikidang ............................................
4.
Kegiatan
Pengenalan dengan Ibu Kades ...............................
5.
Foto dengan Ibu
Kades ...................................................
6.
Dokumentasi Kegiatan
Pokdakan Ulam Sari ..............................
7.
Mesin Penyedot
Air .............................................
8.
Kepala Pokdakan
Ulam Sari .......................................................
9.
Keadaan Kolam
Desa Kalikidang .....................................................
10. Foto dengan Kepala Pokdakan
.....................................................
11. Kegiatan Survei
................................................................................
12. Kegiatan Interview .........................................................................
13. Anggota Kelompok 1
....................................................................
14. Kegiatan Interview Lapangan
...................................................
15. Kegiatan Pokdakan Ulam Sari
................................................
16. Keadaan Jalan Desa Kalikidang .........................................
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sosiologi pertanian adalah suatu pengetahuan sistematis dari suatu
hasil penerapan metode ilmu dalam mempelajari masyarakat pedesaan, struktur
sosial dan organisasi sosial, dan juga sistem perubahan dasar masyarakat dan
proses perubahan sosial yang terjadi tetapi dalam pengertian ini tidak hanya
cukup mempelajari saja, tetapi kita harus benar-benar paham tentang penyebab
terjadinya dan dampak atau akibat dari segala tindakan sosial yangterdapat pada
desa tersebut (Nasution, 1983).
Masyarakat adalah kumpulan sekian banyak
individu kecil ataubesar yang terikat oleh satuan, adat istiadat
atau hukum khas yang hidup bersama.Masyarakat dalam arti luas
adalah keseluruhan hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh
lingkungan, bangsa dan sebagainya.Sedangkan dalam arti sempit, masyarakat
adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya
teritorial, bangsa, golongan dan lain sebagainya.Dalam kehidupan sehari-hari,
kita menemukan kenyataaan bahwa manusia sebagai makhluk sosial ada
kecenderungan untuk melakukan kesalahan sesama manusia.Kecenderungan yang bersifat
sosial ini selalu timbul pada diri setiap manusia ada sesuatu yang saling
membutuhkan. Dari kenyataan ini kemudian timbullah suatu struktur antar
hubungan yang beraneka
1
ragam. Keragaman itu dalam bentuk
kolektivitas-kolektivitas serta kelompok-kelompok dan pada tiap-tiap kelompok
tersebut terdiri dari kelompok-kelompok yang lebih kecil. Apabila
kolektivitas-kolektivitas itu dan kelompok-kelompok mengadakan persekutuan
dalam bentuk yang lebih besar, maka terbentuklah apa yang kita kenal dengan
masyarakat.
Masyarakat perkotaan sering disebut urbancommunity. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada
sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat
pedesaan. Yang dimaksud dengan desa menurut Sukardjo Kartohadi adalah suatu
kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemeritnahan sendiri.
Menurut Bintaro desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial,
ekonomi, politik dan cultural yang terdapat disuatu daerah dalam hubungannya danpengaruhnya
secara timbal-balik dengan daerah lain.
Terlihat jelas perbedaan masyarakat pedesaan dengan
masyarakat perkotaan dalam kehidupan sehari - hari. Ditinjau dari indikator,
terlihat masih berlangsungnya kesenjangan kesejahteraan antara orang-orang desa
dengan kota. Bahkan untuk indikator, sekalipun skor kesejahteraannya
mengisyaratkan adanya perbaikan, tapi perbedaan tersebut sangat mencolok.
Presentase penduduk berusia10 tahun keatas yang bisa baca tulis jumlahnya lebih
besar di kota daripada di desa. Keadaan kesejahteraan bayi dan anak balita di
kota jauh lebih baik
2
daripadateman-teman mereka yang ada di desa. Kelayakan
rumah di kota jauh lebih baik daripada keadaan rumah di desa. Indeks mutu hidup
di kota jauh lebih baik daripada di desa.Hal ini membuktikan betapa masih
memprihatinkan kesenjangansosial antara masyarakat desa dan kota (Dumairy,
1997).
Masyarakat desa terdapat dua kelompok sosial
ekonomi.Pertama,kelompok yang mampu melakukan usaha-usaha yang memberikan
kehidupanyang relatif memadai untuk mereka sendiri.Mereka ini biasanya adalah
orang-orang yang mempunyai lahan pertanian yang luas.Kedua adalah kelompok
yangsecara sosial ekonomi dikategorikan miskin karena tidak mampu mengangkat
dirimereka sendiri pada tingkat yang disebut layak (Hagul, 1992).
B. Maksud
dan Tujuan Praktikum
Praktikum yang dilakukan merupakan salah satu pengalaman untuk
mendukung kompetensi sebagai mahasiswa pertanian yang sangat berharga.Latar
belakang mahasiswa yang sebagian besar bukan berasal dari lingkungan pertanian
menjadikan tugas lapang ini manjadi pengalaman baru dan menarik untuk dikaji
secara sosiologi.Mahasiswa dapat secara langsung berdialog dengan petani,
kelompok tani maupun masyarakat, mengungkap permasalahan konkrit yang dihadapi
para petani serta mencari solusi terbaik. Teori yang diperoleh selama proses
pembelajaran telah cukup sebagai dasar untuk memahami dinamika
3
masyarakat secara faktual. Mahasiswa juga dapat mengkaitkan kajian
teoritik dengan fakta di lapang serta membandingkan kemudian dapat menarik
benangmerah dari keduannya.
4
BAB
II
KEADAAN
UMUM DESA
1. Letak
Desa
Secara
Administratif Desa Kalikidang termasuk dalam wilayah Kecamatan Sokaraja
Kabupaten Banyumas, terletak di Banyumas bagian timur, dari ibukota Kecamatan Sokaraja Desa
Kalikidang berjarak sekitar2 Km, yang dapat ditempuh dengan angkutan pedesaan
umum dalam waktu 8 menit, sedangkan Desa Kalikidang dari pusat Kabupaten
Banyumas berjarak sekitar 8 Km. Waktu tempuh menuju ibukota Kabupaten Banyumas sekitar 20 menit itupun jika menggunakan kendaraan
pribadi.
Desa
Kalikidang terdiri atas 2 dusun yaitu dusun I berada disebelah timur dibagi
atas 3 RW, Dusun II berada di sebelah barat dibagi atas 4 RW.Luas wilayah Desa
Kalikidang adalah 232,995 Ha dengan batas – batas desa sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Wiradadi, Karang Kedawung
b. Sebelah Barat : Wiradadi
c. Sebelah Selatan : Kecamatan Patikraja
d. Sebelah Timur : Sokaraja Tengah, Kecamatan Kalibagor
5
2.
Keadaan Biogeofisik
Desa
Kalikidang memiliki topografi miring dengan ketinggian 36 m dari permukaan
laut, sehingga tergolong dataran rendah,sebagian tanahnya jenisAssosiasi
Latosol Regosol Tekstur tanahnya debu dengan struktur remah dan porous
(sarang).
Iklim
suatu daerah sangat berpengaruh dalam kehidupan utamanya untuk pertumbuhan
tanaman dan kelangsungan hidup binatang ternak. Bersamaan dengan iklim disuatu
tempat mahluk hidup (Manusia, tumbuhan dan binatang) akan saling berinteraksi,
yang dalam kurun waktu tertentu akan menentukan kondisi disuatu wilayah. Desa
Kalikidang ini termasuk kedalam iklim sedang dengan curah hujan rata – rata
sebesar 2836 Mm pertahun, dengan penyebaran yang tidak merata disepanjang tahunnya.
3. Sejarah
Desa
Dari
hasil kunjungan kami ke Desa Kalikidang, kami tidak menemukan asal usul atau
sejarah dari desa tersebut.
4. Penduduk
Desa
Kalikidang pada tahun 2012 memiliki jumlah penduduk 5102 jiwa yang terdiri atas 2511 Laki – laki dan
2591 Perempuan, Rata – rata setiap keluarga terdiri dari 4 anggota keluarga.
Komposisi penduduk menurut usia dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel
berikut :
6
Tabel
1. Klasifikasi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Umur
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
0
– 4
|
287
|
297
|
584
|
5
– 9
|
180
|
190
|
370
|
10
– 14
|
194
|
199
|
393
|
15
– 19
|
196
|
201
|
397
|
20
– 24
|
152
|
156
|
308
|
25
– 29
|
193
|
197
|
390
|
30
– 34
|
224
|
238
|
462
|
35 – 39
|
229
|
237
|
466
|
40 – 44
|
205
|
211
|
416
|
45 – 49
|
195
|
199
|
394
|
50 – 54
|
114
|
119
|
233
|
55 – 59
|
298
|
299
|
597
|
65 ke atas
|
44
|
48
|
92
|
Tabel
2. Klasifikasi Penduduk Menurut Mobilitas/Mutasi Penduduk
No
|
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
1.
|
Lahir
|
15
|
21
|
36
|
2.
|
Mati
|
9
|
7
|
16
|
3.
|
Datang
|
41
|
37
|
78
|
4.
|
Pindah
|
34
|
27
|
61
|
Sumber : Data Sekunder
monografi Desa Kalikidang 2012
Ketersediaan tenaga kerja suatu
daerah dapat dilihat dari jumlah penduduk menurut umur. Tenaga kerja yang
kurang menyebabkan pelaksanaan pembangunan mengalami pemborosan biaya pengadaan
tenaga kerja dan sebaliknya bila tenaga kerja berlebih akan menimbulkan
hambatan dalam memperoleh pekerjaan. Jumlah angkatan kerja dapat digunakan
untuk menyusun rencana pembangunan wilayah, termasuk pembangunan dibidang
pertanian dan industri perumahan.
7
Usia
kerja dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu angkatan kerja muda ( 15 – 24 th ),
angkatan kerja produktif ( 25 – 44 th ),
dan angkatan kerja tua ( 50 – 59 ).
Dengan
melihat tabel diatas dapat diketahui bahwa golongan usia produktifberjumlah
3663 jiwa (71,8 %) dan golongan usia tidak produktif adalah 1439 jiwa ( 29,2 %
) hal ini menunjukan bahwa tenaga kerja yang tersedia di Desa Kalikidang untuk
bisa mengisi peluang kerja, sementara ini lapangan kerja yang tersedia adalah
dibidang pertanian dan perikanan. Sebenarnya keadaan tanah pertanian cukup baik dan subur namun
sebagian besar penduduk tidak memiliki lahan tersebut dan hanya sebagai buruh
tani atau petani penggarap dengan sistem bagi hasil atau sewa tanah sawah.
5.
Keadaan Kesehatan
Kesehatan
merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan manusia dipengaruhi
oleh 6 faktor yaitu : Udara, Air,
Makanan dan Minuman, Keseimbangan Emosi,
Olahraga Teratur, dan Istirahat yang cukup.
Lembaga
kesehatan di Desa Kalikidang inihanya terdapat 6 Posyandu, di desa ini tidak
memiliki tempat dokter praktek maupun Dokter Umum ataupun Bidan.
8
6. Pendidikan
Tingkat
pendidikan di Desa Kalikidang tergolong sedang, hal ini didukung adanya fasilitas
pendidikan di Desa Kalikidang yaitu diantaranya telah tersediannya 1 Taman
Kanak – kanak, 2Sekolah Dasar, dan 1 Sarana pendidikan non formal.
Sebagian
besar penduduk Desa Kalikidang adalah tamatan SMP. Saat ini yang berada pada
tingkatan TK berjumlah70 orang, yang berada pada tingkatan SD berjumlah470
orang. Dan yang mengikuti pendidikan non formal berjumlah 70 orang.
7. Struktur
Pemerintahan Desa
Terdapat
6 jumlah aparat desa, di Desa Kalikidang ini memiliki 2 Kepala Urusan, 2 Kepala
Dusun dan 2 Staf Karyawan Desa.Dalam hal ini kelembagaan desa diartikan
organisasi dan aturan main yang menentukan ruang gerak organisasi tersebut
dalam mencapai tujuannya. Aturan main yang memberikan gerak berjalannnya suatu
organisasi itu diantaranya Undang – undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan
Presiden, Peraturan Daerah serta Keputusan Kepala Daerah. Sedangakan lembaga
masyarakat adalah suatu himpunan yang mengatur norma – norma dari tingkatan
yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok didalam kehidupan masyarakat, dimana
wujud konkritnya adalah asosiasi.
9
Tabel
3.Lembaga Sosial yang ada di Desa Kalikidang adalah sebagai berikut :
No
|
Jenis kelembagaan
desa
|
Jumlah pengurus
|
1.
|
LKMD
|
36
|
2.
|
Kader pembangunan
desa
|
10
|
3.
|
PKK
|
|
|
a.
Tim penggerak PKK
|
32
|
|
b.
Kader PKK
|
33
|
Sumber
: Data Monografi Desa Kalikidang 2012
8. Struktur
Ekonomi
Pekerjaan
penduduk di Desa Kalikidang mayoritas adalah sebagai petani lahan yang menggarap
lahan sekitar 0,3 Ha. Hasil dari panen yang mereka dapatkan sebagian besar
untuk konsumsi pribadi dan sisanya untuk persediaan. Persediaan tersebut
digunakan apabila petani ingin menjual hasil produksinya saat membutuhkan uang,
namun hanya dijual di warung-warung dalam desa.
Komoditas
pertanian Desa Kalikidang adalah padi, palawija, jagung, kedelai, ubi-ubian,
tebu, dan perikanan. Komoditas yang utama adalah padi. Padi yang dikembangkan
di desa ini adalah padi varietas Ciherang, Situbagendit, Hibrida. Sedangkan
perikanankhusus kepada pembesaran gurameh.Pemasaran hasil pertanian tersebut
dijual ke pedagang lokal yang kemudian oleh pedagang lokal tersebut dijual ke
kota, yaitu daerah Purwokerto dan Purbalingga.
10
Pendapatan
lain penduduk Desa Kalikidang yaitu dari produksi tahu dan batu bata. Produksi tahu diproduksi
oleh penduduk desa (home industry) dimana keuntungan yang didapat untuk pribadi.
Produksi batu bata di Desa Kalikidang dilakukan oleh petani buruh sebagai
pekerjaan sambilan mereka.Ada beberapa warga masyarakat desa Kalikidang yang
menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di berbagai negara, seperti Malaysia dan
Saudi Arabia. Sedangkan beberapa diantaranya memilih untuk mencari pekerjaan di
Jakarta atau di Purwoketo.Mereka yang bekerja di Jakarta umumnya menjadi buruh
pabrik atau kuli bangunan.Sedangkan mereka yang bekerja di Purwokerto umumnya
menjadi pelayan di toko-toko dan swalayan.
9. Struktur
Sosial
Desa Kalikidang memiliki 4 Kelompok Tani antara
lain adalah :
a. Kelompok
Tani Maju I
b. Kelompok
Tani Maju II
c. Kelompok Tani Maju III
d. Kelompok Tani Maju IV
Kelompok tani yang kami wawancarai yaitu Kelompok Tani Maju II dengan ketua
Bapak Sobar, bendahara Bapak Sugiyo dan
sekertaris Bapak Ahmad Sahri. Kelompok tani ini memiliki anggota kurang lebih
70 petani. Adanya kelompok tani
menandakan dinamika sosial di desa tersebut cukup tinggi.
11
Fungsi
dari keempat Kelompok Tani tersebut antara lain adalah
1) Untuk
menyeragamkan penanaman.
2) Untuk
memudahkan informasi dari Pemerintah.
3) Mempererat
tali silaturahmi antar petani (masyarakat).
4) Mendistribusikan
bantuan Pemerintah seperti pupuk dan bibit.
Desa Kalikidang memiliki beberapa
kelompok sosial, antara lain Organisasi agama yang terdiri dari NU dan
Muhammadiyah, selain itu ada juga organisasi LKMD, gapoktan, PKK, kelompok
gotong royong, posyantekdes, Karang Taruna. Keberadaan kelompok-kelompok sosial
tersebut memiliki andil dalam memajukan pembangunan Desa Kalikidang.
12
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN MATERI
PRAKTIKUM
A. ACARA
1 : Hubungan Desa-Kota
1. Definisi Masyarakat
Pengertian
masyarakat menurut Soekanto (1986) dalam konteks
sosiologi memiliki empat syarat yaitu :
1.
Manusia yang
hidup bersama,
2.
Bercampur dalam
kurun waktu yang cukup lama,
3.
Menyadari adanya
satu kesatuan, dan
4.
Suatu sistem
hidup bersama, yang dicerminkan ke dalam pola perilaku dan menciptakan
kebudayaan (Soekanto, 1986).
Menurut Selo
Sumardjan masyarakat adalah orang - orang yang hidup bersama dan
menghasilkan kebudayaan. Sedangkan menurutEmile Durkheim menyatakan bahwa masyarakat merupakan suatu kenyataan objektif pribadi – pribadi yang merupakan anggotanya.
2.
Masyarakat
Pedesaan
a.
Pengertian desa/perdesaan
Istilah atau pengertian desa di Indonesia berasal dari perkataan
sanskrit yang artinya tanah air, tanah asal, atau tanah kelahiran.Yang dimaksud dengan desa menurut Ferdinand Tonnies Sutardjo
mengemukakan sebagai berikut. Desa adalah suatu tempat yang masyarakatnya
bersifat gemeinschaft yang ditandai
adanya saling terikat
13
oleh perasaan dan kesatuan yang erat.
Menurut Ter
Haar, desa adalah kumpulan manusia yang tetap dan teratur dengan pemerintahan
dan kekayaan material serta immaterial sendiri.Sedang menurut Paul H. Landis, Desa
adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan ciri ciri sebagai berikut :
1.
Mempunyai
pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa,
2.
Ada pertalian
perasaan yang sama tentang kesukaan
terhadap kebiasaan,
3.
Cara berusaha
(ekonomi)adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti :
iklim, keadaan alam,kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris
adalah bersifat sambilan.
Menurut kamus sosiologi
kata tradisional berasal dari bahasa
Inggris, Tradition merupakan sikap
mental dalam merespon berbagai persoalan dalam masyarakat. Didalamnya
terkandung metodologi atau cara berfikir dan bertindak yang selalu berpegang
teguh atau berpedoman pada nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
b. Ciri-ciri Masyarakat desa
Dalam buku
Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi “Talcot Parsons”
menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft)
yang mengenal ciri-ciri sebagai berikut :
14
1)
Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta, kesetiaan dan
kemesraan. Yaitu dengan sikap dan perbuatan
tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang
lain dan menolongnya tanpa pamrih.
2)
Orientasi
kolektifsifat ini merupakan konsekuensi dari
Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan, tidak suka menonjolkan
diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus
memperlihatkan keseragaman persamaan.
3)
Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan
khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan
kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.
4)
Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu
atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak
disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau
keturunan.
5)
Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan
antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Menurut pendapat
Talcott Parson dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya
tanpa pengaruh dari luar.
15
3.
Masyarakat
Perkotaan
a. Pengertian Kota
Menurut Amos Rapport pengertian kota ada 2 yaitu klasik dan modern.
Definisi Klasik kota adalah suatu permukiman
yang relatif besar, padat dan permanen, terdiri dari kelompok indiviu –
individu yang heterogen dari segi sosial. Definisi
Modern,kota adalah suatu pemukiman
dirumuskan bukan dari ciri morfologi kota tetapi dari suatu fungsi yang
menciptakan ruang – ruang efektif melalui pengorganisasian ruang dan hirarki
tertentu.
Seperti halnya desa, kota juga mempunyai pengertian yang bermacam-macam
seperti pendapat beberapa ahli berikut ini.
1)
Kota menurut
Wirth adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh
orang – orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
2)
Kota menurut Max
Weber apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan
ekonominya dipasar lokal.
3)
Dwigth Sanderson
Kota ialah
tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih.
b.
Ciri-ciri
masyarakat Perkotaan
Ada beberapa
ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, yaitu :
16
1)
Individual
Masyarakat kota
memang individual. Mereka cenderung memikirkan urusannya sediri dan enggan mencampuri
urusan orang lain. Pergaulan di antara mereka pun terbatas dengan kelompok –
kelompoknya sendiri, misalnya teman kantor, teman di klub tertentu, atau arisan
2)
Heterogen
Masyarakat kota
terdiri dari beragam suku. Semuanya berkumpul menjadi satu koda dengan tujuan
beragam, bekerja, kuliah, ikut saudara, dan lain – lain
3)
Daya Saing
Tinggi
Biasanya, orang – orang
melakukan urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota untuk
meningkatkan taraf hidup.
4)
Profesi Beragam
Di kota, profesi
penduduknya sangat beragam. Tentunya, profesi tersebut sesuai dengan keahlian masing
–masing, misalnya buruh pabrik, karyawan, PNS, penulis, motivator, pengamen,
dan lain – lain.
5)
Matrealistik
Sebagian besar
masyarakat kota memang matrealistik. Hal tersebut dipengaruhi tingkat
persaingan yang tinggi dan untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan diperlukan
pengorbanan yang besar.
17
6)
Open Minded
Masyarakat kota
terkenal dengan sikap mereka yang selalu terbuka terhadap segala macam jenis
perubahan. Mereka juga masyarakat yang selalu aktif dan open minded. Itulah yang menyebabkan kota mengalami kemajuan yang
signifikan.
4.
Perbedaan antara desa dan kota
Kota dan desa memiliki
perbedaan signifikan, diantaranya perbedaan pola fikir dan sudut pandang yang
dianut penduduknya itu sendiri.
Ada beberapa pebedaan
antara kota dan desa yaitu:
a. Nilai sosial pada penduduk
Nilai sosial antar penduduk kota dan desa
merupakan salah satu hal yang paling terlihat perbedaanny. Bisa kita lihat jika
di desa para penduduk berlomba – lomba untuk bergotong royong dalam membantu
tetangga sekitar dan juga biasanya penduduk desa menghabiskan waktu senggang
mereka untuk melakukan kegiatan bersama tetangga lainnya sedangkan di kota,
mereka berlomba–lomba memasang pagar yang tinggi agar terlihat hebat.
b. Tingkat pendapatan
Jelas saja terlihat jika penduduk kota dan
desa memiliki perbedaan dalam hal tingkat. Biasanya penduduk di desa
mendapatkan penghasilan dari bertani ataupun berternak sedangkan di kota
biasanya penduduk menjadi karyawan ataupun berdagang. Hasil dari bertani
biasanya
18
digunakan penduduk desa untuk konsumsi sehari – hari dan sebagiannya
lagi untuk dijual. Berbeda halnya dengan di kota yang kebutuhan sehari – hari
biasanya di dapat di warung ataupun pasar swalayan.
c. Kemajuan teknologi
Kota biasanya lebih cepat dalam hal kemajuan
teknologi. Jika dulu hanya orang – orang kota saja yang biasanya menggunakan
telepon genggam sekarang seluruh lapisan masyarakat dapat menggunakan telepon
genggam. Mengapa penduduk di kota lebih maju dalam bidang teknologi. Biasanya
penduduk desa akan berfikir dua kali untuk menggunakan barang teknologi karena
jika barang tersebut tidak memiliki manfaat biasanya penduduk desa lebih
memilih tidak menggunakan teknologi tersebut.
d. Nilai budaya
Nilai budaya penduduk desa lebih kental
dibandingkan nilai budaya pada penduduk kota. Hal ini dikarenakan penduduk desa
yang belum tergeser budayanya dengan budaya asing berbeda dengan nilai budaya
penduduk kota yang sudah bercampur dengan budaya asing berbeda dengan nilai
budaya penduduk kota yang sudah bercampur dengan budaya asing karena budaya
asing dengan mudahnya dapat masuk ke dalam kehidupan penduduk kota yang
memiliki pemikiran terbuka dan modern. Jika di desa masih ada tradisi untuk
berkumpul
19
bersama sanak saudara lainnya ketika panen dan menggadakan kegiatan
dalam bentuk seni berbeda dengan penduduk kota yang lebih memilih untuk
berkumpul di warung kopi dan menghabiskan waktu disana.
e. Jumlah penduduk
Angka urbanisasi biasanya setiap tahun meningkat.
Hal ini dikarenakan setiap tahun biasanya orang yang mudik pasti membawa
saudaranya yang lain ikut kerja di kota untuk merubah nasib dengan harapan
dapat membiayai saudara – saudara di desa. Hal ini pulalah yang menyebabkan
perbedaan jumlah penduduk yang sangat signifikan. Kota –kota besar penuh dengan
orang – orang desa yang melakukan urbanisasi dengan harapan dapat merubah
hidup. Sedangkan di desa yang tinggal hanya petani – petani yang memiliki
ladang untuk di olah
Dalam masyarakat
modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Menurut Soekanto (1994), perbedaan tersebut
sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana,
karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada
pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat
perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.
Kita dapat
membedakan antara masyarakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya
karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan
fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda,
bahkan kadang-kadang
20
dikatakan "berlawanan" pula.
Perbedaan ciri antara kedua sistemtersebut dapat diungkapkan secara singkat
menurut Poplin (1972) sebagai berikut:
1)
Masyarakat
pedesaan :
a. Perilaku homogen
b. Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan
c. Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status
d. Isolasi sosial, sehingga statistik
e. Kesatuan dan keutuhan kultural
f. Banyak ritual dan nilai – nilai sakral
g. Kolektivisme
2)
Masyarakat
perkotaan :
a. Perilaku heterogen
b. Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan
c. Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
d. Mobilitas sosial, sehingga dinamik
e. Kebauran da diversifikasi kultural
f. Birokrasi fungsional dan nilai – nilai sekular
g. individualisme
Ada beberapa
ciri yang dapat dipergunakan sebagai
petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota. Dengan melihat perbedaan
perbedaan yang ada mudah mudahan akan dapat mengurangi kesulitan dalam
menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagi
21
masyarakat pedeasaan atau masyarakat perkotaan.
-
Ciri ciri
tersebut antara lain :
(1)
jumlah dan
kepadatan penduduk
(2)
lingkungan hidup
(3)
mata pencaharian
(4)
corak kehidupan
sosial
(5)
stratifiksi
sosial
(6)
mobilitas sosial
(7)
pola interaksi
sosial
(8)
solidaritas
sosial
(9)
kedudukan dalam
hierarki sistem administrasi nasional.
5.
HubunganDesa-kota
Masyarakat pedesaan dan perkotaan
bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain, diantara
keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara
mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan
warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur, daging dan ikan.
Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu
dikota.
“Interface”, dapat diartikan adanya
kawasan perkotaan yang tumpang-tindih dengan kawasan perdesaan, nampaknya
persoalan tersebut sederhana, bukankah telah ada alat transportasi, pelayanan
22
kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar,
dan rumah makan dan lain sebagainya, yang mempertemukan kebutuhan serta sifat
kedesaan dan kekotaan.
Hubungan
kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena
itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin
menentukan kehidupan perdesaan.
Secara
teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa cara,
seperti: (i) Ekspansi kota ke desa,
atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil
kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan
kecepatan yang beraneka ragam; (ii) Invasi
kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru
sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau
hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan; (iii) Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan
ke desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak terjadi; (iv) ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang
bersifat kedesaan ke kota.
Salah satu bentuk hubungan antara kota
dan desa adalah :
1. Urbanisasi dan Urbanisme
Dengan adanya
hubungan Masyarakat Desa dan Kota yang
saling ketergantungan dan saling membutuhkan tersebut maka timbulah
22
masalah baru yakni ; Urbanisasiyaitu suatu proses
berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa
urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan (Soekanto,1969).
2.
Sebab-sebab
Urbanisasi
a. Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah
kediamannya (Push factors).
b. Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah
dan menetap dikota (pull factors).
Di Desa
Kalikidang hubungan desa-kota dapat dilihat dari berbagai aspek diantaranya:
a.
Masuknya
ekonomi uang ke desa
Masuknya ekonomi uang ke Desa Kalikidangmelalui
Bank Rakyat Indonesia(BRI) yang
meberikan pelayanan perbankan, seperti tabungan dan simpan pinjam.
b.
Pemasaran hasil
- hasil pertanian di
kota
Petani rata - rata memasarkan hasil pertaniannya
melalui pengepulyang mendatangi petani secara langsung. Kelebihan dari sistim
petani dapat lebih mudah memasarkan hasil panennya daripada harus menjual ke pasar,selain
itu petani juga tidak mengeluarkan biaya transportasi sehingga menambah keuntungan.
Namun disisi lain pengepul juga mendatangkan segi negative yaitu harga yang
diberikan pengepul kadang lebih rendah daripada harga di pasar.
23
c.
Masuknya
barang konsumsi dari desa ke kota
Rata - rata masyarakat Desa Kalikidang memperoleh barang kebutuhan seperti
perabotan rumah dari para kreditur melalui sistem kredit.
Dampak
posiif dari sistim kredit adalah masyrakat dapat dengan mudah mendapatkan
barang yang mereka butuhkan tetapi di sisi lain harga yang mereka dapat dari
kreditur lebih tinggi daripada harga yang ada di pasar.
d.
Tertariknya
tenaga kerja dari desa ke kota
Pemuda Desa Kalikidang lebih tertarik untuk kerja
di kota daripada di desa yang notabene sebagai petani. Menurut narasumber
bekerja di ladang kotor dan panas. Mereka menganggap lebih bergengsi bekerja di
kota.
e.
Menyekolahkan
anak – anaknya ke kota
Masyarakat di Desa Kalikidang menyekolahkan anaknya ke
kota karena agar dapat menambah banyak pengalaman lebih daripada di desa. Karena
di Desa Kalikidang ini sendiri sangat terbatas fasilitas pendidikannya.
f.
Pembentukan
organisasi modern di desa
Organisasi modern yang terdapat di desa Kalikidang antara lain kelompok tani dan kelompok petani ikan. Ada juga yang sedang di kembangkan oleh para pemuda Desa Kalikidang
ini adalah membuat klub sepak bola.
24
g.
Bertambahnya
jaringan komunikasi massa
Sudah banyak jaringan komunikasi massa yang
masuk di desa ini antara lain jaringan telekomunikasi.
h.
Masuknya
teknologi pertanian ke desa
Teknologi yang ada di desa berasal dari bantuan pemerintah dan usaha
sendiri.Teknologi ini diperkenakan oleh gabungan kelompok tani.Teknologi
pertanian yang ada diantaranaya traktor dan mesin selip
(penggilingan gabah).
B. ACARA
2 : Bentuk-bentuk Kerjasama
Menurut Soekanto (1990), beberapa sosiolog
menganggap bahwa kerjasama merupakan bentuk interaksi sosial yang pokok.
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang
menyangkut hubungan antara orang per orangan, antara kelompok manusia, maupun
orang per orangan dengan kelompok manusia.
Kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa
mereka memiliki kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan
mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk
memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya
kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta
yang penting dalam kerjasama yang berguna (Charles H. Cooley,1930).
25
Bentuk-bentuk kerjasama dalam masyarakat
pertanian merupakan salah satu manivestasi dari proses sosial yang terjadi.
Secara umum proses sosial dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu proses yang
sifatnya asosiatif dan disosiatif. Proses asosiatif adalah proses sosial yang
umumnya dikehendaki oleh masyarakat, sebab proses ini
memberi impliksai yang sifatnya positif bagi kemajuan masyarakat. Sedangkan
proses sosial yang bersifat disosiatif bisanya dihindari oleh masyarakat karena
mengarah kepada perpecahan bahkan dapat membawa kehancuran/ kemunduran
masyarakat. Salah satu bentuk proses sosial yang asosiatif adalah kerjasama.
Kemajuan masyarakat pertanian sangat didukung oleh bagaimana menggerakkan
kerjasama dalam warganya. Oleh karena itu, hal ini dapat dipakai sebagai
kerangka pikir di dalam mengkaji dan menganalisis gambaran struktur masyarakat
desa/ pertanian.
Bentuk kerjasama dalam
bidang pertanian di Desa Kalikidang, yaitu adanya kelompok tani. Kelompok tani
di Desa Kalikidang ini
dibagi menjadi empat,
yaitu : Kelompok Tani Maju I, kelompok
Tani Maju II, kelompok Tani Maju III, kelompok Tani Maju IV.
Keempatnya tergabung dalm gabungan kelompok tani
(Gapoktan).
Kelompok tani di Desa Kalikidang untuk kelompok
Tani Maju II diketuai Bapak Sobar, bendahara Bapak Sugiyo dan sekertaris Bapak
Ahmad Sahri. Kelompok tani ini memiliki anggota kurang lebih 70 petani.
26
Tujuan dibentuknya kelompok tani di Desa
Kalikidang adalah untukmemberdayakan petani, baik melalui kegiatan dalam
kelompok maupun penyuluhan dari luar kelompok. Kerjasama antara kelompok tani
diantaranya adalah dalam hal irigasi, pembagian hasil panen serta dalam
penggunaan tenaga kerja untuk mengolah sawah. Selain itu petani juga mengadakan
pertemuan rutin setiap satu bulan sekali. Dalam pertemuan dibahas mengenai
laporan pengeluaran dibidang pertanian.
Fungsi dari adanya kelompok tani adalah
terbentuknya Persatuan Petani Pemakai Air (P3A). Kegiatan P3A contohnya
kerjasama antara pionir dengan kelompok tani dengan cara bagi hasil. Dampak
positif dari kegiatan kelompok tani adalah sebagai berikut :
1. Petani
selalu mendapatkan informasi tentang teknologi pertanian yang baru, baik dari
dinas atau pun swasta.
2. Pemupukan akan lebih mudah dan ringan.
3. Adanya sekolah lapang bagi para anggot,
contohnya budidaya sayuran (cabai, bunga kol).
4. Pembagian benih dari distributor untuk petani
yang dibagi secara bergilir.
5. Menyediakan pangan LDPM (Lembaga Distributor
Pangan Masyarakat) pada saat musim paceklik.
Dampak
negatif dari adanya kelompok tani sangat sedikit yaitu hanya dikelompok tani
iut sendiri, misalnya modal yang dipinjam dari
27
petani kepada Gapoktan
tersendat dalam mengembalikannya.
Pola kepemimpinan Gapoktan di Desa Kalikidang yaitu
menganut sistem demokrasi dimana semua keputusan yang diambil berdasarkan
aspirasi anggota yang disepakati dalam pertemuan.
Kegiatan kelompok tani yang diadakan oleh Gapoktan
diikuti anggota dengan antusias. Keberhasilan kelompok tani juga berdampak bagi
masyarakat yang bukan petani, contohnya anggota masyarakat yang terkena musibah
dibantu, mengajak kerjasama dan disediakan stok beras bagi masyarakat
Kalikidang.
C. ACARA
3 : Mobilitas Sosial
Mobilitas
sosial atau gerak sosial yang terjadi dalam masyarakat memiliki dimensi yang
luas. Menurut Soekanto (1990) Gerak sosial atau social mobility adalah suatu gerak dalam struktur sosial (social structure) yaitu pola-pola
tertentu yang mengatur organisai suatu kelompok sosial. Struktur sosial
mencakup sifat-sifat hubungan antara individu dengan kelompoknya. Menurut
Coulhoun (1978) mengatakan bahwa gerak sosial masyarakat memiliki kecenderungan
yang ke atas dan ke bawah yang disebut mobilitas vertikal dan juga dapat
memiliki mobilitas horizontal dan antar generasi. Seseorang dapat naik dan
turun kelas sosialnya berdasarkan berbagi alasan. Kesempatan mobiltas
horizontal dan vertikal yang di peroleh di desa lebih terbatas ditimbang di
kota. Mobilitas horizontal adalah pergeseran status sosial pada tingkat
28
yang sama tidak
menunjukan adanya gerakan yang menanjak dan menurun. Manusia baik sebagai
Mahkluk Individu maupun makhluk sosial senantiasa berada dalam suatu proses
gerak sosial (social Mobility). Gerak
pencapaian suatu status merupakan kegiatan yang berorentiasi utuk memenuhi
kebutuhan sosial.
Menurut
Nasution, ada beberapa faktor yang mendasari gerak sosial dari suatu kelompok.
Gerak sosial suatu masyrakat tergantung dari sifat sistem yang mendasari. Bagi
masyrakat yag memiliki sistem terbuka (open
class society) gerakan sosial yang terjadi akan lebih dinamis dan
fleksibel. Sedangkan pada sistem tertutup (close
class society) maka gerakan sosila yang terjadi relatif lambat dan kurang
fleksibel atau kurang memilki kelenturan. Di desa biasanya seseorang bapak
mewariskan keahlianya kepada anaknya, seperti seorang petani mewariskan kepada
anak-anaknya sehingga kelak anaknya menjadi seorang petani, karena hal seperti
ini mobilitas sosial di desa lebih teratas dibandingkan di kota.
Di
desa Kalikidang lebih cenderung mempunyai sistem Open class society
(terbuka).Hal ini dikarenakan letak wilayah desa Kalikidang dekat dengan
perkotaan sehingga gerak sosialnya dinamis dan fleksibel.Dilihat dari tingkat
urbanisasi, seharusnya para pemuda menyukai sektor pertanian daripada sektor
non pertanian.Tetapi pada kenyataannya di kelompok tani Ulam Sari, tidak ada
satu pun anggota kelompoknya yang merupakan pemuda desa Kalikidang.Setelah melaksanakan observasi
ternyata hasil yang didapatkan para pemuda cenderung bergaya hidup hedonisme
(lebih senang bersenang-senang) dari pada memenuhi kewajibanya untuk berkerja
serta pekerjaannya sangat melelahkan.Faktor yang
mempengaruhi mobilitas sosial antara lain adalah faktor internal dan eksternal.
Menurut Kimball Young, mobilitas sosial diartikan sebagai suatu gerak dalam
struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu
kelompok sosial.Faktor-faktor yang
mempengaruhi mobilitas sosial Desa Kalikidang
antara lain kondisi pendidikan, pendapatan,
pekerjaan, dan kepemilikan lahan. Adapun penjelasan masing-masing faktor adalah sebagai
berikut:
1. Pendidikan
Pendidikan di Desa Kalikidangtidak mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun. Di Desa Kalikidang hanya terdapat satu Sekolah Dasar (SD). Hal ini
berpengaruh pada kegiatan sosial dalam masyarakat.
2. Pekerjaan
Menurut Soerjono Soekanto (1990), gerak sosial vertikal (vertical mobility) dimaksudkan sebagai
perpindahan individu atau objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan
lainnya, yang tidak sederajat. Gerak sosial horisontal (horizontal mobility) merupakan peralihan individu atau objek-objek
sosial lainnya dsari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang
sederajat.
Masyarakat Desa Kalikidang sudah mulai menunjukkan mobilitas sosial
vertikal (vertical mobility), yaitu
adanya peningkatan dalam hal pekerjaan dan dapat dilihat dari jumlah mobilitas
sosial horisontal yang hanya 10%. Sebagian besar warga desa ini bekerja sebagai
buruh ( 40 % ), buruh tani / penggarap ( 40 % ) dan hanya sebagian kecil saja
yang bekerja sebagai PNS yaitu sekitar 5 %.
3. Pendapatan
Pendapatan perkapita warga Desa Kalikidang sekitar Rp. 500.000 –
Rp. 600.000 karena kebanyakan dari warga berprofesi sebagai buruh dan buruh
tani.
4. Kepemilikan
Material
Sekitar 40 % buruh tani menggarap atau mengerjakan sawah atau lahan
milik orang lain. Sebagian besar rumah
atau tanah di Desa Kalikidang adalah milik warga itu sendiri, dan hanya
sekitar 5 % warga yang menumpang, misal di rumah orang tua atau sanak keluarga.
D. ACARA
4 : Masuknya Teknologi Baru ke Desa
Teknologi
pertanian merupakan penerapan prinsip-prinsip matematika
dan ilmu pengetahuan alam dalam rangka pendayagunaan secara ekonomis
sumberdaya pertanian dan sumberdaya alam untuk kesejahteraan
manusia.
Cara-cara ini diwilayah pedesaan terikat oleh kebiasaan atau tradisi. Untuk merubah cara lama atau yang telah
terikat tradisi dalam kegiatan pertanian ke cara baru dengan tujuan yang lebih
baik, memerlukan proses waktu yang relatif lama. Hal ini sangat dipengaruhi
oleh tingkat pendidikan, ikatan tradisi budaya serta orientasi petani dalam
bertani. Seperti di desa Kalikidang, masyarakat tani yang pendidikannya
sebagian besar SMP, cenderung pola berpikir tentang teknologi baru khususnya
dibidang pertanian memerlukan proses waktu yang cukup lama.
Petani
ikan di Ulam Sari tidak akan menggunakan teknologi baru tanpa ada bukti
terlebih dahulu. Di tingkat petani dengan lahan yang dimiliki, sumberdaya
manusianya, ditambah dengan sarana produksi yang diperlukan oleh teknologi
baru, tidak akan memperoleh hasil yang lebih baik jika tidak melalui desain
eksperimen yang terencana sesuai prosedur. Hal ini sesuai dengan proses
transformasi teknologi pertanian:
·
Tahap pengenalan
·
Tahap coba-coba
·
Tahap pelaksanaan
Di
desa Kalikidang sendiri dari Dinas Pemerintah yang memasukkan, mempengaruhi,
serta mengajak kepada para petani ikan untuk mulai menggunakan teknologi baru
atau yang lebih canggih. Teknologi pertanian memegang peranan penting dalam
pengembangan potensi sumberdaya tanaman pangan, sumberdaya peternakan dan
sumberdaya perikanan. Teknologi yang dihasilkan dari penelitian dan pengkajian
(litkaji) akan menjadi sia-sia jika tidak diaplikasikan di lapangan, terutama
dalam upaya pemberdayaan masyarakat tani. Dari petugas/penyuluh Dinas Pertanian untuk menggunakan mesin
pengairan. Kesediaan masyarakat tani
ikan khususnya untuk para buruh Ulam
Sari di desa Kalikidang sampai sekarang masih ragu dalam menggunakan teknologi
baru dan tidak ada yang menolak teknologi baru tersebut.
Mosher
(1985), teknologi merupakan salah satu syarat mutlak pembangunan pertanian.
Sedangkan untuk mengintroduksi suatu teknologi baru pada suatu usahatani
menurut Fadholi (1991), ada empat faktor yang perlu diperhatikan yaitu :
(1) secara teknis dapat dilaksanakan
(2) secara ekonomi menguntungkan
(3) secara sosial
dapat diterima dan
(4) sesuai dengan
peraturan pemerintah.
Suatu teknologi atau ide baru akan diterima
oleh petani jika
·
memberi keuntungan ekonomi bila
teknologi tersebut diterapkan (profitability);
·
teknologi tersebut sesuai dengan
lingkungan budaya setempat
·
kesesuai dengan lingkungan fisik (physical compatibility);
·
teknologi tersebut memiliki kemudahan jika
diterapkan;
·
penghematan tenaga kerja dan waktu dan
·
tidak memerlukan biaya yang besar jika
teknologi tersebut diterapkan (Mardikanto,1993).
Beberapa contoh
teknologi-teknologi modern yang digunakan masyarakat tani di Desa Kalikidang:
Gambar 5.1 Teknologi
baru yang digunakan kelompok ikan Ulam Sari
Kelompok tani ikan Ulam Sari banyak
melakukan kegiatan kelompok tani salah satunya dengan mengikuti pelatihan yang
diadakan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten. Kondisi inilah yang
akan meningkatkan informasi tentang teknologi baru dibidang pertanian. Dengan
diberikan pemahaman dan kemudahan dalam mengakses teknologi pertanian baru,
pertanian di Indonesia akan lebih baik. Ketika teknologi telah terbukti
memberikan hasil : tingkat produksi, kualitas produksi dan tingkat efisiensi
biaya produksi yang dicapai, maka selanjutnya dapat dilakukan evaluasi pasca
pengkajian. Evaluasi tersebut untuk dapat mengukur konsistensi teknologi
pada setiap periode produksi dalam memberikan hasil hingga pada pendapatan (income)
petani pengguna teknologi. Dengan demikian dapat
menjadi ukuran teknologi bisa terus digunakan atau perlu dilakukan
penyempurnaan teknologi.
BAB
IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Desa
Kalikidang termasuk tipologi desa pertanian. Hal ini ditandai dengan mayoritas
penduduknya bermata pencaharian sebagai
petani.
2. Hubungan
masyarakat Desa Kalikidang dengan
masyarakat perkotaan memiliki hubungan yang saling menguntungkan.
3. Desa
kalikidang termasuk desa yang terbuka terhadap teknologi baru.Hal itu ditandai
dengan letak wilayah Desa Kalikidang dekat dengan perkotaan.Penggunaan
teknologi baru dalam bidang pertanian dan perikanan di desa tersebut sudah
digunakan, seperti traktor, mesin selip, mesin penyedot air dan sebagainya.
4. Mobilitas
sosial Desa Kalikidang cukup baik dengan adanya Kelompok Tani, Karang Taruna,
PKK dsb.
B.
Saran
·
Warga masyarakat yang berpendidikan tinggi
harus mengamalkan ilmunya untuk kemajuan desanya.
·
Pendidikan lebih ditingkatkan lagi, agar
terciptanya pemerataan pendidikan.
·
Penyediaan sarana produksi pertanian desa
Kalikidang lebih dioptimalkan agar petani lebih mudah untuk mengolah hasil
pertanian.
·
Untuk mahasiswa harus lebih peka terhadap
masyarakat di sekitarnya sehingga dapat mengamalkan ilmunya.
·
Untuk mahasiswa harus lebih kompak dalam
bekerja sama.
DAFTAR PUSTAKA
Dumairy.1997.
Perekonomian Indonesia Jilid 2.Erlangga:Jakarta
Hagul,
Peter. 1992. Pembangunan Desa dan Lembaga
Swadaya Masyarakat .Rajawali Pers. :
Jakarta
Nasution, Adham.1983.Sosiologi.Penerbit Alumni : Bandung
Saidiharjo, P. 1974.Pengantar Ilmu Sosiologi. Bina Ilmu.:
Surabaya.
Wiyarti, Sri. 1991. Sosiologi. UNS Press : Surakarta.
LAMPIRAN
Gambar 1 Peta Desa Kalikidang
Gambar 2 Kantor
Kepala Desa Kalikidang
Gambar 3 Kegiatan
Pengenalan dengan Ibu Kades
Gamabar 4 Foto
dengan Ibu Kades
Gamabar 5 Dokumentasi
Kegiatan Pokdatan Ulam Sari ..............................
1.
Mesin Penyedot
Air .............................................
2.
Kepala Gapoktan
Ulam Sari .......................................................
3.
Keadaan Kolam
Desa Kalikidang .....................................................
4.
Foto dengan
Kepala Gapoktan .....................................................
5.
Kegiatan Survei
................................................................................
6.
Kegiatan
Interview .........................................................................
7.
Anggota Kelompok
1 ....................................................................
8.
Kegiatan
Interview Lapangan ...................................................
9.
Kegiatan
Gapoktan Ulam Sari ................................................
10. Keadaan Jalan Desa Kalikidang .........................................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar