LAPORAN
PRAKTIKUM
DASAR
– DASAR ILMU TANAH
ACARA
V
PENGENALAN PROFIL TANAH

Oleh:
Nama : Fitri Marlinda Sari
NIM : A1C112003
Rombongan : 8
Asisten : 1. Wefindria Afifah
2. Nova Margareth
3. Kristia D.A
4.
Reza Rizqy T
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Tanah
merupakan tubuh alam yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat dari
bekerjanya gaya – gaya alam terhadap bahan – bahan alam yang terdapat
dipermukaan bumi. Tanah memilii tiga dimensi ruang yaitu : panjang, lebar, dan
kedalaman. Setiap jenis tanah mempunyai sifat – sifat yang khas yang merupakan
hasil karya faktor – faktor pembentuk tanah, maka setiap jenis tanah akan
menampakkan profil yang berbeda. Profil tanah ialah penampang vertical tanah
dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan bahan induk dibawah tanah. Solum
tanah adalah penampang tanah dimulai dari horizon A hingga horizon B.
terdapatnya horizon – horizon pada tanah – tanah yang memiliki perkembangan
genetis menyugestikan bahwa beberapa proses tertentu umumnya terdapat dalam
perkembangan pembentukan profiltanah.
Umumnya hampir semua profil – profil
tanah telah memiliki dua atau lebih horizon utama. Sifat – sifat horizon itu
diterangkan seperti berikut :
Horizon – horizon organik tanah –
tanah mineral:
1. Terbentuk diatas tanah mineral.
2. Didominasi oleh bahan organik yang segar atau
sebagian telah dilapuki.
3. Mengandung lebih dari 30% bahan
organik jika fraksi mineral mengandung lebih dari 50% liat atau lebih dari 20%
bahan organik jika fraksi mineral tidak mengandung liat.
Horizon – horizon mineral:
1. Horizon – horizon dimana bahan
organik dikumulasikan atau berbentuk dekat permukaan tanah.
2. Horizon – horizon yang kehilangan
liat, besi, atau alumunium dengan hasil resultannya berupa kuarsa atas mineral
– mineral resisten yang lain.
3. Horizon – horizon ini didominasi
oleh (1) atau (2) diatas, tetapi dapat pula berupa transisi kehorison B atau C
dibawahnya.
Horizon yang memiliki satu atau
lebih sifat:
1. Merupakan horizon illuvial, di mana
terakumulasi liat silikat, besi, alumunium, atau humus secara sendiri – sendiri
atau kombinasinya.
2. Konsentrasi sisa dari sosquioksidasi
atau liat – liat silikat yang terbentuk dengan keluarnya dari horizon ini garam
– garam karbonat atau garam – garam terlarut lainnya.
3. Mantel mineral – mineral
sosquioksida telah cukup memberikan warna gelap, dibandingkan dengan warna
horizon dibawah maupun diatasnya.
4. Alterasi dari bahan – bahan asalnya
yang berupa struktur batuan misalnya, sehingga akibat alterasi itu terbentuklah
liat – liat silikat, pembebasan oksida – oksida atau keduanya.
Mengetahui
bentuk fisik tanah dari berbagai jenis, kandungan mineral di dalamnya, derajat
kerut tanah, adanya kandungan air tanah serta pengetahuan tentang profil tanah
merupakan suatu cara untuk mendapatkan tanah yang cocok untuk budidaya komoditi
pertanian. Sebab faktor tersebut di atas adalah faktor utama dalam budidaya
pertanian.
B.Tujuan
Menetapkan warna dasar beberapa
jenis tanah dengan menggunakan buku Munsell Soil Color Chart.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah yaitu kumpulan
dari benda alam dipermukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon, terdiri
dari campuran bahan organik, air dan udara dan merupakan media untuk tumbuhnya
tanaman serta tanah merupakan benda alam yang mempunyai tiga dimensi yaitu
panjang, lebar dan kedalaman. Setiap tanah mempunyai sifat-sifat yang khas
(sets of characteristic) yang merupakan hasil kerja faktor-faktor pembentuk
tanah. Akibatnya bekerjaya faktor-faktor pembentuk tanah tersebut, maka setiap
jenis tanah akan menampakkan profil yang berbeda. Ciri-ciri morfologi suatu
tanah sangat berguna untuk mengetahui jenis tanah dan tingkat kesuburan
tanahnya. Tindakan budidaya tanaman akan lebih tepat, bila didasarkan pada
sifat morfologinya. (Foth, 1988).
Horizon tanah adalah
lapisan-lapisan tanah yang terbentuk kerena hasil dari proses pembentukan
tanah.Proses pembentukan horizon-horizon tersebut akan menghasilkan benda alam
baru yang disebut tanah. Penampang vertikal dari tanah yang menunjukkan susunan
horizon tanah disebut profil tanah. Terdapat enam horizon utama yang menyusun
profil tanah berturut-turut dari atas ke bawah yaitu horizon O, A, E, B, C dan
R. Sedangkan horizon yang menyusun solum tanah hanya horizon A, E dan B
(Hardjowigeno, 1987).
Profil tanah merupakan suatu irisan
melintang pada tubuh tanah dibuat dengan cara menggali lubang dengan ukuran
panjang dan lebar tertentu dan kedalaman tertentu pula sesuai dengan keadaan tanah
dan keperluan penelitian. Dimana penelitian juga biasa dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui jenis tanah tertentu. Setiap jenis tanah dan tipe–tipe tanah
memiliki ciri khas yang di pandang dari sifat–sifat fisik, kimia maupun
biologinya. Dalam hal ini menyangkut tanah yang memiliki horizon sebagai akibat
berlangsungnya evolusi genetik dalam tanah (Mulyadi, 2007).
Hasil pelapukan batuan-batuan yang
bercampur dengan sisa batuan dari organisme yang hidup diatasnya. Selain itu,
terdapat pula udara dan air didalam tanah. Air dalam tanah berasal dari air
hujan yang ditahan oleh tanah sehingga tidak meresap ketempat lain, disamping
pencampuran bahan organik didalam proses pembentukan tanah, terbentuk pula
lapisan-lapisan tanah. (Hardjowigeno, 1985).
Pengenalan profil tanah secara
lengkap meliputi sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pengenalan ini penting
dalam hal mempelajari pembentukan dan klasifikasi tanah dengan pertumbuhan
tanaman serta kemungkinan pengolahan tanah uang lebih tepat. Adapun faktor-faktor
pembentuk tanah yaitu, bahan induk, organisme, topografi, iklim, waktu. Adanya
beberapa tingkatan atau variasi faktor-faktor pembentuk tanah maka potensi
untuk membentuk berbagai jenis tanah yang berbeda adalah amat besar (Foth H.D.
1999).
Mengetahui bentuk fisik tanah dari
berbagai jenis, kandungan mineral di dalamnya, derajat kerut tanah, adanya
kandungan air tanah serta pengetahuan tentang profil tanah merupakan suatu cara untuk mendapatkan
tanah yang cocok untuk budidaya komoditi pertanian. Sebab faktor-faktor
tersebut di atas adalah faktor utama dalam budidaya pertanian (Sutedjo,
Mulyani. 1991).
Dalam rangka penelitian
tanah,kadang-kadang di perlukan deskripsi tentang profil tanah.dari pengamatan
sifat-sifat tanah di lapangan serta di dukung oleh hasil analisa contoh tanah
di laboratorium yang di ambil dari tiap horizon di dalam profil,maka dapat di
tentukan jenis tanahnya (Brady,N.C.1974).
Tujuanya adalah untuk mengetahui
jenis tanah dengan faktof-faktor kelilingnya.hal-hal yang di kerjakan adalah membuat
lubang profil tanah,mengamati morfologi sifat-sfat profil tanah ,mengamati
morfologi sifat-sifat profil tanah dan mengambil contoh tanah dari
masing-masing horizon yang di temukan
(Subagyo,1970).
Pengamatan profil meliputi
pengamatan dalam profil itu sendiri dan pengamatan sekililing antara
lain:vegetasi yang ada ,kedalam air tanah ,tofografi,usaha tani,ada tidaknya
faktor penghambat seperti bahaya banjir ,erosi dan keadaan berbatu(Hadi
prawiro,Tejoyumono,1998).
Profil tanah yang di amati cirri-cirinya
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1.vertikal
2.masih alami
3.Bidang pengamatan profil tidak boleh terkena sinar
matahari. Langsung uraian profil tanah di milai dengan menentukan letak batas
horizon. Mengukur dalamnya dan mengamati profil tanah secara keseluruhan (Darma
Wijaya,1990).
BAB III
METODE KERJA
A. Alat
dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah
Bor tanah, abney level ( clinometer ) untuk mengukur kemiringan tanah, kompas,
altimeter, pH saku, botol semprot, kertas label, meteran, larutan H2O2 3 %,
larutan HCL 10 %, larutan aa – dipridil dalam 1 N NH4Oac netral, aquades, buku
Munsell Soil Colour Chart, Kantong plastik, spidol, buku pedoman pengamatan
tanah di lapang dan daftar isian profil.
B.
Cara Kerja
1.
Dipilih
tempat pembuatan profil. Sebelumnya dilakukan dengan pengeboran ( boring ) di
tempat – tempat sekitar profil yang akan dibuat sedalam 1 meter pada 2 atau 3
tempat berjarak 1 meter, yang berguna supaya tercapai keseragaman.
2. Digali lubang sedemikian rupa sehingga
terbentuk profil tanah dengan ukuran panjang 2m, lebar 1,5 m, dan kedalaman
1,5. Di depan bidang pengamatan profil dibuat tangga ( trap ) kebawah untuk
memudahkan pengamat turun.
3. Proses pengamatan dilakukan dengan
mengukur dalamnya profil dari lapisan atas sampai bawah. Penarikan batas
horison ditentukan dengan melihat perbedaan warna atau menusuk – nusukkan pisau
kedalam tanah dengan tekanan tetap untuk merasakan perbedaa kekerasannya.
Selanjutnya dilakukan penetapan horison dan pencatan kedalamannya pada daftar
isian profil. Setelah masing – masing horizon diketahui batasnya, masing –
masing lapisan diamati : warna, tekstur, struktur, konsistensi, pH, perakaran,
kedalaman efektif, bentukan istimewa seperti konkresi, horizon penciri, dan
sebagainya. Selain ciri – ciri morfologi, dicatat pula faktor – faktor
sekeliling yaitu : relief, lereng (posisi, bentuk), bentuk wilayah, ketinggian tempat,
bahan induk, drainase (kelas), permeabilitas, bentuk erosi, vegetasi, iklim,
curah hujan, permukaan air tanah, usaha tani, keadaan batu, dan sebagainya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Hasilpengamatan
Deskripsi
Profil
Nomorlapisan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Dalamlapisan
|
0 – 13
|
13–32
|
32 – 45
|
45 – 61
|
61 - 76
|
Symbol lapisan
|
O
|
A
|
E
|
B
|
C
|
Batas lapisan
|
Abrupt
|
Clear
|
Clear
|
clear
|
Clear
|
Batas topografi
|
Smooth
|
Wavy
|
Smooth
|
wavy
|
Smooth
|
Warnatanah(matriks)
|
Very Dark brown
|
Dark yellow brown
|
Dark reddish brown
|
Dark yellowis brown
|
Dark reddish grey
|
Teksturtanah
|
Lempung berliat
|
Lempungberpasir
|
Liat berpasir
|
Lempungliatberpasir
|
Lempung liat berpasir
|
Kandunganbahankasar(konkresi/ hablur/fragmen)
|
Mn
|
Mn
|
Fe
|
Fe
|
Fe
|
Strukturtanah
|
Lemah
Kasar
Gumpal
|
Lemah
Sedang
Gumpal
|
Lemah
Halus
Remah
|
Lemah
Sedang
Remah
|
Lemah
Halus
Tiang
|
Konsistensi
|
Lekat
Lepas
Lepas
|
Tak Lekat
Lepas
Lunak
|
Agaklekat
Gembur
Lunak
|
Agak lekat
Gembur
Lunak
|
Agak lekat
Gembur
Lunak
|
pHtanah(lapang)
|
5
|
6
|
6
|
6
|
6
|
ReaksithdpHCL
|
( - )
|
( - )
|
( - )
|
( - )
|
( - )
|
Perakaran
|
Kasar
|
Banyak
|
|
|
|
B.Pembahasan
Profil tanah adalah penampang melintang
(vertical) tanah yang terdiri dari lapisan tanah (solum) dan lapisan bahan induk.Solum tanah amerupkan bagian dari profil tanah yang
terbentuk
akibat proses pembentukan tanah (horizon A dan B) (Hardjowigeno 1993). Horizon
yang diberi symbol adalah horizon genetic yaitu lapisan-lapisan didalam tanah yang
kurang
lebih
sejajar
dengan
permukaan
tanah
dan
terbentuk
sabagai
hasil
dari proses pembentukan tanah. Horizon genetic tidak setara dengan
horizon penciri. Horizon genetic mencerminkan jenis perubahan sifat tanah yang
telah
terjadi
akibat
dari proses pembentukan tanah. Sedangkan horizon penciri adalah horoson
genetic yang sifatnya dinyatkan secara kuantitatif dan digunakan sabagai penciri dalam klasifiaksi tanah. Ada enam horizon dan lapisan utama dalam tanah yang
masing-masing
diberisi
mbul
dengan
satu
huruf capital yaitu (dari atas kebawah): O, A, E, B, C dan R. Lapisan tanah atas meliputi: O –
A, lapisan tanah bawah : E – B(Soil survey Staff, 1990 dalamHardjowigeno
1993).
Definisi
lain dari profil tanah yaitu urutan-urutan horizon tanah, yakni lapisan-lapisan
tanah yang dianggap sejajar dengan permukaan buli. Profil tanah dipelajari
dengan mengenali tanah dengan lubang vertikal ke lapisan paling bawah. Warna,
tekstur, ketebalan horizon dan kedalaman solum, sifat perakaran atau konkresi
merupakan sifat-sifat penting tanah yang selanjutnya menjadi parameter
pengukuran profil tanah (Tim Asisten dan Dosen, 2010).
Profil
tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara
membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalaman tertentu sesuai
dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tanah merupakan tubuh alam yang
terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam (natural forces)
terhadap proses pembentukan mineral. Pembentukan dan pelapukan bahan-bahan
koloid. (Brady, N.C.1974).
Pedologi adalah Ilmu yang
mempelajari proses pembentukan tanah beserta faktor-faktor pembentuknya,
klasifikasi tanah, survei tanah dan cara-cara pengamatan tanah di lapang.Tanah
dipandang sebagai suatu benda alam yang dinamis dan tidak secara khusus
dihubungkan dengan pertumbuhan tanaman.
Secara edapologi yaitu, apabila
tanah dipelajari dalam hubungannya dengan pertumbuhan tanaman. Dalam edapologi
dipelajari sifat-sifat tanah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Usaha-usaha
yang perlu dilakukan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah bagi pertumbuhan
tanaman, misalnya pemupukan, pengapuran dll (Jamulya, 1983).

Horizon O merupakan horizon bagian
atas, lapisan tanah organik, yangterdiri dari humus daun dan alas. Utamanya
dijumpai pada tanah-tanah hutan yang belum terganggu. Merupakan horison organik
yang terbentuk di atas lapisan tanah mineral. Horison organik merupakan tanah
yang mengandung bahan organik > 20% pada seluruh penampang tanah, tanah
mineral biasanya kandungan bahan organik kurang dari 20% karena sifat-sifatnya
didominasi oleh bahan mineral. Ada 2 jenis horison O yaitu :
a) O1 : bentuk asli sisa-sisa tanaman masih
terlihat.
b)
O2 : bentuk asli sisa-sisa tanaman tidak terlihat.
Horizon A merupakan horison di
permukaan yang tersusun oleh campuran bahan organik dan bahan mineral. Horizon
A juga disebut sebagai horison eluviasi (pencucian). Ada 3 jenis horison A,
antara lain :
a) A1 : bahan mineral campur dengan humus dan
berwarna gelap.
b)
A2 : horison dimana terjadi pencucian (aluviasi) maksimum terhadap liat
Fe, Al dan bahan organik.
c) A3 : horison peralihan A ke B, lebih
menyerupai A
Horizon E merupakan lapisan warna terang dalam hal ini adalah
lapisan bawah dan di atas A Horizon B Horizon. Hal ini terdiri dari pasir dan
lumpur, setelah kehilangan sebagian besar dari tanah liat dan mineral sebagai
bertitisan melalui air tanah (dalam proses eluviation). Lapisan Eluviasi atau Horison Eluviasi adalah
horison yang telah mengalami proses eluviasi (pencucian) sangat intensif
sehingga kadar bahan organik tanah, liat silikat, Fe dan Al rendah tetapi kada
pasir dan debu kuarsa (seskuoksida) serta mineral resisten lainnya tinggi,
sehingga berwarna agak terang.
Horison B adalah horison illuvial
atau horison pengendapan sehingga terjadi akumulasi dari bahan-bahan yang
tercuci dari horison diatasnya. Horison iluviasi (penimbunan) dari bahan-bahan
yang tercuci di atasnya (liat, Fe, Al, bahan organik). Ada 3 Jenis Horison B,
yaitu :
a) B1 : peralihan dari A ke B, lebih
menyerupai B
b)
B2 : penimbunan (iluviasi) maksimum liat, Fe dan Al oksida,
kadang-kadang bahan organik.
c) B3 : peralihan B ke C, lebih menyerupai B.
Horison C adalah lapisan tanah yang
bahan penyusunnya masih serupa dengan batuan induk (R) atau belum terjadi
perubahan. Horison C disebut juga dengan regolith: di lapisan bawah dan di atas
Horizon B R Horizon. Terdiri dari sedikit rusak bedrock-up. Tanaman akar tidak
menembus ke dalam lapisan ini, sangat sedikit bahan organik yang ditemukan di
lapisan ini.
Horizon R atau Batuan induk tanah
(R) merupakan bagian terdalam dari tanah dan masih berupa batuan.
Dalam profil tanah terdapat 4 batas
peralihan horizon yang terlihat secara visual dalam beberapa kategori, yaitu :
a)
Batas horison nyata, apabila peralihan kurang dari 2,5 cm,
b)
Batas horison jelas, apabila
peralihan terjadi dengan jarak berkisar antara 2,5 cm sampai 6,5 cm,
c)
Batas horison berangsur, apabila
peralihan terjadi dengan jarak berkisar antara 6,5 cm sampai 12,5 cm, dan
d)
Batas horison baur, apabila
peralihan terjadi dengan jarak lebih dari 12,5 cm.
Bentuk topografi dari batas harison
dalam profil tanah yang terlihat secara visual dibagi dalam 4 kategori, yaitu:
(1) bentuk topografi datar, (2) berombak, (3) tidak teratur, dan (4) terputus (Subagyo, 1970).
Epipedon atau horison atas /
permukaan penciri dibedakan dalam 8 kategori (Soil Survey Staff, 2003), yaitu:
(a) epipedon mollik,
(b) epipedon umbrik,
(c) epipedon okrik,
(d) epipedon histik,
(e) epipedon melanik,
(f) epipedon anthropik,
(g) epipedon folistik, dan
(h) epipedon plagen.
Endopedon atau horizon bawah
penciri dibedakan menjadi 13 (Soil Survey Satff, 2003), yiatu:
(a) horizon argilik,
(b) horizon kambik,
(c) horizon kandik,
(d) horizon kalsik,
(e) horizon oksik,
(f) horison gipsik,
(g) horizon petrokalsik,
(h) horizon natrik,
(i) horizon plakik,
(j) horizon spodik,
(k) horizon sulfuric,
(l) horizon albik.
Manfaat profil tanah bagi pertanian adalah sebagai bahan dasar dalam menentukan sifat –
sifat
tanah
dan
teknik
pengolahan
tanah
dan
jenis
tanaman yang akan diusahakan berdasarkan kemampuan akar menembus tanah. Sehingga segala budidaya akan lebih, bila didasarkan pada profil tanah tersebut(Foth,1978).
Berdasarkan pengamatan
yang dilakukan
dapat
diperoleh
hasil :
Terdapat 5 lapisan yang telah diamati,
masing – masing
mempunyai
kedalaman
berbeda.
a) Lapisan 1
mempunyai
kedalaman0
- 13 cm
b) lapisan 2
kedalaman13 - 32 cm diukur dari batas lapis
1
c) lapisan 3 mempunyai kedalaman32 - 45diukur dari batas lapis 2
d) lapisan 4
mempunyai
kedalaman45 - 61diukur dari batas lapis
3
e) lapisan 5 mempunyai kedalaman 61 –
76 diukur dari batas lapis 4
2.
Masing – masing lapisan mempunyai warna tanah yang berbeda yaitu :
a) lapisan 1 mempunyai warna very dark brown
b) lapisan 2 mempunyai warna dark yellow brown
c) lapisan 3 mempunyai warna dark reddish brown
d) lapisan 4
mempunyai
warna dark yellowis
brown
e) Lapisan 5 mempunyai warna dark
reddish grey. Data warna tersebut diamati dengan menggunakan buku Munsell Soil Colour Chart
3.Dilihatdariteksturnya.
a) lapisan 1
mempunyai
tekstur
lempung lempung
berliat
b) lapisan 2 mempunyai tekstur lempungberpasir
c) lapisan 3 mempunyai tekstur lempung Liat berpasir
d) lapisan 4
mempunyai
tekstur
lempung
liat
berpasir
e) lapisan 5 mempunyai tekstur lempung
liat berpasir
4. kandunganbahankasar.
Untuk semua lapisan pada lapisan 1, 2. 3, 4 dan 5 mempunyai bahan kandungan yaitu Fe
danMn.
5.
Pada
struktur
tanahnya .
a) Lapisan 1
mempunyai
struktur
lemah, kasar, dan gumpal
b) Lapisan 2mempunyai struktur lemah, sedang, dan gumpal
c) Lapisan 3
mempunyai
struktur
lemah, halus, dan remah
d) Lapisan 4
mempunyai
struktur
lemah, sedang, dan remah
e) Lapisan 5 mempunyai struktur lemah,
halus dan tiang.
5.
Dari konsistensinya.
a) Lapisan 1
mempunyai
konsistensi
lekat, lepas,
lepas
b) Lapisan 2 mempunyai konsistensi tak lekat,lepasdan lunak
c) Lapisan 3
mempunyai
konsistensi
agak
lekat, gembur
dan lunak
d) Lapisan 4mempunyai konsistensi agak lekat,gembur
dan lunak
e) Lapisan 5 mempunyai konsistensi agak
lekat, gembur dan lunak
6.
Dilihat
dari
derajat
keasaman (pH).
a) Lapisan 1
mempunyai pH 5
b) Lapisan 2
mempunyai pH 6
c) Lapisan 3
mempunyai pH 6
d) Lapisan 4
mempunyai pH 6
e) Lapisan 5 mempunyai pH 6
7.
Dilihat
dari
reaksi
terhadap
HCl
a) Lapisan 1 tidak berbuih (tidak mengandung kapur)
b) Lapisan 2 tidak berbuih (tidak mengandung kapur)
c) Lapisan 3 tidak berbuih (tidak mengandung kapur)
d) Lapisan 4 tidak berbuih (tidak mengandung kapur)
e) Lapisan 5 tidak berbuih (tidak
mengandung kapur)
8.
Dari segiperakaran.
a) Lapisan 1 Kasar, banyak sampai 13cm
b) Lapisan 2 Kasar, banyak sampai 13cm
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang dilakukan
dapat ditarik kesimpulan :
1. Tiap – tiap lapisan pada profil
tanah berbeda, mulai dari warna ; tekstur ; struktur ; konsistensi ; pH tanah
dll.
2. Lapisanatasdariprofiltanahmengandungcukupbanyakbahanorganik.
3. Untuk mengetahui kandungan bahan
organik dalam tanah digunakan larutan H2O2 dan akan
ditandai dengan keluarnya buih dari dalam tanah.
4. Selain itu, ada juga larutan HCL
yang digunakan untuk mengetahui kandungan kapur dari dalam tanah, sama halnya
dengan H2O2 ditandai dengan keluarnya buih dari dalam
tanah.
DAFTAR
PUSTAKA
Brady, N.C.1974. The Nature and Properties of Soil.
Mac MillanPub,co, Inc:New York
Dudal, R. Dan M. Soepraptohardjo. 1957. Soil Classification in Indonesia. Contr. Gen. Agr. Res. Sta. No.
148 : Bogor.
FAO/UNESCO. 1974. Soil Map of The World. Legend UNESCO : Paris.
Foth, H.D. 1988. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada
University Press:Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar